Ficool

Chapter 6 - Bentuk Ketiga dari Kegelapan

Langit Eilara berubah warna.

Dari sisi planet yang terjebak dalam senja abadi, gulungan awan hitam mulai membentuk spiral besar—tanda bahwa Voidspawn kelas tinggi telah membuka gerbangnya.

Di dalam kokpit Terra, Lied menatap layar taktis. Tiga tanda merah menyala. Tapi berbeda dari sebelumnya... tanda-tanda ini berdenyut, seolah hidup. Bahkan Terra sendiri bersuara—lebih serius dari biasanya.

> "Voidspawn terklasifikasi: Kelas Tyrant. Sinyal dimensi tidak stabil. Energi kegelapan melampaui ambang batas normal."

> "Tyrant…" gumam Lied. "Kau siap, Terra?"

> "Pertanyaan yang salah. Apakah kau siap… untuk melihat bentuk sejati kegelapan?"

Terra melangkah keluar dari lembah kristal Eilara, menuju dataran terbuka yang diterangi cahaya senja yang tak pernah berubah. Angin lembut bertiup, tapi tidak membawa harapan — hanya sunyi yang tegang.

Kemudian mereka muncul.

Tiga Voidspawn. Masing-masing berukuran hampir setara dengan Terra, tapi tak berbentuk seperti makhluk hidup. Satu seperti tangan raksasa yang merangkak. Satu seperti bola mata yang terbuka di segala arah. Dan satu lagi... seperti bayangan berduri, selalu berubah bentuk.

Lied langsung merasakan tekanan mental. Tubuhnya gemetar—bukan karena takut, tapi karena resonansi antienergi yang mengacaukan pikirannya.

> "Mereka bukan cuma menyerang tubuhmu, Lied. Mereka mencoba merusak jiwamu."

Voidspawn pertama, yang berbentuk tangan, melompat. Tanah retak di bawah tekanan beratnya. Cakar hitam menyapu ke arah Terra, tapi Lied sudah menarik tuas kanan.

Terra menangkis serangan itu, lalu membalikkan badan dan mendorong tangan itu ke tanah, menghancurkannya dengan tendangan energi dari kaki belakangnya.

Voidspawn kedua—bola mata—membuka seluruh irisnya. Kilatan cahaya hitam menyebar seperti sonar, membuat sistem sensor Terra blank sejenak.

> "Terra, aku buta!"

"Gunakan instingmu. Biarkan aku membaca gerakan berdasarkan tekanan spasial."

Lied menutup mata. Ia menarik napas, lalu membiarkan dirinya diselaraskan penuh.

Terra bergerak seolah tak perlu mata. Ia berputar, menghantam bola mata itu dengan Core Beam Driver, memecahkan salah satu lapisannya. Cairan hitam menyembur, tapi belum cukup untuk mengakhiri.

Dan kemudian yang terakhir muncul.

Bayangan itu tidak bergerak—tapi tiba-tiba Terra terkena serangan dari belakang. Armor punggung terkoyak, dan untuk pertama kalinya, Terra terdorong jatuh.

Lied terhempas dalam kokpit. Darah menetes dari dahinya. Tapi saat ia melihat ke layar… Voidspawn bayangan itu mulai berubah bentuk, menyerupai Terra sendiri.

> "Mereka bisa meniru…?"

> "Itu bukan tiruan. Itu adalah versi masa depan jika kita gagal. Mereka mengungkap apa yang akan kau jadi... jika kau jatuh."

Lied mengepalkan tangan.

> "Kalau begitu, aku akan tunjukkan versi yang tidak akan pernah mereka miliki."

Ia mengaktifkan tombol yang belum pernah digunakan: Blue Resonance Mode.

Tubuh Terra bersinar terang. Garis-garis biru menyala lebih terang, dan dari inti dadanya muncul bentuk sayap energi—seperti pancaran bintang.

> "Sinkronisasi mencapai 100%. Mode Cahaya Kebiruan aktif."

Dalam satu gerakan, Terra menghilang dari tempatnya.

Voidspawn tidak sempat bereaksi.

Serangan bertubi-tubi diluncurkan—Graviton Claw menembus inti tangan raksasa, Aether Pulse menembus bola mata, dan terakhir, serangan sayap energi membelah bayangan tiruan itu menjadi dua.

Dalam waktu kurang dari dua menit, Voidspawn Kelas Tyrant telah dikalahkan.

Sunyi kembali menguasai medan.

Terra berdiri diam, menyala pelan.

Dan Lied, meski terluka, hanya bisa berkata:

> "Itu… baru permulaan."

More Chapters