Ficool

Chapter 5 - Secret and Temptations

"Every shadow hides a secret… and every secret carries a price."

Malam itu, Solvara Academy terasa lebih hidup daripada biasanya. Cahaya lampu kristal memantul di lantai marmer, sementara bisikan para siswa berbaur dengan musik lembut dari lounge utama. Avery berdiri di tangga utama, menatap kerumunan dari atas, merasakan jantungnya berdetak cepat—bukan hanya karena suasana glamor, tapi juga karena satu nama yang terus menghantui pikirannya: Damien Vale.

Ia tidak mengerti mengapa setiap kali melihatnya, jantungnya terasa seperti tersedak. Ada ketertarikan yang ia coba lawan, namun rasa penasaran dan sedikit adrenalin yang muncul saat bertemu Damien selalu lebih kuat dari akalnya sendiri. Ia sadar satu hal: Damien tidak seperti orang lain di akademi ini. Ia bukan hanya elit, tapi juga misterius, gelap, dan mematikan dalam caranya sendiri—dan itu membuatnya tak bisa diabaikan.

Saat ia menuruni tangga, sebuah suara lembut namun tegas menghentikannya.

"Kamu selalu menatapnya terlalu lama," kata Selene, muncul di sampingnya tanpa suara. "Jangan biarkan penasaranmu mengendalikanmu. Di sini, orang seperti Damien… mereka tidak tertarik pada siapa pun, kecuali jika itu menguntungkan mereka."

Avery menelan ludah, tapi matanya tetap mencari Damien di tengah kerumunan. Dan benar saja, ia melihat sosoknya duduk sendiri di pojok lounge, tangannya memegang buku tebal namun matanya terus mengawasi setiap gerakan Avery dari kejauhan. Ada senyum tipis di bibirnya—senyum yang membuat hati Avery berdetak lebih cepat, campur aduk antara takut dan kagum.

Namun malam itu bukan hanya tentang Damien. Seorang siswa pria, tinggi dan berambut cokelat gelap, muncul dari kelompok rival yang sebelumnya menantangnya, menatap Avery dengan campuran ejekan dan tantangan. "Kau pikir bisa bertahan di sini hanya karena Selene menolongmu? Jangan terlalu percaya diri, beasiswa baru," katanya. Suaranya penuh nada yang ingin menaklukkan, memaksa Avery merasakan ketegangan yang membakar.

Avery merasakan napasnya membeku sejenak, tapi kemudian ia mengingat kata-kata Selene: di Solvara, kekuatan sejati bukan hanya soal fisik atau kekayaan, tapi tentang strategi dan keberanian menghadapi ketakutan. Dengan langkah mantap, ia menatap kembali pria itu, menahan rasa gugup, dan menjawab dengan nada tenang, "Aku bisa bertahan sendiri. Tapi terima kasih sudah memperingatkanku."

Pria itu tersenyum tipis, seperti mengakui keberaniannya, lalu berbalik meninggalkan. Avery menatap punggungnya dan menyadari satu hal: ia mulai belajar bermain dalam dunia ini, namun setiap langkah selalu penuh risiko.

Di saat yang sama, Damien berdiri dari mejanya dan melangkah pelan ke arahnya. Setiap langkahnya terasa seperti pengumuman bahwa ia hadir bukan untuk bermain-main, tapi untuk menilai, memahami, dan mungkin… menggoda.

"Kau mulai mengerti," katanya, suara rendah namun memikat. "Tapi ini baru permulaan. Setiap orang di sini punya rahasia… dan beberapa rahasia lebih gelap dari yang bisa kau bayangkan."

Avery menelan ludah, menyadari bahwa malam itu ia tidak hanya belajar tentang rivalitas, tetapi juga tentang godaan, misteri, dan daya tarik yang tidak bisa ia tolak, meski akal sehatnya berteriak untuk menjauhi. Tatapan Damien, lembut namun penuh bahaya, membuatnya sadar satu hal: Solvara Academy bukan hanya medan pertempuran sosial—ini juga ujian hati dan keberanian.

Malam itu, saat ia menatap langit kota dari balkon, lampu-lampu Solvara berkilau seperti bintang di bumi, Avery tahu satu hal pasti: setiap langkah ke depan akan dipenuhi rahasia, intrik, dan godaan yang bisa membuatnya jatuh… atau justru menemukan kekuatan yang belum ia sadari. Dan Damien Vale, dengan semua misterinya, akan selalu menjadi bayangan yang menempel di setiap keputusan dan detak jantungnya.

More Chapters