Ficool

Jembatan Cinta Kita

DUNIABETowin
49
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 49 chs / week.
--
NOT RATINGS
132
Views
Synopsis
Di sebuah jembatan kayu tua yang membentang di atas sungai yang tenang, dua hati yang ditakdirkan bertemu di bawah cahaya senja yang lembut. Ayra, seorang perempuan muda yang melarikan diri dari masa lalunya yang menyakitkan, bertemu Ren, seorang seniman misterius yang melukis kenangan di atas kertas. Dunia mereka bertabrakan di "Jembatan Cinta" — tempat rahasia, janji, dan penyembuhan dipertukarkan di setiap penyeberangan. Namun, bisakah cinta benar-benar bersemi di jembatan yang dibangun dari hati yang terluka?
VIEW MORE

Chapter 1 - JEMBATAN CINTA KITA

Chapter 1: Langkah Pertama

Angin sore mengalir lembut di antara sela-sela papan jembatan tua yang menghubungkan dua sisi desa. Jembatan itu sudah berdiri puluhan tahun, saksi bisu berbagai cerita—tentang pertemuan, perpisahan, dan janji yang tak pernah ditepati.

Ayra berdiri di tengah jembatan, memeluk tubuhnya sendiri. Rambut panjangnya menari diterpa angin, dan tatapannya kosong menembus cakrawala senja yang perlahan tenggelam. Hari ini genap satu tahun sejak ia meninggalkan kota, meninggalkan segala yang membuat hatinya luka.

Di tangan kanannya, sebuah surat yang sudah kusut tergenggam erat. Surat itu ditulis oleh seseorang yang dulu pernah membuat hatinya berbunga—dan kini, justru menjadi alasan ia menjauh.

Langkah pelan terdengar dari arah ujung jembatan. Seorang pria mendekat, membawa buku sketsa dan pensil di tangan. Ia berhenti tak jauh dari Ayra dan menatap ke arah sungai.

"Tempat ini tenang, ya," katanya tanpa menoleh.

Ayra hanya diam, sedikit menoleh untuk memastikan suara itu nyata. Pria itu tinggi, berpakaian sederhana, namun ada sesuatu dalam cara bicaranya yang terasa... familiar.

"Aku sering datang ke sini untuk menggambar. Tapi hari ini, sepertinya aku tidak sendiri," lanjutnya, lalu tersenyum singkat.

Ayra menarik napas, mencoba meredam gemuruh dalam dadanya. "Aku juga... cuma lewat."

"Kalau begitu, kita sama-sama bukan orang sini." Pria itu menoleh dan menatap Ayra. Matanya tajam namun teduh, seperti menyimpan banyak cerita.

"Hm, mungkin kita berdua sedang mencari sesuatu yang hilang," tambahnya sambil membuka buku sketsanya.

Ayra menatapnya heran. "Kau... sering ke sini?"

"Sudah tiga bulan. Aku sedang mencoba menyelesaikan satu lukisan yang... belum selesai sejak lama."

"Apa yang membuatnya belum selesai?"

"Karena aku belum tahu bagaimana akhir ceritanya," jawab pria itu sambil menatapnya lurus. "Mungkin kau bisa bantu aku."

Ayra terdiam. Di sinilah—di jembatan cinta—ia menyadari bahwa mungkin semesta sedang membukakan kembali pintu hatinya. Bukan untuk kembali ke masa lalu, tapi untuk mulai menulis kisah yang baru.