Ficool

Chapter 2 - Ch. 02

Ali datang dengan wajah beringas. "Kalian semua, jangan membuat keonaran di sini! Jika tidak, kami akan bertindak sesuai hukum yang berlaku!"

Teriakkan orang yang bernama Ali ini tidak digubris oleh orang-orang yang sepertinya datang hanya untuk membuat kerusuhan.

"Hukum?" Zane, si pembuat kerusuhan, membanting mangkuk besar sebelum berjalan maju menghampiri Ali. "Hukum apa? Dia pikir kami takut dengan ancaman itu. Dasar budak kecil!"

Mendengar gumaman Zane, emosi Ali kian memuncak. Ia langsung memanggil satuan pengaman melalui ponselnya. "Cepat ke mari! Ada sekelompok tikus sedang membuat kekacauan di sini!"

"Baik, Pak!" sahut suara dari seberang telepon.

Sambil menyimpan ponsel, Ali berucap penuh emosi. "Humph! Tunggu sebentar lagi, kalian semua akan kami tangkap!"

Kerusuhan terus berlangsung hingga sekelompok orang berseragam satuan pengaman datang. Mereka langsung terlibat baku hantam dengan Gang JAY'X yang hanya berjumlah tujuh orang.

Tujuh melawan selusin orang mungkin bukan lawan yang seimbang. Tapi jangan salah, selain memiliki keahlian masing-masing, semua anggota Geng JAY'X juga dibekali ilmu bela diri yang tidak bisa diremehkan.

Selusin orang anggota satuan pengamanan pun berhasil dijatuhkan satu demi satu dengan luka-luka di badan mereka.

"Berhenti!" Ali berteriak keras sekali lagi sambil mengangkat kedua tangan ke atas, berputar di tempat dan berharap dia bisa menghentikan kerusuhan. "Aku perintahkan kalian semua supaya segera berhenti!"

Akibat teriakannya tak mendapat respon dari para perusuh, Ali mulai merasa frustrasi. Sudah tak terbilang lagi kerugian yang dialami kafe ini dan itu merupakan tanggung jawabnya terhadap sang pemilik.

PRANG!

Ali terkejut, nyaris saja kepalanya terkena lemparan botol-botol kaca yang beterbangan di sekitarnya.

"Berhenti!" Kali ini Ali lebih mengeraskan suaranya. "Rupanya kalian semua belum tahu siapa aku! Aku kepala pengurus di sini dan kalian mungkin juga belum tahu tempat ini milik siapa!"

"Anak-anak, berhenti!" teriak seorang pria berjaket hitam, bertopi dan mengenakan masker hitam yang semenjak tadi hanya duduk di sudut ruangan tiba-tiba saja datang mendekati Ali.

"Tahan mereka semua!" perintahnya, tegas.

"Siap, Bos!" Zane dengan bersemangat segera menjatuhkan beberapa orang pelayan dengan tinjunya.

Telinga Ali seperti tersambar petir saat mendengar banyak suara pekik kesakitan dari mulut para anak buahnya yang dilumpuhkan dengan mudah oleh geng bandit ini.

"Kalian mau apa?" Ali terkejut, tak mengira jika orang-orang ini tak takut terhadap dirinya.

Dengan tanpa melihat ke wajah Ali, pria itu mengulurkan tangannya yang memakai sarung tangan hitam. "Serahkan!"

"Serahkan apa?" Ali terkejut, merasa sedikit mengenal suara ini.

"Semua perolehan aset Hero Cafe dalam satu tahun ini." Suara pria ini terdengar tenang namun membuat bulu kuduk Ali meremang.

Menyerahkan aset selama satu tahun ini kepada orang-orang berengsek ini, hanya orang bodoh yang mau melakukannya.

"Oh, jadi kalian memang sengaja datang untuk merampok?" Seorang wanita yang sepertinya memiliki posisi penting datang mendekat.

Pria bermasker hitam masih terlihat tenang. "Jangan banyak bicara. Cepat berikan semuanya."

"Tidak akan!" Ali merasa lebih baik mati daripada membuat kesalahan.

BUG!

Satu pukulan tinju cukup keras mendarat di wajah Ali hingga pipi kanan pria itu langsung merah dan bengkak.

Kepala Ali terasa berputar, telinganya berdenging dan pandangannya kabur.

"Serahkan cepat!" bentak pria bermasker dengan tatapan garang. "Kalau tidak, maka akan aku ambil sendiri!"

Pria bermasker hitam mendorong kasar bagian dada kiri Ali dan bergegas menuju ke meja kasir bak seorang raja.

Mendengar bentakan ini, Ali segera tersadar dan secara tiba-tiba ia lantas berusaha berlari dengan terhuyung-huyung.

Dengan mengandalkan sisa tenaganya, Ali menubruk dari belakang badan pria bermasker guna mencoba menghentikannya. Ia bahkan melayangkan pukulan secara serampangan.

Namun, pemuda itu bergerak gesit, menangkis lalu mendorong Ali hingga jatuh terjerembab ke lantai dalam keadaan menyedihkan. Beberapa bagian tubuhnya tertusuk pecahan kaca hingga berdarah.

"Berani menyerangku dari belakang. Apakah kamu merasa sudah sangat hebat?" Pemuda itu berkata sambil melepas maskernya secara perlahan, menampilkan seraut wajah tampan namun terlihat mengerikan di mata Ali.

Ali menahan napas. Mata dan wajah itu!

More Chapters