Ficool

Chapter 5 - Sebuah Cermin Pembohong

Bab 5: Warisan yang Tak Pernah Diminta

Tali di pergelangan tangan Raina lepas sendiri.Ia tersentak, napas terengah. Kamar gelap. Kamera itu masih menyala, tapi layar hitam.

Siapa yang mengikatnya? Atau lebih buruk—apakah dirinya sendiri yang melakukannya?

Ia memeriksa tubuhnya di cermin kecil di kamar mandi. Ada tulisan di lengan, tertulis dengan spidol merah:

"Berhenti mencari kebenaran. Kau tidak akan suka jawabannya."

Tangannya bergetar.

Setiap malam, ia merasa kehilangan sebagian dirinya. Seolah tiap jam tidur bukanlah istirahat… tapi peralihan kendali.

Dan pagi ini, ia mendapat surat baru.

Bukan dari siapa-siapa. Tapi dari pengacara keluarga.

Isinya?Surat wasiat rahasia dari neneknya.

Di dalamnya tertulis:

"Jika Raina membaca ini, maka darah itu sudah bangkit."

"Keluarga kita terikat oleh kutukan cermin.""Dulu, nenekmu kembar. Tapi saudara kembarku meninggal saat kecil. Atau... begitulah yang orang percaya."

"Sebenarnya... dia tidak mati. Ia terperangkap."

"Di balik cermin."

Raina mematung. Tangannya gemetar hebat.Ia membaca ulang kalimat itu berkali-kali.

Neneknya punya saudara kembar?

Terperangkap?

"Ini tidak masuk akal..."

Tapi semua mulai cocok. Suara-suara. Bayangan. Senyum aneh. Kehilangan waktu.

Malam itu, Raina menggali kembali kotak tua di loteng. Ia menemukan satu benda aneh:

Cermin genggam kecil berbingkai perak, retak di ujung.Di belakangnya, terukir huruf-huruf asing. Seperti mantra.

Saat ia membaliknya untuk melihat ke kaca...Bayangan di dalamnya bergerak lebih dulu.

Dan suara yang selama ini menghantuinya berbisik jelas:

"Darahnya kini mengalir di tubuhmu. Kau pintu terakhir. Dan aku... siap keluar."

More Chapters