Ficool

Chapter 5 - Bab 5 – Benih Perasaan yang Tak Disadari

Hari-hari pertama Aruna di rumah megah itu berjalan kaku. Ia lebih banyak diam, mematuhi aturan yang sudah ditetapkan Rafael.

Namun suatu sore, kejadian tak terduga membuat suasana sedikit berbeda.

Aruna berjalan di taman belakang, mencoba menenangkan diri dengan aroma bunga mawar yang bermekaran. Angin sore berhembus pelan, membawa ketenangan singkat di tengah kehidupannya yang penuh tekanan.

Tiba-tiba, suara keras terdengar dari arah pintu kaca.

"Aruna! Awas!"

Aruna menoleh, dan dalam sekejap seekor anjing besar peliharaan Rafael berlari kencang ke arahnya. Ia terkejut, melangkah mundur dengan panik.

Sebelum ia sempat jatuh, Rafael tiba-tiba muncul, menariknya dengan cepat ke dalam pelukannya.

Detik itu, waktu terasa berhenti.

Aruna merasakan dada Rafael yang hangat dan aroma maskulinnya yang menenangkan. Tangannya yang kuat menggenggam bahunya, melindunginya dari ketakutan sesaat.

"Apa kau baik-baik saja?" suara Rafael rendah, tapi untuk pertama kalinya tidak terdengar dingin.

Aruna mendongak, matanya membesar karena terkejut melihat ekspresi Rafael yang sedikit khawatir.

"Y-ya… saya baik-baik saja…" jawabnya terbata.

Rafael segera melepas pelukannya, wajahnya kembali kaku.

"Seharusnya kau lebih berhati-hati. Jangan berkeliaran sembarangan."

Nada suaranya kembali dingin, tapi Aruna bisa merasakan bahwa barusan ada ketulusan dalam tindakannya.

Ia menggenggam dadanya yang masih berdebar. Kenapa jantungku berdetak begitu cepat?

Malamnya, saat Aruna berbaring di ranjang kamarnya, bayangan kejadian itu terus menghantui pikirannya.

Pelukan singkat, tatapan mata Rafael yang sesaat berubah hangat… semuanya membuat hatinya kacau.

"Tidak mungkin… ini hanya pernikahan kontrak. Aku tidak boleh jatuh hati padanya…" bisik Aruna pada dirinya sendiri.

Namun, jauh di lubuk hatinya, ia tahu benih perasaan itu mulai tumbuh—meski ia berusaha menyangkalnya.

More Chapters