Ficool

Angkasa yang Tak Tergapai

IndraRafisqy
7
chs / week
The average realized release rate over the past 30 days is 7 chs / week.
--
NOT RATINGS
1.1k
Views
Synopsis
Ikmal Sinaga menjalani dua kehidupan. Di dunia nyata, ia adalah seorang mahasiswa bermental baja, anak berbakti yang pekerja keras. Namun di balik layar monitornya, ia adalah seorang seniman dan gamer kesepian yang mendambakan seseorang yang bisa memahami dunia imajinasinya. Suatu malam, melalui obrolan anonim, ia bertemu "Kasa"—seorang wanita yang mengaku bernama lengkap Angkasa Vanjolly Nathaniel. Kasa adalah sosok yang sempurna di mata Ikmal: dewasa, kuat, namun rapuh, dengan pemahaman mendalam akan seni dan dunia Ikmal. Hati Ikmal yang tulus pun jatuh pada persona yang terasa begitu nyata itu. Baginya, Kasa adalah langit malam yang indah, sebuah angkasa yang akhirnya bisa ia raih. Namun, Angkasa yang dikenal Ikmal hanyalah sebuah persona yang diciptakan dengan hati-hati oleh Nayla, seorang siswi SMP yang gemar bermain peran (roleplaying). Untuk membuat kebohongannya semakin meyakinkan, Nayla menciptakan narasi tragis untuk Kasa—lengkap dengan penyakit, tekanan mental, dan orang tua yang galak. Ia bahkan menciptakan karakter pendukung, "Aldian", kakak laki-laki fiktif yang menjadi perantara saat Kasa "tidak bisa dihubungi". Ketika hubungan mereka semakin dalam, kebohongan pun semakin rumit. Dari HP yang disita hingga kabar "kematian" yang direkayasa, Ikmal ditarik ke dalam sebuah drama yang menguji mental bajanya sampai ke batas. Dengan bantuan sahabat sejatinya di dunia nyata, Maya, dan kecurigaan dari para anggota komunitas online IOVR, Ikmal perlahan mulai menyadari bahwa ada sesuatu yang janggal dari langit yang ia kagumi. "Angkasa yang Tak Tergapai" adalah kisah tentang pencarian cinta di era digital, di mana seorang pemuda dengan hati yang tulus harus berhadapan dengan kenyataan pahit bahwa sosok yang ia cintai hanyalah sebuah avatar, sebuah angkasa indah yang dari awal memang tidak pernah nyata dan tidak akan pernah bisa ia gapai. Ini adalah perjalanan tentang patah hati, kebohongan, dan pada akhirnya, menemukan kebahagiaan yang tulus di dunia nyata.
VIEW MORE

Chapter 1 - Di Tengah Sepi

Malam merayap di jendela kamar Ikmal, membawa serta hening yang biasa ia temui setelah seharian penuh. Di luar, suara klakson terakhir dari jalanan utama sudah mereda, digantikan oleh dengung samar pendingin ruangan. Layar monitor di hadapannya memancarkan cahaya biru, menampilkan sketsa anime seorang ksatria bertitid besar yang belum selesai. Tangannya baru saja lepas dari mouse pen setelah berjam-jam berkutat antara tugas kuliah dan goresan digital.

Bagi orang lain, Ikmal Sinaga adalah potret anak baik-baik. Pagi hingga sore ia habiskan sebagai mahasiswa, dan sisa waktunya ia gunakan untuk membantu di toko kelontong kecil milik orang tuanya. Dia tidak pernah mengeluh. Dia menyayangi keluarganya, dan senyum lelah di wajah ibunya saat ia menyodorkan teh hangat adalah upah yang lebih dari cukup. Dia punya mental baja, begitu kata ayahnya, mampu menyeimbangkan tanggung jawab tanpa banyak bicara.

Tapi di dalam kamarnya, di balik pintu yang tertutup, ada Ikmal yang lain. Ikmal yang dunianya terbuat dari piksel dan imajinasi,ia sebenarnya adalah raja iblis. Ikmal yang denyut nadinya berpacu saat berhasil memenangkan pertarungan sengit di Mobalog (gagal lomse tramck) Ikmal yang jiwanya bergetar saat berhasil menggambar lekuk mata karakter anime dengan sempurna.

Dunia ini adalah miliknya sendiri. Sunyi.

Ia meraih ponselnya, membuka aplikasi Telegram. Ada banyak grup di sana, tapi matanya tertuju pada sebuah kanal yang sering ia intip: "Anonymous Chat Bot". Sistem yang akan menghubungkannya secara acak dengan pengguna lain untuk percakapan satu lawan satu. Iseng, hanya untuk membunuh waktu. Malam itu, rasa sepi terasa sedikit lebih menggigit dari biasanya.

Jari-jemarinya, entah didorong oleh apa, menekan tombol /start.

Mencari teman bicara...

Pengguna ditemukan.

Selamat mengobrol!

Sebuah gelembung pesan muncul.

[Kasa]:Malam.

Sederhana. Ikmal membalas sekenanya, tidak berharap banyak.

[Ikmal]:Malam juga.

[Kasa]:Lagi apa? Nggak bisa tidur?

[Ikmal]:Baru selesai gambar.

Biasanya, percakapan seperti ini akan mati dalam dua atau tiga balasan. Tapi kali ini berbeda.

[Kasa]:Oh ya? Gambar apa? Boleh lihat? Aku suka seni.

Jantung Ikmal sedikit berdebar. Tidak pernah ada yang bertanya lebih jauh tentang hobinya. Tanpa pikir panjang, ia mengambil foto layar monitornya dan mengirimkannya. Sketsa ksatria yang belum rampung.

Hening sejenak. Ikmal mengira orang di seberang sana sudah kehilangan minat. Namun kemudian, tiga gelembung pesan muncul berurutan.

[Kasa]:Wow.

[Kasa]:Ini keren banget. Goresannya detail. Kamu serius jago gambar.

[Kasa]:Karakternya dari game apa? Atau buatanmu sendiri?

Pujian itu terasa seperti tetesan air di gurun pasir. Hangat dan melegakan. Untuk pertama kalinya, seseorang tidak hanya melihat, tapi juga mengerti.

Jari-jemari Ikmal menari di atas keyboard dengan semangat yang baru.

[Ikmal]:Karakter buatanku sendiri. Aku punya mimpi bikin game RPG suatu hari nanti.

[Kasa]:Aku pasti akan jadi orang pertama yang mainin game buatanmu.

Malam itu, untuk pertama kalinya setelah sekian lama, keheningan di kamar Ikmal tidak lagi terasa sepi. Ia dipenuhi oleh cahaya dari layar ponsel dan percakapan tanpa akhir tentang dunia yang ia kimra hanya miliknya seorang. Sambil tersenyum, Ikmal sadar, ia telah menemukan sesuatu. Atau lebih tepatnya, seseorang.