Ficool

Mirror Destiny

Riko_Jericho
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
646
Views
VIEW MORE

Chapter 1 - Chp 1 : Trauma

Di hari itu sinar matahari menyilaukan mataku,aku terbangun dari tidurku memandangi kamarku beberapa' saat

Aku beranjak dari kasur pergi untuk melihat ke dapur karena merasa sangat lapar

Terdengar suara tawa dari balik pintu kamar ini.

Aku pun keluar dan berjalan menaiki dapur semakin dekat aku mendengar suara tawa yang semakin kencang,disitu aku melihat wajah kedua orang tua ku.

Mereka terlihat sedang duduk di meja makan sembari berbincang sebelum akhirnya mereka menyadari ku sudah berada di depan mereka

"Ayo makan nak,ibumu sudah menyiapkan sarapan loh",ujar ayahku.

"Mandi dulu toh yah",ujar ibuku sembari menyuruh diriku untuk pergi mandi.

"Kamu kenapa diam?,tanya ibuku karena aku tak merespon perkataannya

Saat itu aku merasa ada perasaan aneh menyelimuti diriku tapi melihat ibuku dan ayahku aku merasa sangat lega entah apa yang aku pikirkan,aku lekas pergi untuk mandi

Selepas mandi aku akhirnya pergi untuk duduk bersama mereka

Bagaimana sekolah mu nak, ujar ayah menanyakan kondisi diriku di sekolah

Aku hanya diam tak menjawab sebuah perasaan aneh itu muncul lagi seketika nafas ku menjadi berat tubuhku terasa kaku dan aku bahkan tak berani menatap mereka.

"Kamu kenapa nak dari pagi tadi kamu terlihat aneh,kamu baik baik saja"? sela ibuku yang menanyakan kondisi ku

Seketika ayah dan ibu saling menatap mereka terlihat kebingungan dengan diriku

Sementara diriku semakin gelisah dan merasa tak tenang,perasaan ini benar benar aneh

"Nak apa kau masih mengingat kejadian itu? Ujar ayahku bertanya.

Mendengar ayahku bertanya aku sontak mengangkat kepala dan melihat ayahku tapi yang kulihat saat itu benar benar aneh.

Aku melihat kedua orang tua ku yang saat itu ayah tengah memegang pisau dan ibu terlihat berlumuran darah sembari menatap padaku.

"A-apa yang ayah lakukan,mengapa ayah melakukan hal i-" tanya diriku pada ayah

Tiba tiba sebuah teriakan terdengar

"Diam"! Ujar ayah meneriaki ku

"Ini semua salahmu,kaulah yang menyebabkan ibumu mati"dengan cepat ayah berjalan ke arahku sembari menatap ku dengan wajah yang sangat kesal

Sebuah suara lirih terdengar

"Larilah sejauh mungkin Leo"

Saat itu aku benar-benar tak mengerti apa yang terjadi namun kepalaku terasa benar benar pening dan

sebuah kilas balik muncul di kepalaku namun tak bisa kuingat secara jelas.

Tiba tiba ayah melontarkan satu pertanyaan yang sama padaku yaitu

"Kutanya sekali lagi,Apa kau masih mengingat kejadian itu"

Mendengar kalimat barusan kepalaku terasa sakit,bahkan sampai detik ini aku tak mengerti apa yang dimaksud ayahku.

Belum mampu mencerna pertanyaan ayahku,tiba tiba ayah berjalan menuju ke arahku dengan cepat,ia mencoba menusuk dengan pisau.

"Tiddaakk!,aku terbangun dari kasur sekali lagi namun aku masih belum mengerti apa yang terjadi namun satu

Hal yang pasti tadi itu hanyalah mimpi yang terasa sangat nyata.

Belum sempat berpikir jernih tentang mimpi yang barusan terjadi tiba-tiba terdengar suara dari depan pintu kamar apartemenku

"Leo apa kau sudah siap?"sebuah panggilan dari seseorang yang terlihat

Sedang menungguku

"Belum,aku bahkan belum mandi"jawabku dengan nada kesal karena baru bangun langsung disuguhkan teriakan oleh temanku

"Oh ya aku sudah siap nih,mobil juga udah di bawah,kalau sudah siap kau langsung turun saja aku mau pergi ke minimarket dulu mau beli cemilan untuk perjalanan nanti"

"Ya aku akan segera mandi"jawabku pada temanku bernama Rey,entah mengapa beberapa hari ini aku merasa ada perasaan gelisah yang membayangi ku.

Selepas mandi aku bergegas turun ke bawah,aku melihat Rey sudah berada di dalam mobil.

"Masuklah kita akan segera pergi,aku masih ada urusan lain".ujar Rey

"Maaf aku agak lama,bagaimana dengan urusan mu jika memang tak bisa maka besok saja". Jawabku

Saat dalam perjalanan kami membahas sedikit tentang perjalanan kami sebenarnya sedari awal aku memang tak setuju untuk kembali ke tempat itu.

"Oh ya bagaimana kabar nenekmu,aku berharap beliau cepat sembuh" ujar Rey menanyakan kondisi nenekku.

"Beliau baik-baik saja,kemarin dia sudah mendapat perawatan"jawabku.

Sembari menatap keluar mobil aku memandangi jalan yang dilalui disitu aku sedikit mengingat tentang apa yang terjadi 9 tahun lalu,setelah mimpi itu aku menyadari bahwa aku masih belum bisa melupakan masa lalu ku.

"Leo aku ingin bertanya sesuatu padamu"?

"Lalu bagaimana dengan kuliahmu?"tanya Rey

"Sebaiknya kau fokus saja dulu,aku tau itu memang sulit tapi kau harus bisa melupakannya"

Rey merupakan sosok teman yang ku kagumi dia terlihat sangat dewasa serta sifat nya yang sangat tenang,aku dan Rey. Merupakan teman sejak kecil kami selalu bermain bersama,keluarganya memang cukup dekat dengan kami.

"Ya aku tau aku memang ingin melupakan hal itu tapi sangat sulit bagiku terkadang aku berpikir lebih baik akulah yang mati hari itu"ucapku

"Oh ayolah,kau berbicara seperti itu lagi bukankah sudah kubilang kau tak bersalah,ingat hal itu"jawab Rey atas pernyataan ku

Setelah menempuh beberapa mil,terlihat juga kompleks perumahan di depan mataku,perjalanan hari ini benar benar melelahkan.

"Sampai juga akhirnya tubuhku terasa sangat capek"ucap Rey

"Kau bisa menggunakan ruang tamu untuk beristirahat sejenak"ucapku sembari keluar dari dalam mobil

"Rumah ini sama sekali tak pernah berubah ya".

BERSAMBUNG