Ficool

Ibu Tiri yang Baik Hati

DUNIABETowin
21
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 21 chs / week.
--
NOT RATINGS
347
Views
Synopsis
Terlepas dari semua rumor tentang ibu tiri yang jahat, Diah—seorang wanita berhati lembut—membuktikan bahwa kebaikan dapat menyembuhkan luka terdalam sekalipun. Menikah dalam keluarga yang berantakan, ia menghadapi penolakan dari anak-anak tirinya dan ketidakpercayaan dari masyarakat. Namun, dengan kesabaran dan kasih sayang yang tak tergoyahkan, ia perlahan-lahan menyatukan kembali apa yang pernah terkoyak. Ini adalah kisah mengharukan tentang ketangguhan, keibuan, dan menemukan keluarga dengan cara yang paling tak terduga.
VIEW MORE

Chapter 1 - Ibu Tiri yang Baik Hati

Bab 1: Awal dari Segalanya

Langit mendung menyambut langkah Diah saat ia turun dari mobil di depan sebuah rumah besar dua lantai yang kini resmi menjadi tempat tinggal barunya. Tangan kanannya menggenggam koper kecil, sementara tangan kirinya bergetar ringan, bukan karena dingin—tetapi karena gugup.

"Ibu tiri," gumamnya pelan, mencoba berdamai dengan sebutan yang akan menempel pada dirinya mulai hari ini.

Diah bukan wanita muda biasa. Di usianya yang baru tiga puluh, ia telah melewati berbagai luka kehidupan. Seorang guru TK yang lembut, penyabar, dan penyayang. Namun takdir membawanya pada pernikahan dengan Andra, duda beranak dua yang kehilangan istrinya setahun lalu karena kecelakaan.

"Jangan berharap mereka akan langsung menyukaimu," kata Andra saat perjalanan menuju rumah, suaranya berat dan lelah. "Mereka belum sepenuhnya pulih."

Diah hanya mengangguk, mengerti sepenuhnya. Ia tak ingin menggantikan posisi ibu kandung mereka. Ia hanya ingin hadir... dengan hati yang tulus.

Saat pintu dibuka, dua pasang mata memandangnya dengan curiga. Nadine, gadis remaja berusia 14 tahun, memeluk boneka lama sambil menatap tajam. Di sebelahnya, Raka yang berusia 10 tahun hanya diam, menunduk, memegang mobil mainannya erat-erat.

"Selamat sore... Perkenalkan, aku Diah," ucap Diah sambil tersenyum lembut.

Tak ada jawaban. Hanya diam dan tatapan dingin.

Malam itu, Diah tidur di kamar tamu. Sepi. Tapi hatinya penuh harap. Ia tahu cinta tak bisa dipaksakan. Ia tahu butuh waktu. Dan ia bersedia menunggu... selama apa pun itu.

Di dalam hatinya, ia berdoa, "Tuhan, izinkan aku mencintai mereka seperti anakku sendiri, dan biarkan suatu hari mereka tahu... ibu tiri tak selalu jahat."