Ficool

Chapter 10 - Emely Lovell

Evelyn mengingat plot yang ada dalam novel. Di dalam novel, tidak ada keterlibatan Pangeran kedua dalam perjamuan ini karena telah dibunuh oleh Pangeran ketiga.

Pangeran kedua telah ke medan perang selama berbulan-bulan dan baru beberapa hari yang lalu saja ia kembali dengan membawa kemenangan.

Itu berarti malam itu orang-orang suruhan dari pangeran ketiga lah yang telah mengincar pangeran kedua. Dan karena Pangeran kedua tidak jadi terbunuh malam itu, dia bisa hadir di perjamuan ini untuk mendapatkan kehormatan.

Setelah tiba saat yang tepat untuk memulai perjamuan, Raja berdiri dari singgasana dan terlebih dahulu membuat pengumuman.

"Hadirin yang berbahagia, tamu undangan dan para bangsawan yang hadir, terimakasih karena telah datang dan menyempatkan waktu untuk hadir dalam acara perjamuan ini," ucap Raja Philip memulai sambutan.

Tidak heran kalau Raja Philip merupakan salah satu raja yang mempunyai reputasi baik, karena penyampaian dan gaya beliau yang berwibawa, sopan dan bijaksana.

Raja mengedarkan pandangannya, menatap kerumunan tamu bangsawan yang jumlahnya ratusan itu dan mengumumkan, "Hari ini adalah hari ulang tahunku, tapi aku ingin memberikan kehormatan kepada Putraku."

Raja menatap Ethan yang duduk di samping kirinya dan melanjutkan, "Pangeran Kedua, Ethan Sander De Coutland telah pulang dan membawa kemenangan yang mutlak diraih oleh kerajaan kita."

Begitu suara itu menggema, semua orang segera bersorak merayakan kemenangan kerajaan mereka oleh Pangeran Kedua.

Raja tersenyum berwibawa, ia senang jika ada yang ikut merayakan kemenangan Ethan. Ia tahu, jika putra keduanya itu tidak akan mau diberi pesta kehormatan. Oleh sebab itu ia mengadakan pesta penghormatan dihari yang sama dengan ulang tahunnya.

Pujian-pujian untuk Ethan mulai berdatangan dan suasana kembali riuh dengan deruman penuh bangga.

(aku selalu mengagumi pengeran kedua, beliau sangat mempesona)

(alangkah baiknya jika pengeran lebih sering hadir di acara seperti ini, aku tidak akan bosan untuk melihatnya)

(apakah pangeran itu sudah mempunyai kekasih atau calon istri, kalau tidak, aku mempunyai beberapa kenalan)

Lebih banyak lagi pujian yang diterima pangeran kedua, sementara objek pembicaraan sama sekali tidak menanggapi hal itu.

Ia hanya melirik kearah mereka dengan wajah dingin, tak tahu apa yang ada dalam pikirannya.

Sorakan ramai mereda, membuat Raja Philip kembali mengatakan sesuatu yang membuat semua orang terkejut.

"Karena kau telah berhasil membawa kemenangan dan kehormatan untuk kerajaan ini, kau dianugerahi untuk mengambil alih kepemimpinan prajurit kerajaan dan satu permintaanmu akan aku kabulkan tanpa kecuali."

Philip menatap Ethan lalu berkata, "kau bisa mengatakan apa yang kau inginkan sekarang."

Semua orang melirik pangeran kedua dengan terkejut dan kagum, permintaan terhadap raja, mereka sungguh iri. Di kerajaan ini, dekrit dan keputusan Raja adalah mutlak.

Mendapatkan pengabulan permintaan dari Raja sungguh anugerah besar. Belum lagi tentang kekuatan militer Kerajaan yang dianugerahkan, pangeran kedua sungguh beruntung.

Pangeran Ethan berdiri dari kursinya dan berkata setelah sekian lama diam.

"Terimakasih untuk Raja atas hadiah dan anugrahnya. Saya memiliki satu permintaan tapi mungkin tidak digunakan untuk saat ini."

Suara dingin pangeran Ethan menggema di aula besar itu. Semua orang menahan napas, suara Pangeran itu sedingin ekspresinya.

"Kalau begitu kau juga bisa mengatakannya sekarang putraku." Raja Philip tersenyum.

"Saya ingin pernikahan saya, saya sendiri yang akan memilih. Saya tidak menerima perjodohan dalam bentuk apapun." Ia meminta dengan wajah tanpa ekspresi yang jauh dari gestur menghormati namun tetap terlihat sopan.

Ethan tahu, kemunculannya di perjamuan ini akan menarik lebih banyak masalah. Setelah ini, mungkin para bangsawan akan beramai-ramai menjodohkan putri mereka dengannya seperti sebelum-sebelumnya.

Ia tidak ingin Raja mengeluarkan dekrit mutlak tentang pernikahannya. Jika itu terjadi, ia hanya akan menjadi pion bangsawan-bangsawan licik itu untuk naik jabatan.

"Kau memang putraku yang tidak pernah peduli akan kekuasaan dan jujur. Baiklah, permintaanmu itu, aku akan mengabulkannya," ucap Raja Philip sambil tertawa bangga.

Alih-alih kekuasaan, Ethan justru meminta sesuatu yang membuat orang-orang menghela napas menyesal.

Dari jauh, mata tajam Evelyn bisa melihat pangeran Louis mengetatkan rahangnya geram walaupun ditutupinya dengan senyum sopan.

Sungguh pangeran yang pandai berpura-pura dan bermuka dua, kalau saja Evelyn tidak tahu alur cerita novel ini, dia bisa saja menganggap pangeran Louis sebagai pangeran bungsu yang sederhana dan baik.

Perjamuan pun dimulai dengan khidmat, kemudian Raja berdiri lagi dan mengumumkan pernikahan antara Pangeran Mahkota, Leonardo Von De Coutland dengan putri Marquess Lovell, Emely Lovell. Semua tamu undangan berbahagia dan menyambut berita pernikahan itu dengan baik.

Tiba-tiba saja sang Ratu, yang sedari tadi diam, berdiri dan mengusulkan, "aku yakin semua tamu sedang menantikan pertunjukan bakat dari gadis paling berbakat di Kerajaan ini."

Ratu menatap Emely dari kejauhan dengan senyum lembut membuat gadis itu tertunduk malu.

Semua orang menyambut antusias, karena memang mayoritas orang disini sangat menyukai gadis itu. Dia cantik, lemah lembut dan bijaksana, membuatnya menjadi putri bangsawan kesayangan semua orang.

Emely berdiri di bawah tatapan semua orang dan berjalan anggun ke depan.

"Wahai Nona Lovell, bakat apa yang kau perkenankan kami untuk melihat?" tanya Ratu Feliza.

"Hormat yang Mulia Ratu, karena saya tidak mempunyai cukup waktu untuk bersiap, saya akan menampilkan bakat sederhana saja. Saya akan menarikan taru pita dan menunjukkannya pada semua orang," ucap Emely kemudian membungkukan hormat.

Musik halus bergema dan Emely mulai menari dengan sangat lihai dan lincah. Semua orang hanyut dalam alunan musik lembut dan tarian indah Emely.

Dia menari anggun menggabungkan pita berwarna merah itu dengan gaun putihnya, memberi efek visual yang mengagumkan, seperti seorang peri yang sedang menari-nari dengan indah.

Setelah selesai, orang-orang bertepuk tangan atas pertunjukan bakat yang indah itu.

Evelyn juga ikut bertepuk tangan, dia mengapresiasi bakat Emely, mirip dengan tari balet dengan pita kalau di dunia ini.

Setelah suasana menjadi khidmat kembali, Ratu Feliza bersuara lagi,

"tampaknya agak tidak cukup jika hanya menampilkan bakat dari satu gadis saja. Aku melihat banyak gadis-gadis cantik yang terkenal dan juga yang baru pertama kali kulihat disini. Mungkin satu orang lagi bisa menunjukkan sedikit bakatnya."

Kalimat Ratu Feliza membuat banyak gadis tersipu dan gugup menantikan jika nama merekalah yang dipanggil.

"Aku melihat gadis cantik disana, duduk dengan anggun mengenakan gaun biru muda," ucap Ratu Feliza sambil mengarahkan matanya kearah tempat duduk Evelyn membuat semua mata tertuju padanya.

Evelyn yang sedang duduk tenang itupun terkejut saat semua orang menatapnya. Gadis itu mengerutkan kening samar, mengapa dari semua orang yang hadir, justru dialah yang dipilih Ratu?

Evelyn memang kerap tampil di depan banyak orang, tapi tidak di dunia asing dimana bahkan peraturan dan budaya mereka berbeda dengan tempatnya dulu.

"Bolehkah nona berdiri dan memperkenalkan diri, nama dan dari keluarga bangsawan mana," ucap Ratu Feliza sambil tersenyum.

More Chapters