Ficool

Chapter 4 - CINTA YANG HILANG TANPA DISADARI

Chapter 4: Bukan Karena Orang Ketiga

Kalya tidak pernah menemukan pesan mencurigakan di ponsel Arvin. Tidak ada parfum asing di baju kerjanya. Tidak ada panggilan tengah malam. Tidak ada jejak perselingkuhan seperti yang sering ia baca di novel-novel yang ia tulis.

Karena nyatanya, hubungan mereka tidak retak karena orang ketiga.

Yang menghancurkan mereka... adalah keheningan.

Hari itu, Kalya pergi ke rumah ibunya. Ia hanya ingin menghirup udara yang berbeda, jauh dari dinginnya apartemen yang dulu terasa hangat.

"Arvin nggak ikut?" tanya ibunya saat menyajikan teh.

Kalya menggeleng. "Lembur."

Ibunya menatapnya sejenak. "Kamu kelihatan capek, Kal. Matamu kayak orang yang nahan banyak hal."

Kalya tersenyum tipis. "Aku cuma... bingung, Bu."

"Masalah kamu sama Arvin?"

Kalya terdiam. Lalu mengangguk.

"Dia nggak kasar. Nggak selingkuh. Tapi... aku merasa seperti hidup bareng orang asing. Kayak... teman sekamar yang kebetulan menikah."

Ibunya menatapnya lama, lalu berkata, "Cinta nggak selalu hilang karena pengkhianatan. Kadang cinta mati karena kita lupa memberinya makan."

Kalya menunduk. Kalimat itu menohok langsung ke hatinya.

Malam harinya, Arvin pulang lebih cepat dari biasanya.

Kalya membuka pintu. Wajah Arvin lelah, tapi ia mencoba tersenyum.

"Aku beli makanan dari luar. Mau makan bareng?"

Kalya mengangguk pelan. Mereka duduk di meja makan, mencoba menghidupkan kembali kebiasaan lama.

"Kalya..." ucap Arvin tiba-tiba. "Kamu masih bahagia sama aku?"

Pertanyaan itu seperti tamparan tak terduga.

Kalya menatapnya. "Kenapa kamu nanya begitu?"

Arvin menghela napas. "Entah. Akhir-akhir ini... aku merasa kita cuma saling ada, tapi nggak saling isi."

Kalya ingin berkata banyak. Tapi tak ada yang keluar. Lidahnya kelu. Hatinya bingung apakah harus senang karena Arvin akhirnya sadar, atau sedih karena ia juga merasakan hal yang sama... dan tak tahu harus mulai dari mana.

"Arvin... kamu masih cinta sama aku?" bisik Kalya akhirnya.

Arvin menunduk. "Aku nggak tahu, Kalya. Aku juga lagi nyari jawabannya."

Dan malam itu, untuk pertama kalinya sejak lama... mereka jujur. Bukan dengan saling menyalahkan, tapi dengan mengakui bahwa kadang... cinta tak hilang karena kejahatan. Ia hilang karena diabaikan. Karena tidak pernah ditanya: "Apa kabarmu hari ini?"

More Chapters