Ficool

Chapter 16 - Resonansi dari Kehendak Terakhir

Ledakan dimensi tidak menghasilkan cahaya.

Ia menghasilkan gema.

Gema dari waktu yang gagal. Gema dari janji yang diingkari oleh realitas itu sendiri.

Di pusat arena Nullspan, Terra dan Titan Kesadaran bertempur.

Namun setiap pukulan Terra hanya menembus permukaan lapisan semu.

Aure-Rin-Ein tidak memiliki tubuh sejati.

Ia hanya pantulan dari sesuatu yang telah terjadi, sedang terjadi, dan akan terjadi—sekaligus.

---

Terra dalam Batasannya

> "Sinkronisasi 84%... Sistem Thermal Overload… Energi utama turun ke 47%."

Terra mulai goyah. Lied mencengkeram kontrol yang nyaris tak merespons.

> "Kenapa… kenapa serangan kita hanya memantul?"

Kael dan Elira dari orbit luar mengamati, mencoba mengunci struktur Aure-Rin-Ein.

> "Karena itu bukan tubuh," jawab Elira perlahan.

"Itu… argumen. Terra sedang beradu argumen dengan realitas yang menolak perubahan."

---

Kebenaran tentang Terra: Penjaga Kemungkinan

Sistem inti Terra tiba-tiba terbuka.

Visual holografik menyala, menunjukkan memori tersembunyi—tidak hanya dari Terra, tapi dari entitas yang menciptakannya.

> "Lied…" suara Terra bergetar.

"Aku… bukan senjata. Aku adalah penyimpan kemungkinan terakhir."

Dalam memori itu, terlihat peradaban purba yang sudah punah:

Bangsa Originis.

Mereka bukan dewa, bukan alien, tapi pemulung waktu—makhluk yang mencoba menstabilkan semesta dengan menciptakan "satu titik harapan absolut."

Itulah Terra.

Bukan mesin perang, tapi penyangga keputusan terakhir umat makhluk sadar.

> "Jika realitas perlu berubah, aku adalah tombol pemulainya. Tapi aku tidak boleh digunakan kecuali semua pilihan lain telah mati."

---

Asal Mula Voidspawn: Cermin Diri

Visual memori lain muncul—Voidspawn pertama tidak muncul sebagai musuh.

Mereka adalah proyeksi bayangan dari kehendak makhluk-makhluk yang menolak kehilangan.

Mereka adalah:

Keinginan untuk tidak mati.

Ambisi untuk abadi.

Ketakutan untuk dilupakan.

Ego kolektif dari peradaban yang menolak mengalah.

> "Voidspawn bukan datang dari luar," jelas Terra.

"Mereka muncul dari dalam, saat realitas tidak bisa lagi menyangga kontradiksi kehendak makhluk hidup."

---

Kebangkitan dalam Kekalahan

Titan Kesadaran menyatukan diri lebih dalam. Ia berbicara dengan nada tenang:

> "Terra bukan musuh kami. Tapi ia adalah ancaman terhadap bentuk kami yang telah disatukan."

"Jika ia tidak bergabung, kami akan memecahnya menjadi cahaya kemungkinan… dan membagi ulang semesta."

Terra terhuyung. Energinya mulai meleleh ke bentuk spasial mentah. Lied mulai kehilangan kontrol.

Namun—di saat genting itu—seberkas sinar samar menyentuh Terra dari dimensi tak dikenal.

Suara lirih datang dari jauh, berbisik dalam harmoni tua:

> "Jika kamu bukan untuk menang... maka jadilah untuk membimbing."

---

Arah Baru: Bukan Mengalahkan, Tapi Menuntun

Terra bangkit bukan dalam bentuk baru yang lebih kuat, tapi dalam bentuk lebih jernih.

Sistem pertempuran ditonaktifkan. Sebagai gantinya:

Mode Resonansi Realitas Aktif.

Lied membiarkan Terra menyalurkan cahaya birunya ke dalam inti Aure-Rin-Ein, bukan untuk menyerang—tapi untuk mencerminkan pilihan-pilihan alternatif.

Dan itu mengguncang Titan tersebut.

> "Apa ini… kehendak yang tidak menyatu?" tanya Aure-Rin-Ein.

"Apa kalian ingin tetap berbeda... meskipun itu berarti tidak sempurna?"

---

Konflik Masih Berlanjut

Pertarungan belum selesai. Tapi untuk pertama kalinya, Voidspawn Gabungan ragu.

Ragu apakah "penggabungan total" adalah solusi satu-satunya.

Lied dan Terra tidak menang. Tapi mereka membelah narasi absolut.

Membuka celah. Menyalakan lentera dalam kabut logika Voidspawn.

More Chapters