Ficool

Chapter 3 - Bab 3: Pertemuan yang Tak Direncanakan

Arsya tersenyum lebih lebar. "Saya hanya ingin mengenal kamu kalau kamu tidak keberatan."

Untuk pertama kalinya sejak lama, jantung Rina berdetak karena sesuatu yang bukan rasa takut.

Rina tak tahu harus berkata apa. Ia hanya menunduk, tangannya masih memegang akar rumput yang belum dicabut. Hatinya bingung antara ingin membuka diri atau kembali berlindung di dinding yang selama ini ia bangun dari luka.

Arsya sepertinya mengerti. Ia tidak memaksa. Ia duduk di batu dekat pagar kayu dan mulai berbicara, bukan tentang dirinya sendiri, bukan tentang kota, tapi tentang tanah, petani, dan impiannya untuk membuat pertanian desa menjadi lebih maju.

"Bukan hanya bisnis," kata Arsya pelan. "Saya ingin membantu orang-orang yang jujur, yang berjuang dengan tangan mereka sendiri. Seperti kamu."

Rina menjawab. Tak ada yang pernah berbicara seperti itu. Tidak seperti orang yang penyayang, dan tidak seperti orang yang menganggap dirinya hina.

Beberapa menit berlalu dalam keheningan yang tidak canggung. Hanya suara angin dan gemerisik daun yang menemani.

"Aku tidak butuh belas belas belas belas belas kasihan," ucap Rina akhirnya, dengan suara pelan namun tegas. "Aku sudah cukup terluka oleh harapan."

Arsya memandang penuh hormat. "Aku tidak datang membawa harapan palsu. Hanya ingin mengenalmu. Mungkin berjalan bersama, meski hanya sebentar."

Hari itu mereka tidak berbicara banyak lagi, tapi ada sesuatu yang berubah. Sebuah pintu kecil mulai terbuka di hati Rina sebuah ruang di mana kepercayaan bisa tumbuh kembali.

 

 

 

 

More Chapters