BAB 13 – Menu untuk Dunia
Tiga bulan setelah hilangnya Desa Mandikerep dari peta, dunia luar mengira semuanya selesai.Namun… sesuatu justru baru dimulai.
Di kota besar, muncul sebuah aplikasi kuliner misterius bernama "LARIS+".
Tak tersedia di PlayStore. Hanya bisa didapat dari tautan yang disebar via pesan pribadi, dari pengirim anonim.
Anehnya, semua yang menginstalnya mendapatkan diskon makan 100%, tanpa bayar, tanpa syarat.Tinggal klik:
🍲 "Makan gratis hari ini. Pesananmu sedang dimasak."
Awalnya, orang-orang menganggapnya promosi.Puluhan konten food vlogger mulai membuat video, memuji layanan ajaib ini.
"Makanannya luar biasa!""Gue pesen soto, tapi rasanya beda dari semua yang pernah gue makan.""LARIS+ emang surga buat food hunter!"
Namun, setelah tiga hari…
Para reviewer itu menghilang.
Channel YouTube mereka kosong. Lokasi rumah mereka sepi.Dan ponsel terakhir mereka hanya menampilkan satu notifikasi:
"Terima kasih sudah menjadi bahan. Silakan tinggalkan ulasan."
Di pusat server, seorang IT forensik menemukan bahwa aplikasi LARIS+ tak memiliki server pusat.Data-nya terpecah, tak bisa dihapus, dan setiap pesanan yang dikirimkan selalu menuju ke satu koordinat kosong di GPS:
📍 -7.777, 111.111 — bekas lokasi Desa Mandikerep.
Malam itu, seorang pengguna terakhir bernama Gisel menerima notifikasi:
"Terima kasih sudah mengundang 66 orang. Kamu layak mendapatkan undangan ke dapur pusat."
Ponselnya langsung menyala terang.Semua lampu rumah padam.Dan dari layar ponsel, keluar suara panci mendidih dan sendok yang menggesek tulang.
Gisel menjerit, tapi tubuhnya tak bisa bergerak.Pintu kulkas terbuka sendiri.Dan dari dalamnya, muncul satu tangan—memegang panci kecil bertuliskan:
"Menu hari ini: Lidah pengguna."
Keesokan harinya, aplikasi LARIS+ menghilang dari semua ponsel.
Tapi jejaknya masih tertinggal.Di satu billboard kosong di Jakarta Selatan, muncul tulisan:
"Warung kami kini digital. Kami menunggu pesanan Anda… selamanya."