Bab 2: Mata dari Dasar
Nadya mundur satu langkah. Lalu dua.
Senter di tangannya bergetar, sinarnya tak lagi fokus. Tapi ia yakin... ia melihat mata di dalam sumur itu. Mata putih tanpa bola hitam, menatap lurus ke arahnya, tak berkedip.
Dan meskipun tidak ada mulut yang terbuka… suara itu masih terdengar di telinganya.
"Nama itu... bukan milikmu..."
Nadya berusaha menenangkan diri. Ia berpikir ini hanya efek kelelahan, suara yang diciptakan otaknya sendiri. Ia menekan tombol "stop" di voice recorder dan memutar ulang hasil rekaman.
Tapi... suara yang terdengar bukan hanya miliknya.
"...Akan mendekat untuk dokumentasi.""Nadya... kembalikan yang kau bawa.""Kembalikan… nama yang telah dicuri."
Itu terekam. Bukan halusinasi.
Kain Merah Tua
Saat hendak pergi, pandangannya terpaku pada sesuatu yang menyangkut di semak dekat sumur—sehelai kain merah tua yang tampak seperti bekas selendang.
Kain itu masih basah. Tapi bukan karena hujan… melainkan karena darah kering.
Dan saat Nadya menyentuhnya, sepotong memori asing melintas di kepalanya:
Seorang gadis menangis di pinggir sumur. Di sekelilingnya, suara orang-orang berdoa.Lalu tali diturunkan… dan tubuh gadis itu perlahan diturunkan ke dalam sumur."Demi keselamatan desa…" bisik mereka.
Nadya terlempar mundur, napasnya terengah.
"Apa itu tadi?" bisiknya pada dirinya sendiri.
Tanda yang Kembali
Malamnya, Nadya kembali ke penginapan dekat desa. Ia ingin menyimpan semua rekaman dan bukti. Namun saat membuka laptop, sesuatu aneh terjadi.
Folder tempat semua hasil rekaman tersimpan berubah nama menjadi "DIAMBIL".Semua file hilang kecuali satu.
Dan satu-satunya file yang tersisa… bernama:
"SUMUR_NAMA_YANG_DIHAPUS.mp4"
Ia membukanya.
Video itu menampilkan dirinya sendiri… tapi dari sudut yang tidak mungkin. Seolah seseorang merekamnya dari balik semak-semak, saat ia menyorot ke dalam sumur.
Di akhir video, terlihat satu tangan kurus keluar dari dalam sumur...
menunjuk langsung ke arah kamera.