Ficool

The Demon's Covenant

Last_word
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
31
Views
Synopsis
Dalam dunia yang hampir dilahap iblis, seorang gadis berjalan dengan cahaya terang tanpa sepengetahuannya. Marie, seorang gadis suci terus menerus diincar iblis bagai hidangan nikmat. Ketika dalam keputus asaan, ia berdoa meminta pertolongan kepada Dewi. Yang datang bukan malaikat, bukan pahlawan, juga bukan pangeran, melainkan Iblis agung. Morgrath bersumpah untuk melindungi marie dengan darah,daging, dan tulangnya. Saat cahaya bersinar semakin terang, kegelapan pun semakin pekat.
Table of contents
VIEW MORE

Chapter 1 - Firasat

Ribuan zirah perak berdesir serempak, berjalan bagai benteng besi tak tertembus. Ribuan pedang menuding ke langit, siap menebas apapun yang menghalangi jalan mereka.

 

Ditengah barisan itu, terdapat sebuah kencana putih, berhias emas dan ornamen megah, ditarik empat kuda gagah bertameng besi. Empat kesatria mengapit dari luar, menjaga kereta kencana dari bahaya yang mungkin datang.

 

Satu lagi kesatria yang menjaga didalam. Helmnya tersandang di pangkuan, menampakkan sosok pria tua berjanggut lebat dengan sedikit uban. Dihadapannya seorang gadis kecil manis berselimut jubah putih, rambut pirangnya merefleksikan sinar matahari yang masuk lewat jendela. Matanya biru berlian, Nampak semakin bersinar dibawah Cahaya matahari.

 

"Tidakkah kau kepanasan, nona Marie?" tanya Ades

 

"Tidak. Lagi pula, aku sedang… berfotosintesis," jawab Marie, menutup mata sebentar menikmati hangat matahari.

 

Ades menghela napas dan mendekatkan secarik kertas kemukanya. "Ok…sampai mana aku tadi." Matanya menelusuri baris per baris." Ah, seperti yang kubilang sebelumnya, misi kita kali ini adalah untuk memusnahkan para iblis yang bersembunyi didesa Ertama. Dilaporkan bahwa iblis ini berperingkat Marquis, bertubuh besar dan bisa mengendalikan api. Diperkirakan sekitar dua ratus iblis rendahan mengikutinya. Para kesatria disana dibabat hingga tak tersisa dan semua warga disana menghilang. Laporan selesai."

 

Ades menurunkan kertas laporannya, melihat Marie yang memandang keluar jendela.

 

"Adakah yang selamat?" tanya Marie nada rendah.

 

"Hanya satu, dia yang melaporkan kejadian ini. Dan dia sedang dirawat saat ini, tidak perlu khawatir."

 

Tiba tiba, sebuah suara ketukan terdengar dari luar kencana. Terlihat salah satu prajurit berkuda mendekat kesini.

 

Ades bertanya."apa?"

 

Prajurit berkuda menjawab."Desa Ertama sudah terlihat didepan, kapten."

 

"Dimengerti, suruh semuanya untuk Bersiap."

 

Prajurit menjalankan memberikan hormat lalu menjauh dari kereta. Ades mengembalikan pandangannya ke Marie.

 

"Bersiaplah nona Marie, Ada sekumpulan makhluk menjijikan yang harus kita berantas."

 

Tak berselang lama, barisan pertama sudah mencapai Desa Ertama dengan diikuti yang lainnya. Desa tersebut Nampak dalam keadaan yang menyedihkan. Gerbang desanya hancur, begitu pula dengan dinding kayu yang mengelilingi desa tersebut. Nampak seperti ada raksasa yang menerobosnya kedalam. Banyak bekas cakaran dan gigitan terukir di dinding kayu yang berhias bercak darah. Seolah telah terjadi pertempuran berdarah darah disini...atau mungkin pembantaian.

 

Pasukan berjalan semakin dalam menuju desa. Suara desiran dari ribuan plat baja mengisi ruang kosong di desa. Rumah rumah disekitar memiliki kondisi yang hampir sama dengan dinding yang melindungi desa.

 

Seorang iblis bangsawan yang mampu memerintah lebih dari 200 Iblis Rendahan adalah ancaman yang mematikan. Untunngnya Ades, sebagai pemimpin penyerangan ini telah membawa lebih dari 500 pasukan untuk melawan mereka, ditambah dengan Marie yang memiliki Bless yang bisa mendukung seluruh pasukan ada disini. Kekalahan dipastikan tidak akan datang.

 

Pasukan itu telah diperintahkan Ades untuk mencari keberadaan para iblis yang bersembunyi. Pasukan dalam jumlah kecil telah diperintahkan untuk mencari setiap sudut desa. Tidak ada tanda tanda kehidupan di desa Ertama, bahkan tidak ditemukan satupun mayat, hanya kesunyian mencekam.

 

 Sore telah tiba, dan tetap tak ada hasil. Pasukan pengintai pun Kembali ke kamp dengan tangan kosong.

 

Ades saat ini sedang duduk disalah satu rumah tak berpenghuni untuk menerima laporan dari para anak buahnya. Satu demi satu regu kembali. Enam pemimpin kompi berdiri di hadapan Ades dan ruang kosong di sisi kiri terasa lebih berisik ketimbang desisan angin: kompi ketujuh tak kembali. 

"Tunggu, Dimana kompi ketujuh?" Ades menyipit.

 

Para prajurit itu memandang satu sama lain.

 

Ades telah menempatkan tujuh kompi untuk mencari keseluruh desa, namun yang ada dihadapannya saat ini berjumlah enam orang, ketua dari masing masing kompi. Tidak ada yang tahu Dimana kompi 7 berada. Ades bertanya tanya apa yang terjadi pada mereka, mungkinkah…

 

"Mungkin mereka diserang para iblis." Suara Marie berdiri tak jauh dari sana, para prajurit itu menegang.

 

Marie melanjutkan."Kita tidak menemui 1 iblis pun hari ini, aku pikir mereka sedang bersembunyi disuatu tempat. Mungkin menunggu kita berpisah untuk pencarian dan menculik salah satu kompi untuk melemahkan kita perlahan lahan karena mereka kalah jumlah."

 

Ades mengelus janggutnya."Masuk akal, lagipula mereka dipimpin oleh seorang iblis bangsawan. Tch, yang kali ini pintar"

 

"Ada satu tempat yang belum kita ketahui, pusat desa, tempat kompi ketujuh menghilang. Mungkin para demon sedang bersembuyi disana."

 

Ades menangguk angguk setuju sambil mengelus janggutnya. "Itu benar dan saat ini mereka mungkin ingin kita kesana." Ades berdiri dari tempat duduknya,"Kalau begitu ayo turuti keinginan mereka dan tunjukan pada mereka kekuatan kita. Prajurit, siapkan pasukan, kita akan menyerbu para makhluk keji itu" ucapnya dengan tegas.

 

Para prajurit itu pun mengangguk dan bergegas keluar rumah.

Ades memandangi helm ditangannya dengan wajah muram lalu memakainya. 

"Aku punya firasat buruk tentang ini"

Marie membalas dengan tenang."Jangan khawatir, Tuhan di sisi kita"