Ficool

Chapter 13 - Louis Von De Coutland

Matahari pagi mulai menyebar, menemani kegiatan Evelyn yang menghabiskan waktunya mencari informasi tentang racun terlarang bernama Lican.

Racun itu terbuat dari tanaman Lican, sejenis tumbuhan merambat yang hanya hidup di pedalaman hutan Salaryn.

Racun itu memang mematikan, walaupun cukup lambat dalam bereaksi. Biasanya membutuhkan waktu paling cepat satu atau dua jam dan paling lambat beberapa bulan tergantung daya tahan tubuh korban dan dosis yang diberikan.

Tapi jika digunakan dalam dosis besar dan terkena darah, racun itu akan bereaksi dengan cepat.

Racun itu mematikan, mereka melemahkan energi dan daya tahan tubuh korban yang bahkan sekelas jenderal pun akan terpengaruh jika dikonsumsi dalam dosis tinggi.

Bila diminum oleh ibu hamil, bayi yang ada dalam perutnya bisa terpengaruh. Jikapun bayinya selamat, ibu dari bayi itu akan kehilangan kesempatan untuk hamil lagi dan daya tahan tubuh melemah,nberujung sakit dan meninggal dunia.

Sampai saat ini, para profesor dan orang-orang akademi Phelim berusaha keras mencari penawar untuk racun itu.

Dan mengenai hal yang telah disebabkan oleh Marquess Lovell, dia baru mengetahui bahwa Marquess Lovell dan Duke Gregory memang mempunyai persaingan sedari dulu.

Dari mulai perebutan wilayah, kekuasaan bahkan gelar,dan akhirnya keluarga itu hanya mendapat gelar Marquess dibanding keluarga Gregory yang mendapat gelar duke. Dan persaingan itu berlanjut sampai ke generasi Hans Lovell ,ayahnya Emely dan Jeiran Gregory, ayah dari Evelyn.

Hal itulah yang mungkin menjadikan keluarga Lovell sampai mengirim orang untuk melenyapkan Duke Gregory terdahulu.

Evelyn merasa tertekan sekarang, kepalanya sakit dengan banyaknya informasi yang masuk ke otaknya. Bagaimanapun, dia hanya orang asing yang datang dan harus menghadapi skema para bangsawan, yang bahkan bisa mengancam nyawa nya.

Dan sistem sepertinya tidak bisa banyak membantunya karena dialah yang harus bisa mencari jalan keluar dan cara bertahan hidup sendiri.

Marquese Lovell mempunyai dendam sedari dulu. Itu artinya jika Evelyn tidak mencari masalah dengan Emely pun, dia tetap berakhir buruk.

Bangsawan Gregory adalah wilayah damai dan tertutup. Ekonomi kerajaan ditentukan oleh keluarga mereka. Walaupun disegani dan hebat, ada banyak sekali bangsawan yang iri dan ingin menyingkirkan mereka.

Rumor buruk yang dimulai adalah dari salah satu bangsawan untuk melemahkan kekuatan Gregory. Walaupun benar, tapi tidak ada yang benar-benar mengkonfirmasinya.

Evelyn mengetukkan jarinya pelan ke atas meja, pikirannya rumit. Posisi dan kemampuannya saat ini tidak mampu untuk melawan keluarga Lovell. Dan yang ia butuhkan adalah status lebih tinggi agar setara.

Satu-satunya solusi untuk melindungi keluarga Gregory adalah mencegah Marquess Lovell naik jabatan. Yaitu dengan Pangeran Mahkota naik tahta dan kekuasaan Lovell melemah.

Jika Pangeran Mahkota naik tahta, status dan kekuasaan Marquess akan membesar. Dengan itu, mudah bagi Lovell melawan mereka.

Ya... dengan mencegah Leonardo naik tahta, keluarga Lovell akan lebih mudah dikalahkan. Dan kejahatannya kepada duke Gregory juga lebih mudah untuk di ungkapkan kepada publik.

Untuk itu, ia juga harus mempunyai status lebih tinggi untuk bisa menyaingi dan melawan mereka.

"Aku tidak mungkin meninggalkan keluarga Gregory dalam ketakutan," gumam Evelyn pelan.

Ia tidak mau keluarga Gregory hancur hanya karena dendam yang telah mengakar selama bertahun-tahun.

Dalam keheningan itu, tekad Evelyn di mata emasnya menyala kuat. Bibirnya melengkung tipis, membuang habis pikiran damainya dan siap masuk ke dalam pertempuran nyata para bangsawan itu.

Sekarang Evelyn memiliki kesempatan untuk mengubah total kehidupan mereka. Ia ingin menyelamatkan keluarga dan rakyat yang dicintainya lalu pergi dengan damai ke dunia asalnya.

Itu rencana yang indah....

Ia adalah antagonis dalam cerita, dan Evelyn bersedia untuk tetap menjadi antagonis di kehidupan ini lagi. Namun bedanya, sekarang ia tidak berniat bekerjasama dengan pangeran ketiga itu lagi.

Bibirnya mengeluarkan senyuman sinis, menyeringai puas memikirkan siapa yang lebih berpotensi besar untuk merebut tahta.

Suasana ramai namun khidmat, kain-kain putih yang lembut menjuntai indah-menghiasi dari halaman istana itu dengan dekorasi mewah ala pernikahan.

Hari ini adalah hari spesial bagi kerajaan. Dimana pernikahan megah antara pangeran mahkota Leonardo dan Emely dilaksanakan. Tepatnya di aula luas tempat perjamuan kemarin.

Emely datang mengenakan gaun putih mewah dengan banyak perhiasan di kepalanya. Sementara Leonardo memakai jubah putih dengan aksen emas khas kerajaan Salaryn.

Pernikahan berjalan lancar dengan sorak ramai yang menggema dari rakyat yang bahagia. Evelyn menatap seluruh proses dari balik mejanya di pojokan, tak berniat untuk mendekat.

Banyak bangsawan diundang, sebagian besar tidak Evelyn kenal dan ia hanya duduk diam di tempat yang tidak terlalu ramai. Menikmati para bangsawan itu melempar candaan sambil berpura-pura memuji satu sama lain.

Evelyn memperhatikan jalannya pernikahan itu dengan tenang, tanpa banyak berinteraksi dengan bangsawan lain. Namun ketenangan itu mendadak hilang karena di akhir acara, Evelyn dihampiri oleh Pangeran Louis.

"Maaf menggangu waktu anda nona Evelyn," ucap pangeran Louis sambil tersenyum.

"Hormat yang mulia pangeran ketiga, ada perlu apa anda mencari saya." Evelyn segera berdiri dan membungkuk hormat. Sementara dalam hati bertanya-tanya apa yang pria ini inginkan darinya.

"Tidak perlu terlalu formal nona, panggil saja saya Louis," ucap Louis ramah.

"Itu terlalu tidak pantas yang mulia." Evelyn menjawab lagi, berusaha menjaga nadanya agar tetap sopan menghadapi senyum penuh kepalsuan Louis.

"Baiklah, kalau begitu kau boleh memanggilku Pangeran Louis. Kalau tidak keberatan apakah saya bisa meminta waktu anda untuk sekedar berbincang-bincang, Nona?" ucap Louis lagi dengan ramah. Benar-benar tipikal pangeran yang tidak berbahaya dan mudah didekati.

"Apa yang ingin pangeran Louis bicarakan dengan saya." Tanya Evelyn sesaat setelah pangeran itu duduk dk depannya.

Dia merasa tidak nyaman berinteraksi dengan pangeran Louis. Benaknya selalu membayangkan kekejaman pria itu dari balik senyum cerahnya.

Hening...

Pangeran Louis hanya diam menatapnya sambil menimbang-nimbang sesuatu. Orang itu seperti berpikir keras apakah dia cukup bisa dipercaya atau tidak.

"Apa kau ingin mengalahkan Emely?" Tanpa basa-basi lagi, Pangeran Louis langsung mengatakan tujuannya setelah keheningan yang melanda.

"Apa maksud anda yang mulia? saya tidak mengerti," jawab Evelyn tenang.

Dia tidak tahu darimana pangeran ketiga mengetahui tentang rencananya. Sepertinya memang Pangeran ini sangat pandai dalam membaca ekspresi seseorang.

"Aku menginginkan Emely dan nona, aku tahu kau pintar dan mengerti akan maksudku. Aku bisa membantumu, kau bisa mengambil kembali kursi tahta milikmu setelah berhasil mengalahkan Emely. Tahta akan berada ditanganmu dan dengan begitu aku akan memiliki Emely," ucap Louis sambil menyeringai.

Yang dimaksud Louis adalah dia bisa mengambil kembali gelar putri mahkota dan menikah dengan Leonardo. Sedangkan Emely, jika Louis sudah mendapatkannya, mereka akan menikah dan hidup damai tanpa saling mengganggu.

Sungguh manipulatif, dia pikir Evelyn tidak tahu rencananya dalam melengserkan Pangeran Mahkota. Jika Louis sudah mendapatkan Emely, dia akan menjatuhkan Leonardo dan menjadikan dirinya sendiri sebagai Raja dan Emely kembali menjadi Ratu masa depan.

Inilah yang dikatakan oleh Louis kepada Evelyn terdahulu... Sungguh malang nasib gadis itu.

Namun Evelyn sekarang bukanlah gadis yang sama yang terobsesi dengan Pangeran Mahkota.

"Maaf pangeran, sepertinya kita tidak dalam pembicaraan yang selaras. Dan juga jika anda ingin memiliki Emely, kenapa tidak berusaha membuat Emely jatuh cinta dengan anda alih-alih menggunakan saya sebagai kambing hitam?" ucap Evelyn tenang. Dia sudah menduga hal ini akan terjadi, motivasi dan alasannya sama dengan yang ada di dalam novel.

More Chapters