Langit runtuh tanpa suara.
Di ambang ε-Origin-Null, waktu terdistorsi—dan logika mulai meleleh.
Voidverse menyebar bagai kabut yang memahami emosi.
Tidak menyerang dengan laser atau ledakan,
tetapi menggali ingatan terdalam, lalu mengubahnya menjadi senjata.
---
Ingatan yang Tak Pernah Terlindungi
Lied berdiri sendirian, meskipun Lyss dan Eris masih di sisinya secara fisik.
Namun pikirannya—penuh gema bisikan.
> "Kenapa kau tidak mengatakannya waktu itu, Lied?"
"Jika kau jujur, mungkin dia tidak akan pergi."
"Cinta bukanlah sesuatu yang bisa ditunda. Tapi kau memilih diam."
Dia melihat bayangan seorang gadis.
Tersenyum lembut, mengenakan jaket biru senja yang sering ia ingat.
Namanya Naelle.
---
Naelle yang Tidak Pernah Mendengar
Voidverse menyusun ilusi dari memorinya.
Naelle berjalan menuju Lied seperti dulu—di taman observatorium Bumi, tepat sebelum proyek kolonisasi dimulai.
Suara angin. Bintang yang belum padam.
Dan momen yang tak pernah ia gunakan.
> "Aku tahu kau ingin mengatakan sesuatu."
"Tapi kau membiarkanku pergi ke koloni Mars tanpa kata."
"Sekarang kau menyelamatkan semesta, tapi tak pernah menyelamatkan dirimu sendiri."
Lied terdiam. Tangannya gemetar.
Suaranya—macet di tenggorokan, lagi.
> "Aku mencintaimu, Naelle…" ucapnya akhirnya. Tapi bayangan itu… tersenyum sedih.
"Terlambat, seperti dulu."
---
Voidverse Menyerbu
Saat Lied terpaku pada ilusi masa lalu, tubuh Terra retak secara struktural.
Voidverse mulai menyusup melalui celah emosi, menulis ulang materi realita di sekitarnya:
Dinding waktu berubah menjadi sungai air mata membeku.
Ruang sekitar mereka dipenuhi versi Lied yang berbeda: marah, kecewa, dan menyerah.
Lyss Kaera berteriak mencoba membangunkan Lied, tapi suara terdistorsi—seolah menjadi gema dari masa lalu yang tak pernah terjadi.
> "Lied! Itu bukan kenyataan—itu luka yang kau simpan!"
---
Pecahan dan Kesadaran
Akhirnya, Lied menutup matanya.
Ia menenggelamkan diri ke dalam memori itu—bukan untuk kabur, tapi untuk menerima.
> "Aku terlambat, ya. Tapi aku tidak akan terlambat lagi… bukan untuk semesta ini."
Dengan tekad baru, Lied menarik nafas.
Voidverse di sekitarnya mulai retak.
Ilusi Naelle memudar—bukan menghilang karena dilawan, tapi karena dimaafkan.
---
Serangan Terakhir Tertahan
Terra, dengan sistemnya yang nyaris tumbang, memulihkan dirinya sendiri.
Lyss dan Eris menembakkan semburan medan naratif, memantulkan kembali sebagian Voidverse.
Namun serangan berikutnya sedang disiapkan.
Entitas pusat Voidverse—belum muncul. Tapi sudah memperhatikan.
> "Kau kuat bukan karena tak pernah takut. Tapi karena tetap berdiri meski terluka."
Suara Terra bergema lembut. Kali ini seperti… sahabat, bukan hanya mesin.