Ficool

Chapter 10 - Cermin dari Dalam Terra

Langkah Lied menggema di lorong logam tua yang menggantung di udara, tanpa gravitasi, tanpa waktu. Koloni D-0 bukan lagi sebuah dunia hidup—ia adalah fragmen kenangan yang terawetkan dalam luka realitas. Setiap dinding retak, setiap jalan tak berujung, seolah menolak dilupakan.

Terra berdiri diam di luar reruntuhan pusat, seperti menunggu sesuatu diaktifkan. Lied memegang pecahan kristal dari rekaman sebelumnya, lalu meletakkannya di slot terbakar pada dinding terminal tua berlapis debu bintang.

Terminal menyala perlahan.

Suara kecil terdengar, bukan dari luar, tapi dari dalam pikirannya sendiri.

> "Identifikasi: Pilot baru terdeteksi. Aktivasi ulang Protokol Memori-Inti. Akses akan bersifat terbatas berdasarkan sinkronisasi kesadaran."

Lied menelan ludah. Ia merasakan jantungnya berdebar dengan pelan tapi berat.

> "Aku siap."

---

Proses Dimulai

Tiba-tiba, ruang di sekelilingnya larut menjadi cairan cahaya. Ia tak lagi berdiri di koloni, tapi di sebuah ruangan bundar dengan lantai transparan, seperti berada di jantung bintang.

Di sekelilingnya melayang fragmen-fragmen transparan—kenangan, suara, dan bayangan bentuk yang samar. Sebuah sosok berdiri jauh di ujung ruang.

Seorang perempuan.

Berjubah putih-kebiruan, wajahnya tertutup lapisan cahaya yang terus berubah.

> "Kau bukan pencipta."

> "Siapa kau?"

> "Aku adalah rekaman. Aku adalah kesadaran yang ditinggalkan oleh Val'Haran, untuk menjelaskan… dan untuk memperingatkan."

Ia melangkah maju, dan gambar pertama muncul: Terra, dalam bentuk mentahnya—sebuah kerangka kristal besar, terombang-ambing di ruang steril.

> "Kami tidak menciptakan Terra. Kami menemukannya… dalam inti retakan waktu ketiga. Kami tidak tahu apakah dia berasal dari masa depan, atau masa lalu yang tertolak oleh waktu."

> "Kami menyebutnya Anomali No. 1: Terra."

Gambar lain muncul. Seorang ilmuwan mencoba menyatu dengan Terra… lalu lenyap begitu saja. Ruang terbelah. Waktu berhenti. Sebagian ruangan menjadi tua… sebagian tetap muda.

Lied menggigil.

> "Kami belajar… hanya mereka yang tidak sepenuhnya utuh yang dapat menyatu dengan Terra. Mereka yang membawa luka di pikirannya, ketidaksempurnaan… celah untuk menyambung dimensi lain."

Gambar terakhir muncul. Terra dalam bentuk saat ini—seperti yang dikendarai Lied—tapi dengan inti yang masih bersinar merah, bukan biru.

> "Dan kami tahu… suatu saat Terra akan kembali aktif. Bukan untuk perang. Tapi untuk memutus siklus."

> "Karena ada entitas… yang menggunakan waktu sebagai benang. Dan Terra adalah satu-satunya pisau yang dapat memotongnya."

---

Kembali ke Kenyataan

Cahaya memudar.

Lied kembali berdiri di reruntuhan, tubuhnya lemas, napas terengah. Tapi di dalam dirinya—ada sesuatu yang berubah. Sebuah pemahaman yang terlalu besar untuk dijelaskan dengan kata.

Terra bersuara lembut.

> "Aku mengingatnya sekarang. Aku tidak dibuat. Aku dipilih."

> "Dipilih untuk apa…?"

> "Untuk menyambung kesadaranmu... dengan sesuatu yang tidak bisa diukur oleh waktu."

Terra membuka bagian dadanya. Sebuah inti baru muncul di dalam—bukan energi biasa. Di dalamnya ada percikan biru… tapi juga titik hitam kecil, yang berdenyut pelan.

> "Itu… adalah kunci asal kita. Dan juga bayangan dari apa yang akan datang."

Lied menatapnya dalam diam.

Ia belum tahu apa yang harus dilakukan, tapi satu hal jelas:

Perjalanan ini bukan untuk menyelamatkan dunia.

Ini tentang menyelamatkan kenyataan dari dirinya sendiri.

More Chapters