Namaku Sylvaris Frostblood. Putra Duke Frostblood… dan, katanya, seorang pembuat onar.
Katanya, ya. Karena aku sendiri hampir nggak ingat apa-apa soal hidupku sebelumnya. Semua potongan itu kudapat dari mulut para pelayan di rumah—dan entah kenapa, aku merasa setengah percaya, setengah nggak. Yang jelas, setiap kali aku keluar rumah menuju kota, orang-orang menjauh dariku. Seolah aku ini semacam penyakit berjalan.
Aku nggak tahu kenapa, tapi mulai hari ini aku bertekad jadi orang yang berbeda. Bukan pembuat onar, bukan bayangan ayahku. Hanya… aku yang baru.
Itulah alasanku memutuskan untuk belajar pedang.
Masalahnya, di kalangan bangsawan, pedang itu semacam taboo. Bangsawan itu kan biasanya cuma mengandalkan sihir. Dan aku pun ternyata punya sihir—Frost Magic.
Serius, aku bosen banget denger kata “frost” di semua hal dalam hidupku. Frostblood. Frost magic. Frost kingdom. Frost-ini, frost-itu. Tapi mau gimana, sihir ini memang serbaguna.
Tetap saja, aku ingin belajar pedang. Jadi aku melakukannya diam-diam. Setiap malam aku naik ke Pegunungan Afrod, berlatih di bawah langit dingin yang kosong. Dan tentu saja, kebiasaan itu nggak bertahan lama.
Suatu malam, aku ketahuan pelayan saat mengendap keluar. Sejak itu aku selalu diawasi orang-orang suruhan ayahku. Rasanya seperti burung yang sayapnya dipotong.
Sampai akhirnya, suatu malam aku terbangun. Langit-langit asing menyambutku. Ruangan ini… bukan kamarku.
Aku… diculik?
Anehnya aku tenang saja.
Atau… tidak. Tidak, tidak, tidak! Aku TIDAK TENANG SAMA SEKALI!
Sejak tadi aku bicara sama siapa, sih!?