Ficool

Chapter 25 - Lomba dimulai

Banyak bangsawan menikah atas dasar perjodohan, bahkan belum pernah bertemu atau saling mengenal sebelumnya. Mengapa ratu mencurigai mereka sampai segitunya.

Ethan berbalik, matanya menatap langsung pada Evelyn sebelum menjawab, "wanita itu curiga bahwa kita sengaja bekerjasama. Dengan menikahimu, aku telah mengambil penuh dukungan Gregory yang biasanya selalu netral. Mungkin Ratu menganggap itu sebagai ancaman besar."

Dia sudah terbiasa dengan pergerakan dan taktik munafik wanita itu. Selama ini Ratu selalu dipuji bijaksana dan tidak membeda-bedakan antara ketiga pangeran. Namun hanya segelintir yang tahu, bahwa wanita licik itu pandai bersembunyi dibalik senyum hangatnya.

Evelyn mengangguk paham mendengar itu, Ratu sepertinya memang takut akan pergerakan mereka. Teringat sesuatu, Evelyn kemudian bertanya lagi, "mengenai perlombaan, apa kau pernah mengikutinya sebelumnya?" 

Tidak ada gambaran tentang lomba Malan ini di dalam novel. Itu wajar karena menurut waktu berjalannya alur, seharusnya Evelyn sudah mati sekarang.

Sekarang dia harus bertahan hidup dengan kemampuannya sendiri karena sistem tidak banyak membantu.

"Aku tidak pernah mengikuti lomba ini, tapi beberapa tahun lalu, aku pernah menonton lomba ini sebentar," ucap Ethan lalu menceritakan sedikit yang ia tahu tentang perlombaan Malan ini.

Delapan tahun lalu–saat Ethan berusia 15 tahun, dia pernah diajak Silas Scott untuk melihat acara lomba tersebut. Karena usia mereka belum cukup, keduanya hanya berdiri sebagai penonton perlombaan.

Disana mereka melihat para pria menunggangi kuda masing-masing, membawa alat panah, persenjataan serta perbekalan untuk berburu.

Sementara para wanita sibuk menyiapkan tempat duduk dan perjamuan ala gadis gadis muda. Mereka minum teh dan berbincang-bincang sambil menunggu pasangan mereka pulang dan mempersembahkan hadiah.

Ethan bertahan sampai para pria menghilang ke dalam hutan, mendengar para wanita minum teh sambil bergosip dan menggumamkan kata-kata palsu.

Karena tidak tahan dengan segala kemunafikan itu, Ethan pergi terlebih dahulu sementara Silas tetap tinggal karena ingin melihat kakaknya dalam perlombaan.

Evelyn yang mendengarkan dengan seksama cerita itu bergidik ngeri. Dapat dibayangkan suasana tidak nyaman dan melelahkannya perjamuan itu.

Dan bersilat lidah dengan para bangsawan... Evelyn sungguh tidak menyukainya.

Ethan sebenarnya malas untuk ikut acara seperti itu, karena pasti akan ada banyak konspirasi di dalamnya. Ini pertama kalinya dia ikut, tak ayal akan ada beberapa orang yang memanfaatkannya.

Mungkin dengan binatang buas, atau dengan para pembunuh bayaran. Yang pasti, perburuan tidak akan sesederhana itu.

"Kalau kau tidak setuju, kita bisa membatalkan keterlibatan kita," ucap Ethan. Dia tidak masalah harus menghadap Raja dan berkata bahwa mereka tidak bisa mengikuti perlombaan.

Evelyn menggeleng pelan,

"Itu mungkin akan menimbulkan rumor buruk. Apalagi kita berencana untuk memperbaiki citra dan menunjukkan kemampuanmu di depan publik bukan? Aku rasa itu saat yang tepat, bagaimana menurutmu?" Evelyn lanjut bertanya.

Ethan terdiam sebentar, dia lupa bahwa mereka akan memberikan pertunjukan perdana mereka nanti. Sebenarnya agak menantikan hari perlombaan tersebut. Mungkin, dia bisa memenangkan lomba dan memberi Evelyn tatapan kagum dari bangsawan lain.

Mereka juga harus menunjukkan kekompakan mereka agar terbangun citra baik untuk ke depannya.

"Aku tidak peduli dengan rumor buruk, tapi jika kau mau, kita bisa tetap mengikutinya." ungkap Ethan yang membuat Evelyn sedikit mengulas senyum kecil.

Ethan berkata jujur, sebelumnya dia bahkan tidak peduli dengan rumor buruk yang mengelilinginya. Namun sekarang dia tidak sendiri, ada Evelyn yang reputasinya sedang dipertahankan bersamanya–tentu Ethan tidak akan impulsif.

Pagi hari, seperti biasa Ethan selalu bangun lebih awal. Evelyn tidak tahu pria itu bangun pukul berapa karena dia selalu tidur lebih lambat dan bangun lebih cepat darinya.

Pagi ini merupakan pagi yang dinanti-nanti, hari dimana perlombaan Malan diadakan. Beberapa bangsawan sudah sibuk berhias dan bersiap tak terkecuali Evelyn.

Dia memakai gaun khusus untuk beraktifitas diluar, berwarna biru tua. Gaun ini tidak serumit gaun yang biasa dia pakai dan bahannya lumayan ringan.

Gadis itu bersiap ditemani Ginna, Aria dan beberapa pelayan lain. Akhir-akhir ini Aria sering ikut melayaninya– membuatnya mau tidak mau menerima kehadiran gadis pelayan itu.

Keberadaan Aria diperlukan disisinya untuk melihat apakah gadis itu mata-mata yang dikirim Ratu atau bukan.

Evelyn dan Ethan membawa banyak perbekalan dan senjata. Makanan akan dibagi untuknya di perjamuan dan sisanya akan dibawa oleh pria itu ke dalam hutan.

Evelyn pergi dengan mengendarai kereta kuda ditemani Ginna sementara Ethan mengiringi di samping dengan menaiki kuda.

Gadis itu membuka tirai kereta sedikit, dia melirik Ethan yang tampak gagah dengan jubah hitam dan senjata di punggungnya. Polis–kuda hitam itu juga dalam kondisi yang sangat baik meskipun pernah terluka.

"Nona, apakah benar-benar tidak masalah jika anda pergi seorang diri?" Ginna dengan penuh kekhawatiran, gadis ini benar-benar sensitif.

Dia takut untuk meninggalkan Tuannya ke dalam perlombaan itu, takut Evelyn terjebak skema jahat mereka.

"Tidak masalah, tidak perlu terlalu khawatir. Aku akan pulang dengan selamat." Kalimat hiburan itu tidak mengurangi kecemasan Ginna.

Para pelayan sepertinya dilarang masuk ke perlombaan itu, hanya diperbolehkan menunggu di kereta atau pulang ke kediaman, kemudian menjemput majikannya ketika acara sudah selesai.

Evelyn terhibur dengan raut khawatir Ginna, gadis ini sudah seperti adiknya sendiri. Temannya bercerita ketika bosan dengan kehidupan ketat bangsawan.

Ia memeluk Ginna sedikit, menepuk pelan pundaknya lalu menghibur, "tidak masalah, aku pasti akan menjaga diri."

Tidak lama kemudian mereka sampai ditempat berlangsung nya perlombaan. Tempat itu merupakan perbatasan antara hutan Lucida dan wilayah timur kerajaan, berbatasan juga dengan ibukota.

Di sana sudah ramai bangsawan berdatangan baik peserta ataupun yang hanya sekedar menonton. Suasana riuh diiringi musik klasik yang keras, menambah aura semangat untuk perlombaan.

Hutan Lucida merupakan hutan yang lebat, luas dan terkenal banyak hewan buas berkeliaran, disana berbatasan langsung dengan lautan yang membatasi dengan kerajaan Phelim.

Tujuan diadakannya perlombaan ini selain untuk cincin Aster, juga bermaksud untuk membasmi hewan buas yang meresahkan warga.

Jadi ada banyak sekali manfaat diadakannya perlombaan itu sehingga sampai sekarang, lomba Malan menjadi tradisi turun temurun yang diadakan oleh kerajaan.

Evelyn dan Ethan tiba disana tepat waktu, mereka berjalan berdampingan sehingga banyak bisik-bisik tentang mereka terdengar.

Tidak jauh dari sana, ada sekumpulan gadis muda yang bergosip. "Ya ampun, aku ingin pingsan sekarang. Mereka sangat serasi." Salah satu gadis berkata sambil memekik kagum.

Gadis lainnya menimpali, "benar, mereka cantik dan tampan. Aura mereka juga sangat mengesankan."

Yang lainnya menundukkan wajah, menyembunyikan raut kagum seolah melihat idolanya. "Aku yakin mereka akan jadi pemenang."

Sementara yang lain tampak tersenyum sinis, lalu berseru tidak senang, "hei apa yang kau katakan? Sebaik apapun mereka, tetap tidak bisa mengalahkan pasangan fenomenal kita–sang Pangeran dan Putri Mahkota."

More Chapters