Ficool

Chapter 22 - Malan

"Baiklah, sampaikan bahwa aku akan segera kesana," ucap Evelyn.

"Baik putri," ucap Dean kemudian menunduk hormat dan berlalu pergi, dia takut terpesona kecantikan Evelyn, bisa bisa kepalanya dipenggal oleh Tuannya. Memikirkan itu, Dean bergidik ngeri sambil memegang lehernya.

Tuannya itu memang agak tegas dengan apapun yang dia miliki. Walaupun dingin, Dean tahu bahwa Nona Evelyn ini telah memasuki kehidupan Tuannya-tepat ketika hari mereka menyetujui kesepakatan itu.

Jarang ada seseorang yang bisa mendapatkan perhatian Tuannya, bahkan dirinya pun perlu waktu lama untuk mendapatkan kepercayaannya. Mustahil Nona Evelyn tidak memiliki emosi spesial dengan Tuannya.

"Putri kedua, kami juga pamit undur diri, jika ada hal lain anda bisa segera memanggil kami. Kami permisi," ucap Aria mewakili kemudian pergi bersama pelayan lainnya.

Evelyn mengangguk sedikit sebagai persetujuan karena masih dirias oleh tangan ajaib Ginna. Setelah selesai, ia berjalan ke arah cermin besar lagi, agak gugup menantikan hal apa yang akan terjadi di ruang makan istana nanti.

Sebagai menantu baru, memang biasanya disiapkan perjamuan makan sederhana yaang dihadiri oleh keluarga inti kerajaan sebagai bentuk 'sambutan'.

Tidak lama kemudian pintu kamar terbuka lagi, Evelyn sedikit kaget mendapati bahwa Ethan lah yang masuk ke dalam kamarnya alih-alih pelayan.

"Apa Dean sudah memberitahumu bahwa kita akan ke istana untuk sarapan?" ucap Ethan dingin, membuka percakapan.

"Ya, tadi kepala pelayan yang memberitahu," sahutnya tenang.

"Bagus, kau akan pergi bersamaku." Ethan kemudian berlalu, mengambil barangnya yang sepertinya tertinggal di atas meja.

"Karena ini adalah pertemuan resmi pertama, aku harap kau bisa memainkan peranmu dengan baik. Tidak perlu banyak bicara dengan mereka, cukup menjawab seadanya jika ditanya," ucap Ethan dingin sambil menatap mata Evelyn.

"Tentu, sesuai kesepakatan." Evelyn menimpali. Tidak ada kehangatan dari percakapan mereka, namun masing-masing membawa pemahaman yang tak terungkapkan.

Mereka kemudian keluar dengan mantap, berjalan beriringan. Sepanjang perjalanan menuju istana terasa kikuk, tidak ada dari mereka yang berniat memulai percakapan.

Hingga akhirnya sampai di ruangan luas istana dengan meja panjang yang dipenuhi makanan di atasnya. Di sana sudah dihadiri Raja, Ratu, Pangeran Ketiga, Pangeran Mahkota dan Putri Mahkota yaitu Emely.

Pelayan segera mengumumkan kedatangan mereka kepada Raja. Raja berdiri, menyambut keduanya dengan raut bangga dan penuh kehangatan.

Upacara makan bersama itu berlangsung khidmat, sampai akhirnya sang Ratu-Feliza memulai percakapan.

"Beberapa hari dari sekarang akan diadakan perlombaan berburu. Peserta yang akan diikutkan adalah para bangsawan serta pemuda di Kerajaan ini-termasuk kalian sebagai pangeran. Aku harap kalian ikut serta dan segera mempersiapkannya," ucap Ratu Feliza dengan senyum lembutnya.

Evelyn sedikit mengerutkan kening mendengar itu, dia tidak pernah tahu bahwa ada hal semacam itu di Kerajaan.

Tradisi itu masuk akal, karena menilik bahwa kerajaan adalah tempat menunjukkan kekuasaan dan kekuatan, acara seperti ini mungkin telah menjadi tradisi turun-temurun dan diadakan setiap tahun.

"Tentu kami akan ikut serta ibu ratu, kami sudah berlatih dan membuat persiapan untuk acara tersebut" sambut Emely dengan senyum anggun.

Evelyn melirik sedikit ke arah Ethan, pria itu ternyata juga memperhatikannya dari samping. Ethan mengangguk pelan, memberi isyarat kepada Evelyn untuk mengikuti alur.

"Dan Ethan? Apa kalian sudah mempersiapkannya?" tanya Ratu Feliza dengan senyuman lembut.

"Tidak, belum sempat." Ethan menyahut singkat, tampak tidak tertarik dengan perlombaan tersebut.

"Maaf ibu, kami belum sempat menyiapkan keperluan untuk perlombaan itu," ucap Evelyn mewakili.

Ratu Feliza terlihat mengerutkan kening mendengar hal tersebut.

"Itu wajar, pernikahan mereka baru dilaksanakan kemarin, kesibukannya membuat mereka tidak ada waktu untuk mempersiapkan hal lain. Tidak masalah, kalian hanya perlu mempersiapkan keperluan seperti kuda dan perbekalan, sisanya nanti akan diurus pelayan," ucap Raja memaklumi.

Acara yang dimaksud bernama Malan, yang merupakan tradisi dimana para pasangan yang baru menikah ataupun sepasang kekasih yang belum pernah mengikuti tradisi itu berlomba untuk mengetes kekuatan cinta mereka.

Juga kesempatan bagi para pria untuk melamar gadis pilihannya jika memenangkan perburuan. Di perlombaan itu sebenarnya hanya pihak laki-laki yang perlu berjuang, sedangkan para perempuannya menunggu hasil dari perburuan mereka.

Barang siapa yang memenangkan perburuan, akan mendapatkan hadiah mewah serta hubungannya dengan pasangannya akan kekal sampai maut memisahkan karena dapat doa dan berkah langsung dari Raja.

"Louis, apa kau juga akan ikut serta?" Ratu menoleh, bertanya pada anak bungsunya yang sedari tadi diam.

"Ya, aku akan ikut serta dalam perlombaan itu." Louis menyahut singkat tanpa mengalihkan tatapan dari makanannya.

Evelyn memperhatikan dengan sedikit terkejut, sepertinya Pangeran yang terkenal ramah itu justru terlihat berbeda ketika bersama keluarganya.

Ratu tersenyum keibuan, matanya menyala penuh kasih sayang sambil menatap anak-anaknya–kecuali ke arah Ethan dan Evelyn tentunya.

Di perlombaan itu, akan disebar banyak hewan buruan. Peserta wajib membawa minimal lima jenis hewan buruan dalam jangka waktu satu hari dan kembali sebelum matahari terbenam.

Ada jalan pintas untuk memenangkan perlombaan. Jika peserta menemukan cincin emas berbandul ruby berbentuk oval, akan dinyatakan sebagai pemenang tidak peduli sesedikit apapun buruan mereka.

Pada dasarnya, lomba ini adalah mencari cincin Aster-cincin emas yang dikatakan sakti dan sudah dicari secara turun temurun. Ada yang mengatakan bahwa cincin itu adalah cincin ratu salaryn generasi kedua. 

"Disini kita mempunyai dua pasangan yang baru menikah, jadi aku harap kalian bisa menyelesaikannya dengan baik. Perlombaan itu untuk mengetes cinta kalian kepada pasangan. Apa kata rakyat nanti jika calon Raja dan Ratu kita tidak memiliki ikatan kuat satu sama lain," ucap Ratu Feliza. Matanya melirik antara dua pasangan itu–atau lebih tepatnya ke arah Leonardo dan Emely.

"Aku harap kalian bersungguh-sungguh untuk mengikutinya," lanjut Ratu sambil tersenyum lembut.

"Ibu tidak usah khawatir, kami akan mengikuti acara itu dengan baik. Kami juga tidak akan mengecewakan ibu," ucap Leonardo, dan Emely pun mengangguk mengiyakan.

Sedangkan Ethan dan Evelyn hanya diam saja sedari tadi, kata Ethan tidak perlu terlalu larut dengan mereka.

Usai sarapan yang 'menyenangkan' itu, Ethan mengajak Evelyn menuju peternakan pribadinya. Tempat luas itu dipenuhi kuda-kuda gagah milik keluarga kerajaan–binatang yang biasa dipakai prajurit maupun bangsawan dalam perlombaan Malan.

Dari semua kuda, Evelyn dibawa Ethan menuju kuda-kuda dibarisan khusus, sepertinya kuda itu memiliki keistimewaan dibandingkan yang lainnya.

Mereka disambut penjaga kuda–Gion yang segera memperkenalkan kuda kepada Evelyn.

Gion dan para prajurit yang berlatih sebelumnya terkejut mendengar bahwa Tuan mereka datang bersama seorang wanita yang sudah menjadi istrinya. Semuanya menghentikan latihan mereka dan menatap penasaran.

Ketika mereka melihat dua orang itu, mereka tertegun dan berseru kagum. Pemandangan dua orang dengan visual dan aura mengesankan membuat mereka semua terdiam.

More Chapters