Ficool

Chapter 4 - Allies and Secret

"In the shadows, trust is the rarest currency."

Hari baru di Solvara Academy dimulai dengan langit abu-abu yang tipis, seolah kota pun menyadari ketegangan yang terus menggantung di udara. Avery melangkah melewati koridor yang sama yang beberapa hari terakhir ini terasa begitu menakutkan, namun kini setiap langkahnya lebih mantap, karena dia tahu bahwa bertahan di akademi ini bukan hanya soal menahan diri, tapi juga memilih dengan hati-hati siapa yang bisa dipercaya dan siapa yang harus diwaspadai.

Di kantin, ia menemukan seorang gadis berambut hitam panjang, mengenakan kacamata tipis, duduk sendirian di sudut. Ada sesuatu dalam ketenangan gadis itu yang membuat Avery merasa aman—seperti magnet halus yang menenangkan sarafnya. Setelah beberapa saat ragu, Avery memberanikan diri mendekat.

"Hai… aku Avery," katanya, suara sedikit bergetar tapi berusaha tegas.

Gadis itu menatapnya, matanya cermat seperti sedang menilai seluruh jiwa Avery, lalu tersenyum tipis. "Aku Selene. Aku bisa membantumu bertahan di sini, tapi ingat, setiap bantuan ada harganya."

Avery mengangguk perlahan, memahami bahwa di Solvara Academy, bahkan kebaikan sekalipun tidak gratis. Mereka mulai berbicara, dan Avery merasa lega karena akhirnya ada seseorang yang tampaknya memahami bahaya sosial yang dia hadapi, sekaligus menawarkan kesempatan untuk membangun aliansi strategis.

Namun bayangan Damien selalu ada di benaknya. Saat pelajaran matematika dimulai, Avery menangkap pandangan Damien dari seberang kelas—mata gelap yang menilai, bukan hanya pergerakan fisik, tapi juga keberanian dan ketenangan emosionalnya. Ada sesuatu dalam tatapannya yang selalu membuat Avery waspada dan penasaran sekaligus, seolah ia tahu lebih banyak tentangnya daripada yang Avery sendiri sadari.

Malamnya, akademi mengadakan pertemuan kecil di ruang lounge siswa elit. Avery duduk bersama Selene, memperhatikan interaksi di sekeliling mereka. Gadis-gadis pirang yang sebelumnya menantangnya kini tampak sibuk dengan intrik mereka sendiri, dan Avery menyadari bahwa membangun aliansi bukan hanya soal bertahan, tapi juga memahami permainan politik yang tersembunyi di setiap senyum dan tatapan.

Damien muncul tanpa suara, duduk di pojok ruangan, tangannya memegang buku, namun matanya terus mengawasi Avery. Kali ini senyumnya lebih tipis, hampir seperti peringatan terselubung. Avery merasakan adrenalin naik; dia ingin mendekat, ingin tahu, tapi ada rasa waspada yang terus menahan langkahnya.

Selene menepuk bahunya perlahan. "Jangan terlalu dekat. Aku tahu dia menarik… tapi ada sesuatu yang gelap dalam dirinya. Kau harus hati-hati."

Avery menelan ludah, memahami bahwa ketertarikan dan bahaya sering berjalan berdampingan, dan Damien adalah manifestasi sempurna dari kedua hal itu. Ia mulai belajar bahwa Solvara Academy bukan hanya tentang kekuatan sosial, tapi juga tentang rahasia yang tersimpan, bayangan yang menunggu untuk ditemukan, dan pilihan yang bisa mengubah segalanya—baik dalam persahabatan, cinta, maupun karier di dunia elit ini.

Saat malam semakin larut, Avery berdiri di balkon asramanya, menatap cahaya kota yang berkelap-kelip di bawahnya. Angin malam menyentuh wajahnya, membawa aroma hujan dan sedikit rasa melankolis. Ia tahu satu hal pasti: perjalanan ini baru saja dimulai, dan setiap langkah berikutnya akan menuntut keberanian, kecerdikan, dan hati yang kuat untuk menghadapi bayangan-bayangan yang belum terlihat—dan Damien Vale, yang misterius dan menantang, akan selalu menjadi bagian dari bayangan itu.

More Chapters