Ficool

Chapter 7 - Sebuah Cermin Pembohong

Bab 7: Nama yang Tak Pernah Disebut

Raina mengurung diri selama dua hari.

Ia menutupi seluruh cermin di rumah dengan lakban, kain hitam, bahkan kertas koran. Tapi semua itu tidak mempan.

Bayangan itu tetap muncul—di permukaan sendok, kaca jendela, bahkan layar ponsel yang mati. Tak ada tempat untuk bersembunyi. Tak ada ruang untuk bernapas tanpa dia.

Dan yang lebih parah—Raina mulai mendengar namanya sendiri... disebut oleh suara lain di dalam kepalanya.

"Raina.""Raina.""Raina…"

Sampai akhirnya, suara itu berubah.

"Bukan namaku itu."

Malam ketiga, Raina menemukan sebuah bingkai foto lama yang selama ini tergantung di tangga rumah. Bingkai itu tampak biasa, tapi bagian belakangnya terasa lebih tebal dari seharusnya.

Ia membuka penutupnya.

Di baliknya, ada sebuah surat… ditulis dengan tangan neneknya.

"Jika kau mendengar suara selain suaramu sendiri… buka surat ini."

Dengan tangan gemetar, Raina membaca:

"Waktu kecil, kau sering bicara dengan sosok yang tak kami lihat. Kami pikir itu hanya imajinasi. Tapi setelah cermin tua itu pecah, kami tahu—kau membawa sesuatu kembali."

"Ia menyebut dirinya… Reina."

Raina menatap namanya sendiri.Reina.Hanya satu huruf berbeda. Tapi dunia terasa runtuh seketika.

"Dia punya nama..." bisiknya."Dan dia bukan aku."

Saat itu juga, terdengar suara kaca retak dari kamar mandi.

Raina berlari, meski tubuhnya menolak. Kaca yang sebelumnya ia tutup sudah terbuka.

Cerminnya… retak. Tapi tak pecah.

Dan dari dalamnya, suara itu terdengar jelas, tidak bergema seperti biasanya. Jelas. Nyata.

"Akhirnya kau mengingatku, Raina.""Aku bukan ilusi. Aku bagian darimu. Aku... yang selama ini kamu kubur."

Bayangan itu keluar perlahan. Tak menembus cermin—tapi terlihat berdiri sejajar di balik kaca.

"Kenapa sekarang?" tanya Raina, tubuhnya menggigil.

"Karena kau mulai ingat. Dan karena kau mulai lemah. Aku hanya butuh celah."

"Apa yang kau inginkan?"

"Bukan ingin. Hak.""Kita satu tubuh. Tapi hanya satu jiwa yang bisa menguasainya."

"Dan aku sudah menunggu cukup lama."

More Chapters