Ficool

Chapter 7 - Bab 7 – Kebenaran yang Tersingkap

Arka berlari menembus kegelapan, keringat dingin bercucuran di wajahnya. Suara tangisan itu semakin keras, seolah mengikuti setiap langkahnya. Ia tahu ia tak bisa terus lari—ia harus menghadapi semuanya.

Di tepi hutan, ia berhenti. Di sana, sosok perempuan berambut panjang itu berdiri, menunduk. Gaunnya lusuh, wajahnya pucat, dan matanya menyala merah.

"Arka…" panggilnya lagi, kali ini lebih jelas.

Arka meneguhkan hati. "Siapa kau sebenarnya? Kenapa kau terus mengikutiku?"

Sosok itu perlahan mendongak. Wajahnya penuh luka, dan dari matanya mengalir darah hitam.

"Aku… adalah bagian dari keluargamu."

Arka terperanjat. "Apa maksudmu?"

Perempuan itu menghela napas panjang, suaranya seperti desir angin.

"Bertahun-tahun lalu, keluargamu membuat perjanjian dengan kekuatan gelap. Aku adalah korban… aku terjebak, rohku tak bisa tenang. Kini, kau adalah pewaris kutukan itu."

Arka menggenggam tanah, menahan ketakutan. Ia sadar, semua bisikan dan bayangan itu adalah peringatan.

"Apa yang harus kulakukan agar kau bisa tenang?"

Sosok itu perlahan mendekat, lalu mengangkat tangannya.

"Putuskan perjanjian itu. Jangan ulangi kesalahan leluhurmu. Jika tidak… kutukan akan menimpa keturunanmu selamanya."

Arka mengangguk, tekadnya bulat. Ia bersujud, membaca doa yang diajarkan ibunya sejak kecil. Cahaya lilin yang dibawanya berpendar semakin terang, menerangi seluruh hutan.

Sosok itu menatapnya untuk terakhir kali, lalu tersenyum samar. Wajah menyeramkannya perlahan berubah damai.

"Terima kasih…" bisiknya sebelum akhirnya lenyap menjadi butiran cahaya.

Arka terdiam. Malam itu berakhir dengan keheningan, namun dalam hatinya ia tahu: beban keluarga akhirnya terangkat.

Ia menatap langit. Bulan muncul kembali, bersinar terang menembus awan gelap. Untuk pertama kalinya, Arka merasa bebas.

Tamat.

More Chapters