Ficool

Chapter 4 - Chapter 4 – Shadows of the Past and the Sealed Light

Hawa pagi menyelimuti lembah yang baru saja diluluhlantakkan oleh pertempuran Wu Jian.

Debu masih menggantung di udara, bercampur dengan aroma tanah hangus dan energi yang tak tertangani.

Di tengah kehancuran itu, Wu Jian berdiri dengan tubuh letih namun mata penuh keteguhan.

“Aku telah menembus Ranah Jiwa Awal… tapi ini baru permulaan…”

gumamnya pelan, menatap reruntuhan yang berserakan.

Sang guru, klon Dewa Waktu, berdiri di sampingnya.

“Wu Jian, kau sudah melampaui batas awal. Tapi ingat, kekuatan yang kau raih hanyalah fragmen kecil dari jalan yang sebenarnya. Di atas Ranah Jiwa, ada Ranah Vital, Ranah Spiritual… dan jauh di atas itu, ranah-ranah yang bahkan aku tak bisa sentuh.”

Wu Jian menghela napas, dan tiba-tiba sebuah kilatan di sudut matanya menarik perhatiannya.

Bayangan samar manusia dan makhluk yang tak dikenalnya muncul di udara, seperti sisa kenangan yang tersisa dari dunia lamanya.

Rasa sakit dan kehilangan kembali membakar hatinya.

“Itu… orang tuaku?”

bisiknya, menatap sosok yang semakin jelas.

Sosok itu berbicara dengan suara yang terdengar jauh namun jelas di hati Wu Jian:

“Wu Jian… jangan berhenti. Kekuatanmu harus terus tumbuh. Jangan biarkan kematian kami sia-sia.”

Rasa sakit itu berubah menjadi tekad.

Ia menunduk, mengepalkan tangan.

“Aku tidak akan menyerah. Aku akan menemukan semua ranah, menguasai semua batas, dan membalas dendam pada Void Layer yang mengambil kalian dari hidupku.”

Hari demi hari, Wu Jian berlatih dengan lebih keras.

Setiap pukulan, setiap meditasi, setiap tarikan napas disinari tekad dan ingatan akan orang tuanya.

Ia menyadari bahwa energi kehidupan di dalam dirinya memiliki batas — dan untuk menembusnya, ia harus membuka Cahaya yang Tersegel, kemampuan tersembunyi yang diwariskan oleh Dewa Waktu kepada manusia yang layak.

Sang guru menjelaskan:

“Cahaya itu tersegel karena hanya mereka yang mampu menerima penderitaan yang paling dalam dapat mengendalikannya. Jika kau bisa membangkitkannya, kekuatanmu akan melampaui apa pun yang kau ketahui saat ini.”

Wu Jian menutup mata, memasuki meditasi panjang.

Ia menyelami ingatan pahit masa lalu, rasa sakit kehilangan orang tuanya, kehancuran dunia lama, dan rasa takut menghadapi kegelapan yang tak terbayangkan.

Beberapa hari berlalu, dan meditasi Wu Jian membuahkan hasil.

Sebuah cahaya lembut muncul dari dalam dadanya, membentuk aura keemasan yang tak pernah ia rasakan sebelumnya.

“Ini… Cahaya yang Tersegel…”

desisnya, sambil merasakan kekuatan mengalir melalui setiap serat tubuhnya.

Dengan kekuatan baru ini, Wu Jian dapat melihat sisa-sisa Void Layer yang tersembunyi di dunia barunya.

Makhluk-makhluk kecil yang pernah menjadi agen kehampaan tersebar di bumi, menunggu untuk menyerang.

Wu Jian menatap horizon, dengan tekad yang membara:

“Aku akan menghapus semua kegelapan yang tersisa. Aku akan membuktikan bahwa kehendak manusia bisa lebih kuat dari Void Layer itu sendiri.”

Pertarungan pertama dengan makhluk sisa Void Layer pun dimulai.

Wu Jian bergerak cepat, memanfaatkan cahaya keemasan dari dadanya. Setiap pukulan menghasilkan gelombang energi yang membersihkan wilayah dari kegelapan.

Makhluk-makhluk itu tak mampu menahan cahaya yang lahir dari tekad seorang manusia yang tidak akan menyerah.

Sang guru tersenyum bangga.

“Kau mulai mengerti… Wu Jian. Bukan kekuatan semata yang membuatmu hebat, tapi tekadmu untuk terus maju meski menghadapi penderitaan paling gelap.”

Seiring malam tiba, Wu Jian berdiri di puncak tebing, menatap bulan yang terbit perlahan.

Bayangan orang tuanya muncul lagi di cahaya remang.

“Aku datang… tapi hanya sebagai cahaya…”

suara itu bergema di hatinya.

Wu Jian menatap mereka, menunduk sejenak, kemudian menatap ke depan dengan tegas:

“Aku akan naik lebih tinggi. Aku akan menembus semua ranah. Dan ketika waktunya tiba… Void Layer akan merasakan amarahku.”

Langit malam bergetar, seakan merasakan janji dan tekad Wu Jian.

Cahaya yang Tersegel berdenyut di dadanya, mengisyaratkan awal dari perjalanan yang lebih besar, lebih berbahaya, dan lebih epik dari sebelumnya.

More Chapters