Ketika Evelyn tersadar lagi, ia sudah berada di tempat serba putih yang hampa dan tidak ada yang bisa di dengar selain detak jantung atau suara napasnya sendiri. Tidak ada dinding, tidak ada lantai yang nyata, hanya cahaya putih membentang sejauh mata memandang.
"Halo Nona."
Suara mekanis yang ceria kini menyapanya, mirip suara anak kecil yang polos tapi tanpa emosi.
Evelyn menatap sekeliling dengan mata tajam dan waspada. Tidak ada seorangpun selain dirinya di ruang serba putih itu, dan dia tidak tahu darimana asal suara tersebut.
"Perkenalkan saya sistem 020. Nona tidak akan bisa melihat saya karena saya tidak terlihat. Saya hanya bisa berkomunikasi dengan nona lewat pikiran saja." Suara tadi akhirnya terdengar lagi dan memperkenalkan diri sebagai sistem.
"Apa maksudmu? dimana aku sekarang dan apa maumu?" ucap Evelyn dingin.
Semua kejanggalan dan hal-hal aneh yang terjadi membuatnya kesal, perasaannya campur aduk. Apalagi sekarang dia merasa berada di tempat tak masuk akal dan berkomunikasi dengan seseorang yang entah siapa itu.
"Tenanglah, Nona. Anda sekarang berada di ruang jiwa, tempat jiwa jiwa berkumpul. Dan saya bertugas untuk mengambil kembali jiwa yang sudah tiada dan memberikan kesempatan kedua bagi siapapun yang terpilih."
"Jiwa yang sudah tiada? maksudmu aku sudah mati? Tapi tadi aku merasa aku masih hidup," ucap Evelyn sekali lagi meminta penjelasan.
"Tidak sepenuhnya mati, nona. Namun tubuh asli anda kini sekarat sehingga mustahil untuk mengembalikannya. Kami bisa mengirim anda kembali, tapi sebagai syaratnya, anda harus menjalani misi," ucap entitas yang mengaku sistem itu.
"Misi? Jelaskan lagi!" ucap Evelyn tajam. Hatinya penuh antisipasi mengenai 'misi' yang diceritakan oleh sistem itu. Bagaimanapun, dia memang ingin kembali dan meneruskan semua kerja kerasnya selama bertahun-tahun.
"Tempat yang anda tinggali tadi adalah dunia novel dan anda akan hidup di dunia novel tersebut. Peran anda kali ini adalah Evelyn Gregory-antagonis kedua dalam kisah kerajaan bernama Salaryn Kingdom. Misi anda adalah mengubah takdir buruk antagonis, mencegah kematiannya yang menyedihkan, dan memastikan hidup bahagia sebelum akhirnya keluar dari tubuh itu. Jika berhasil, anda akan kembali ke tubuh asli anda." Sistem menjelaskan dengan panjang lebar.
Evelyn terdiam. Dadanya terasa sesak, pikirannya berpacu cepat lalu gadis itu menghembuskan napas. "Dan jika aku menolak?" tanyanya dengan suara dingin.
"Tidak masalah, jiwa anda hanya akan terjebak di tempat ini selamanya sampai Tuhan memanggil anda di hari kebangkitan. Tubuh asli anda yang sedang koma juga akan meninggal."
Sunyi. Evelyn memejamkan mata sejenak. Wajah kakeknya melintas di benaknya, senyum tuanya yang hangat, serta bayangan pamannya yang haus kekuasaan tertawa di atas kematiannya.
"Apakah ada tenggat waktu untuk misi ini?" ucap Evelyn tenang setelah membuka matanya.
"Tidak ada tenggat waktu nona, tapi jika anda mati sebelum anda dan orang-orang sekitar anda merasa bahagia atau bahkan menemui akhir yang menyedihkan, anda akan secara otomatis gagal dalam misi," ucap sistem itu lagi.
"Baiklah, aku akan menerima tawaran misimu itu," ucap Evelyn tenang namun penuh tekad.
Lebih baik dia berusaha untuk misi itu daripada terjebak di tempat ini sambil meratapi nasib keluarganya jika jatuh ke tangan pamannya.
"Baik nona, transfer cerita dimulai dalam 3... 2... 1... "
Suara mekanis menggema ditelinganya dan Evelyn melihat cahaya putih menyilaukan yang mengaburkan pandangannya.
Kemudian sistem memberikannya garis dasar alur cerita novel, berjudul Salaryn Kingdom. Novel bertema kerajaan dengan bumbu romansa yang menambah kesan abadi dan kuat dalam cerita tersebut.
Ternyata Evelyn akan hidup di dalam sebuah novel terkenal yang beberapa kali pernah didengarnya. Temannya pernah merekomendasikan novel tersebut padanya. Namun Evelyn bukanlah gadis yang suka membaca novel, dia bahkan tidak mempunyai waktu luang untuk melihat novel tersebut.
Gadis itu menghela napas lelah-tidak menyangka akan hidup di zaman seperti itu. Menjadi bangsawan serta hidup berdasarkan aturan dan norma, lagi.
Dunia yang penuh aturan, etiket, dan norma bangsawan.
Dunia yang menuntut kesempurnaan.
Ia berusaha keras beradaptasi, menata diri agar bisa mendapat kepercayaan orang-orang. Tapi jauh di dalam hatinya, Evelyn tahu ia bukanlah sosok sempurna yang mereka bayangkan.
Ia hanya gadis biasa yang pernah bermimpi sederhana. Punya teman dekat, berkuliah, dan menikmati jalan-jalan seperti gadis normal lainnya.
Namun kini, ia harus mengenakan topeng seorang putri-yang dijaga ketat, bersikap anggun, dan selalu tampak sempurna. Seolah takdir menuntutnya menjadi ratu, padahal yang ia inginkan hanyalah menjadi Evelyn.
Dan di sanalah ia akhirnya sadar, dunia ini tidak sedang menawarinya pilihan. Dunia ini sedang menuntunnya perlahan menuju sebuah takdir... takdir yang sama sekali tidak pernah ia rencanakan.
Novel Salaryn Kingdom merupakan novel romansa bertema kerajaan yang sempat populer di kalangan anak muda di kampusnya.
Bercerita tentang pemeran utama pria yang bernama Leonardo Von De Coutland, putra mahkota kerajaan Salaryn. Dan pemeran utama wanita bernama Emely Lovell seorang gadis cantik putri dari bangsawan bergelar Marquess, Marquess Hans Lovell.
Putra mahkota digambarkan sebagai sosok yang tampan, berwibawa, kuat dan menjadi sosok yang sempurna untuk menggantikan Raja Philip Von De Coutland, Raja saat ini. Sedangkan Emely Lovell yang adalah putri Marquess Lovell merupakan sosok bunga sosial yang cantik ,ramah dan berbakat.
Keduanya disebut-sebut sebagai pasangan paling sempurna di Kerajaan ini, sehingga para pengagum Pangeran Mahkota pun mau tidak mau merelakan pangeran mereka jika harus bersanding dengan Emely. Keduanya sudah bertunangan sejak 3 tahun yang lalu.
Leonardo dan Emely adalah teman masa kecil, mereka belajar di akademi yang sama dan kerap terlibat dalam banyak kegiatan bersama.
Emely memang sudah digadang-gadang sebagai orang yang akan menjadi Putri Mahkota. Dia seakan sudah disiapkan untuk dilahirkan dan dididik sebagai seorang calon Ratu.
Konflik percintaan mereka tidak banyak, hanya masalah yang disebabkan kesalahpahaman karena mereka sudah bersama dari kecil.
Mereka sama-sama tidak menyadari bahwa mereka mencintai satu sama lain, bukan hanya paksaan dari orang tua dan memenuhi kewajiban.
Dan untuk menambah konflik, justru masalah datang dari orang luar yang tidak menginginkan mereka untuk bersama dan naik tahta.
Konflik dimulai ketika Pangeran Ketiga, Louis Von De Coutland mulai menginginkan tahta ayahnya dan jatuh cinta dengan Emely yang saat itu sudah menjadi tunangan Leonardo.
Louis semakin yakin untuk merebut gelar dan berusaha untuk melawan putra mahkota. Ia kemudian berusaha menjatuhkan Pengeran Kedua yang saat itu memegang kekuatan militer Kerajaan.
Dengan dalih ingin membantu kakaknya meraih kekuasaan, dia menyusun rencana untuk membunuh Pangeran kedua setelah pria itu pulang dari medan perang dalam kondisi terluka.
Sang ratu mendukung rencana Louis untuk membunuh Pangeran Kedua, karena Pangeran Kedua merupakan Pangeran yang lahir dari Ratu terdahulu.