Ficool

Chapter 36 - Tebakan samar

"Selamat, Putri Kedua." Emely berkata dengan senyum ramah andalannya. Namun hanya Evelyn yang tahu kalau tatapan itu mengandung sedikit kedinginan.

Evelyn menoleh pada Emely, tersenyum penuh arti dan menjawab, "Terimakasih kepada putri mahkota atas ucapan selamatnya."

"Aku sangat tidak menyangka, kalian menang di saat-saat terakhir." Emely masih tersenyum, namun sindiran dalam ucapannya terlalu jelas untuk Evelyn abaikan.

Evelyn terkekeh kecil, kemudian membalas dengan senyum ramah, "Ya, bagaimanapun, bukankah semua akan kembali kepada pemilik aslinya?"

Senyum Emely sedikit kaku, namun gadis itu sekuat tenaga mempertahankan sikap ramahnya. Evelyn melayangkan tatapan provokasi yang sama, persis seperti tatapan Emely padanya beberapa saat yang lalu.

Para lady bangsawan lain mulai berdatangan, mendekat ke arah Evelyn untuk memberikan selamat, hal itu membuat Emely mundur.

Ia berbalik menuju tempat Raja dan Ratu berada kemudian pamit pulang lebih dulu.

Ia ingin segera memberitahu ayahnya.

Setelah semua rangkaian acara selesai, Evelyn segera pergi dengan Ginna yang telah menjemputnya.

Di perjalanan, tak lupa ia menceritakan beberapa hal yang terjadi di perlombaan perburuan itu.

Ginna mendengarkan cerita Evelyn dengan sangat antusias. Gadis itu sesekali menimpali dengan pertanyaan dan pujian kagum. Perjalanan mereka lancar hingga sampai di kediaman pangeran kedua.

Sesampainya Evelyn di kediaman, rupanya Ethan sudah sampai lebih dulu. Pria itu berdiri di depan kediaman sembari membahas beberapa hal dengan Kane.

Melihat Evelyn sudah datang, Ethan segera memberi isyarat mata kepadanya dan masuk terlebih dahulu.

Melihat isyarat itu, Evelyn tahu bahwa ada beberapa hal yang ingin dibicarakan pria itu. Jadi Evelyn segera mengikuti langkah lebar Ethan.

Siang tadi, Kane memberi kabar bahwa penjaga yang ditempatkan Ratu di depan kamar utama kediaman telah pergi. Jadi bisa dipastikan sekarang mereka akhirnya mempunyai kamar masing-masing.

Oleh karena itu, selain di ruang kerja, mereka tidak bebas untuk mendiskusikan hal seperti ini secara terang-terangan.

Di kerajaan, memang mayoritas pasangan berpisah kamar setelah beberapa lama dan masih dianggap wajar. Salah satu alasannya adalah untuk memudahkan pihak pria jika ingin memiliki selir.

Kabar baiknya, keturunan kerajaan ini jarang mengambil selir. Namun ada kasus dimana Raja mengambil selir karena keterpaksaan, salah satunya Raja saat ini.

Beliau menikah lagi atas desakan para menteri dan bangsawan karena ratu saat itu, Ratu Irene yang sangat dicintainya tidak kunjung hamil. Beliau dengan berat hati mengambil selir seorang anak tabib ternama, Feliza Meyer.

Evelyn dan Ethan berjalan beriringan, tidak lagi canggung seperti pertama kalinya. Mereka sepenuhnya sudah menganggap satu sama lain sebagai partner dan seseorang yang dapat dipercaya.

Mereka berjalan menuju ruang kerja pribadi Ethan. Disana, mereka lebih bisa berdiskusi agar lebih aman karena ruangan itu dilengkapi sihir pelindung.

Kerajaan ini bukanlah kerajaan yang terdapat 'mana' atau sihir bawaan lahir. Mereka kebanyakan manusia biasa yang hanya memiliki kekuatan militer dan beberapa intrik kerajaan.

Ada beberapa orang yang terlahir dengan sihir bawaan, dan mereka berada di tempat khusus untuk melatih kemampuannya.

Beberapa benda ajaib juga masih ditemukan tapi jumlahnya sangatlah sedikit dan langka. Salah satunya cincin Aster, itulah sebabnya cincin itu harus segera disimpan dan dijaga ketat.

Evelyn teringat bekas luka yang didapatkan Ethan di perburuan itu, ia pun bertanya dengan penasaran.

"Apa yang terjadi selama perburuan tadi?"

Ethan menoleh sedikit kemudian menjawab, "aku diserang, mereka pembunuh bayaran."

Evelyn yang sudah memperkirakan hal tersebut tidak lagi terkejut. Sekarang fokus mereka hanya kepada, siapa yang kemungkinan mengirim pembunuh bayaran?

"Sudah diduga, apakah mereka meninggalkan jejak apapun?"

Ethan menggeleng santai, "Tidak, hanya saja mereka menggunakan pedang beracun, mungkin itu yang bisa dijadikan bukti pencarian."

"Racun? Apa racun itu semacam untuk melemahkan daya tahan tubuh penggunanya?"

"Ya, racun Lican. Racun yang sama dengan yang digunakan Louis malam itu."

Ethan menyebutkan malam itu, dimana mereka pertama kali bertemu dan terlibat pertarungan kecil.

Racun itu sama dengan yang dipakai Louis, itu artinya mungkin pemuda itu lagi yang mengirim pembunuh bayaran.

Dia tidak bisa memastikan karena tidak ingin terkecoh, bisa jadi ada tangan lain yang juga menggunakan racun itu selain Louis. 

"Apa ada kemungkinan Ratu lah yang mengirimnya?" Evelyn bertanya dengan hati-hati.

Ia tidak tahu apakah Ethan sudah mengetahui tentang racun Lican dan pembunuhan ibunya atau tidak. Karena itu, Evelyn tidak akan menanyakannya secara langsung.

Ethan mendongak menatap langsung mata Evelyn. "Kau tahu?"

"Ya, tentang kebenaran puluhan tahun lalu."

Ethan terdiam, menyangka pria itu tengah bersedih membuat Evelyn sedikit merasa bersalah.

"Maaf, aku tidak bermaksud."

"Tidak masalah, ucapanmu benar. Memang ada kemungkinan wanita itu yang mengirimnya karena ia pernah memiliki racun itu sebelumnya. Mungkin saja racun yang didapatkan Louis ada campur tangan ratu."

"Tapi apakah beliau senekat itu mengirim pembunuh bayaran lagi? Maksudku dengan adanya racun itu, beliau bisa saja diselidiki dan ditangkap."

"Bahkan jika ratu ada kaitannya dengan ini, wanita itu mungkin akan melakukannya lewat orang lain. Rencana Louis sebelumnya gagal, jadi dia pasti menggunakan orang lain untuk bertindak."

Ethan memang tidak menuntut atau melaporkan percobaan pembunuhan ini. Tapi dengan ditemukannya racun pada pedang di hutan itu, pihak yang kemungkinan terkait atau terlibat akan diselidiki.

"Siapa lagi musuhmu selain Pangeran Louis atau Pangeran Mahkota?"

Ethan berpikir sebentar, musuhnya sangat banyak, yang pasti berasal dari Kerajaan yang kalah perang. Ada juga para bangsawan yang tersinggung dan marah ketika ia menolak berkerjasama dengan menikahi salah satu putri mereka.

Tapi mengenai siapa yang lebih berpotensi untuk menjatuhkannya, berarti orang tersebut juga orang yang paling diuntungkan jika ia mati.

"Marquess Lovell."

Beliau bukan hanya Marquess dan mertua pangeran mahkota, tapi juga seorang perdana menteri yang mempunyai jabatan tinggi di Kerajaan.

Evelyn terdiam sejenak, itu ayah Emely. Mereka mempunyai musuh yang sama. Jadi sebelum menggulingkan Pangeran Mahkota, terlebih dahulu harus menghilangkan dukungan terkuatnya.

Tidak heran jika Emely cenderung lancar dalam pemilihannya untuk menjadi putri mahkota. Karena keluarganya mempunyai jabatan tinggi di kerajaan ini.

Marquess Lovell merupakan dukungan tertinggi untuk Leonardo karena keluarga Lovell mempunyai banyak relasi dan hubungan baik dengan bangsawan lain.

"Keluarga Lovell adalah pendukung terkuat Ratu. Mereka mempunyai hubungan baik sedari dulu." Ethan menjelaskan dengan nada pelan membuat Evelyn mengangguk dan mulai menarik benang merah.

Keluarga Lovell merupakan keluarga pendukung Tabib meyer, pendukung Feliza untuk naik tahta menjadi ratu.

Sang ratu mungkin menjanjikan pernikahan dengan keluarga Lovell jika mereka bersedia menjadi pendukung terkuatnya.

Leonardo dan Emely terikat pernikahan dan didoktrin sejak awal... bahkan disaat keduanya belum mengerti apa itu pernikahan.

Evelyn mengangguk-anguk mengerti, lalu mulai bertanya lagi, "Apa racun itu masih berkeliaran? Darimana keluarga Lovell memilikinya?"

More Chapters