Louis berhasil membunuh dan mengambil alih kekuasaan dari tangan Pangeran Kedua. Walaupun Pangeran kedua itu dikenal sebagai Pangeran yang tidak tertarik dengan tahta, ia tetap merasa terancam akan keberadaan kakak keduanya itu.
Setelah Pangeran Kedua mati, kekuatan militer kerajaan pun diberikan kepada Louis selaku Pangeran yang juga berbakat dalam bidang militer walau tidak sekuat Pangeran Kedua.
Kemudian tanpa sepengetahuan ibunya, dia juga berencana mengambil gelar Putra Mahkota dari kakak kandungnya sendiri, Leonardo, sang pangeran pertama.
Louis mengatur skema dan menjadikan Evelyn Gregory, gadis bangsawan duke untuk menjadi salah satu pionnya karena gadis itu tergila-gila dengan putra mahkota.
Mereka bekerjasama untuk memisahkan Emely dan Leonardo terlebih dahulu supaya kekuatan faksi putra mahkota akan berkurang dengan Emely yang tidak jadi menikah dengan putra mahkota.
Evelyn beraksi di setiap perjamuan yang juga didatangi Emely untuk merusak reputasi gadis itu agar tersingkir dari kandidat terkuat calon Putri Mahkota.
Dengan begitu mereka tidak akan menikah dan Louis bisa mendapatkan kesempatan untuk mengambil Emely lagi sebagai istrinya.
Puncaknya Evelyn berusaha menjatuhkan reputasi Emely didepan masyarakat kelas atas di sebuah perjamuan yang diadakan untuk memperingati ulang tahun Raja.
Evelyn mencoba memfitnah bahwa Emely telah berselingkuh dengan seorang baron yang telah dibayar oleh Louis. Emely yang pintar itu kemudian mengelak dan berhasil membuktikan ketidakbersalahannya.
Evelyn malu karena dicemooh dan membuat putra mahkota semakin benci padanya, ia mencampurkan racun kedalam minuman Emely tanpa sepengetahuan Louis.
Emely berhasil diracuni dan berakhir koma, tapi kemudian perbuatannya terbongkar karena salah satu dari bangsawan mengetahui asal racun yang hanya berasal dari wilayah Duke Utara. Tapi karena tidak ada bukti yang membuktikan bahwa ialah yang membawa racun itu, ia selamat dari hukuman kerajaan.
Louis yang mendengar itu seketika tahu bahwa Evelyn lah yang mengirim racun itu untuk mencelakai Emely, membuatnya menyiksa Evelyn, memalsukan kematiannya dan menjualnya untuk dijadikan sebagai budak.
Putra mahkota menyelidiki kasus itu dan akhirnya terungkap bahwa Louis lah yang ikut berperan dalam rencana tersebut.
Kejahatan Louis yang telah membunuh dan mengambil kekuatan militer Pangeran Kedua pun juga terungkap. Menjadikannya di cap sebagai seorang pembunuh dan pemberontak yang membuatnya dihukum penggal dihadapan seluruh rakyat kerajaan Salaryn.
Sang ratu yang ikut peran dalam membunuh putra kedua pun turut diasingkan. Awalnya dia juga akan dibunuh, tapi karena putra mahkota begitu menyayangi ibunya, akhirnya ibunya tidak jadi dibunuh dan hanya diasingkan ke istana dingin.
Sang Raja yang saat itu sedang sakit pun semakin diperparah dengan kekacauan di kerajaannya, Raja kemudian wafat beberapa saat setelah Ratu diasingkan.
Akhir hidup untuk Evelyn, beberapa bulan kemudian dia berhasil kabur saat Tuan pemiliknya lengah dan pulang ke wilayah Duke Utara.
Tapi yang menyambutnya bukanlah kediaman megah wilayah Duke Utara, melainkan tanah gosong yang sudah habis tak tersisa dilalap api.
Rupanya putra mahkota dan ayah dari Emely lah yang membalas dendam usai mengetahui rencananya. Dengan hati yang dipenuhi penyesalan dan penderitaan, ia pun memutuskan untuk mengakhiri hidupnya sendiri.
Dan akhir bahagia hanya untuk protagonis, mereka menikah beberapa hari setelah Emely pulih dari sakitnya.
Pelantikan raja dan ratu yang baru diadakan beberapa saat setelah mereka resmi menikah karena atas titah sang raja sebelum beliau meninggal dunia untuk mempercepat pelantikan.
Evelyn menghela nafas setelah mendapatkan keseluruhan alur cerita novel itu, novel berdarah yang penuh dengan intrik dan pembunuhan, salah bersikap bisa saja menjadikannya di incar oleh pembunuh dan mendapatkan hasil tragis, bahkan tragis untuk tubuh aslinya yang tidak bisa kembali.
Tidak lama kemudian masuklah pasangan paruh baya berserta seorang tabib dan pelayan muda tadi yang bernama Ginna, pelayan pribadi nya.
Sekilas, Evelyn menebak pria paruh baya yang memimpin itu pastilah pamannya, Justin Gregory, adik dari ayahnya dan juga istrinya, Natalie Reid.
Mereka lah yang telah membantu merawatnya karena orang tua gadis itu meninggal usai kecelakaan kereta beberapa tahun silam saat dalam perjalanan pulang dari istana.
Mereka memiliki seorang anak laki-laki bernama Daniel Gregory, yang sekarang sedang belajar di akademi kerajaan lain.
Keluarga Duke Utara mengalami pemerosotan ekonomi usai kejadian tersebut, jadi terpaksa adik satu-satunya Duke yang tidak terlalu tertarik dengan bisnis itu mengambil alih.
Sekarang setelah beberapa tahun berlalu, bisnis keluarga tersebut sudah lumayan mempunyai pijakan seperti sebelumnya, walaupun tidak sejaya pada saat Duke masih hidup.
Evelyn menghela nafas dan memijat keningnya yang masih terasa sakit. Untuk mendapatkan akhir yang baik, dia mungkin bisa memulai dengan memperbaiki reputasi dan kehidupannya disini.
Juga karena semua masalah berawal dari rasa cintanya kepada Putra Mahkota, jadi dia dengan tegas akan menjauhi Putra Mahkota dan hidup dengan damai.
Tabib mulai memeriksa denyut nadi dan luka yang ada di tangan dan lehernya, kemudian meresepkan obat dan mengatakan bahwa nona tersebut sudah baik-baik saja dan harus banyak beristirahat.
Seorang wanita mendekatinya dengan wajah khawatir dan mulai mengecek suhu tubuh Evelyn. Dia mengenal wanita ini sebagai bibi dari pemilik tubuh, Duchess Gregory saat ini, Nathalie Ried.
Wanita ini juga yang turut menjaganya dari kecil, dia perhatian dan lembut dengan Evelyn bahkan jika Evelyn yang asli sering melawan nya.
Begitupun dengan pamannya, Duke saat ini, Justin Gregory, mereka berdua menyayanginya tapi Evelyn asli sering membangkang dan menuduh mereka berdua sengaja melenyapkan orang tuanya agar bisa menguasai harta dan gelar ayahnya.
"Apakah masih ada yang sakit?"tanya bibinya dengan nada khawatir.
"Aku sudah baik-baik saja bibi." jawab Evelyn dengan senyum tipis, dia berusaha untuk tetap sopan. Bibinya sedikit terkejut Evelyn menjadi lebih sopan dan tidak berbicara dengan nada ketus itu lagi.
"Evelyn, sebenarnya apa yang terjadi, siapa yang telah menyerangmu." tanya pamannya dengan nada khawatir bercampur marah.
Wajar pamannya marah, karena insiden tersebut menyebabkan Evelyn terluka, 4 ksatria terbunuh, 2 ksatria terluka cukup parah dan kereta mewah yang dipakainya mengalami kerusakan.
Pamannya khawatir penyerangan itu bukan sekedar perampokan biasa, tapi ada yang sengaja menargetkan putri keluarga Gregory untuk dibunuh.
"Maaf paman, Eve tidak terlalu ingat kejadian tersebut. Saya hanya ingat dicegat oleh sekitar 5 atau 6 bandit bersenjata dan mereka bertarung dengan para ksatria yang berusaha melindungi. Tapi syukurlah ada seseorang yang telah menyelamatkan kami. " kata Evelyn.
Dalam insiden tersebut, Evelyn sempat ditangkap oleh para bandit itu, disandera dan menyebabkannya mendapatkan luka di leher dan tangannya.
Ginna berusaha melindungi Evelyn dengan sedikit bertarung menggunakan belati kecil yang dibawanya, dia terluka di bagian bahu dan kemudian berusaha membawa Evelyn untuk kabur, syukurnya seorang pria datang dan menyelamatkan mereka dengan menghabisi 3 bandit yang tersisa.
"Apakah ada petunjuk yang bisa digunakan untuk mencari mereka? Semacam lencana atau baju yang mereka gunakan. " Pamannya bertanya lagi.
"Tidak paman, mereka menggunakan pakaian serba hitam dan memakai topeng," sahut Evelyn yakin. Yang mengisyaratkan bahwa mereka kemungkinan besar bukan bandit tapi pembunuh bayaran.
Sulit untuk mencari informasi tentang mereka karena biasanya pembunuh yang disewa tidak semua dari organisasi pembunuh.