Bab 1: Bayangan yang Tak Sama
Raina berdiri di depan cermin tua yang menggantung di kamar warisan neneknya. Bingkainya berkarat, kacanya sedikit buram, tapi tetap memantulkan sosok dirinya—hampir sempurna.
Hampir.
Karena sore itu, ia melihat sesuatu yang berbeda.
Bayangannya... tersenyum.
Padahal ia tidak.
Ia mundur selangkah. Jantungnya berdetak lebih cepat. Mungkin hanya ilusi. Mungkin cahaya sore yang jatuh miring dari jendela.
Tapi ketika ia mendekat lagi, refleksi itu menatapnya... lebih lama dari seharusnya.
Seolah menunggu.
Seolah sadar.
Tiga hari lalu, Raina pindah ke rumah neneknya yang baru saja meninggal dunia—rumah tua di pinggir kota, penuh debu dan kenangan yang tak pernah benar-benar ia pahami.
Neneknya dikenal pendiam. Bahkan misterius. Tapi selalu mengatakan satu hal:
"Kalau kamu mau tahu siapa dirimu… lihat cermin itu. Tapi jangan terlalu lama."
Dulu Raina menganggap itu lelucon orang tua. Tapi sekarang, semua mulai terasa seperti teka-teki yang sengaja diwariskan padanya.
Malamnya, saat Raina terbangun karena suara ketukan… ia menemukan dirinya masih berdiri di depan cermin.
Matanya merah.
Tangannya dingin.
Dan ia tak ingat bagaimana bisa berada di sana.
"Kamu bukan aku…"
Kalimat itu terlintas. Bukan keluar dari mulutnya. Tapi ia mendengarnya… dari dalam cermin.