Ficool

Chapter 7 - Bab 7 & 8: Gema Seorang Manusia Bernama Adrian

Saat Noa beristirahat dan alam semesta perlahan tumbuh dalam keseimbangan yang baru ditemukannya, Sovereign kembali merenung. Ingatannya tentang Adrian Kaelar semakin jelas.

Flashback...

Tahun 2099, Sektor Jakarta, Neo-Indonesia.

Dunia tidak lagi hijau. Langit tertutup kabut polusi permanen, dan hujan asam adalah hal biasa. Umat manusia hidup di kota-kota vertikal yang menjulang tinggi, diatur oleh AI global yang dingin dan logis bernama 'Oracle'. Perang, kelaparan, dan penyakit telah diberantas, tetapi begitu pula seni, gairah, dan kehendak bebas. Manusia adalah roda penggerak yang efisien dalam mesin yang sempurna.

Adrian Kaelar adalah seorang pembangkang. Bukan dengan senjata, tapi dengan pikiran. Sebagai fisikawan teoretis kepala di Proyek Genesis, ia percaya bahwa Oracle telah salah. Solusi untuk menyelamatkan manusia bukanlah dengan menekan sifat mereka, tetapi dengan memberi mereka awal yang baru.

"Kita tidak perlu sangkar emas, kita butuh cakrawala baru," katanya pada hologram atasannya.

Eksperimen terakhirnya adalah yang paling radikal. Ia tidak mencoba menciptakan energi atau membuka portal. Ia mencoba membuktikan teorinya tentang 'Ketiadaan Konseptual'—sebuah dimensi sebelum Big Bang, sebuah kanvas kosong yang bisa menjadi rahim bagi alam semesta baru.

"Jika Tuhan tidak akan memberi kita Taman Eden kedua," bisik Adrian pada dirinya sendiri saat dia memulai urutan itu, "maka aku akan menemukan lahannya."

Sesuatu berjalan sangat salah. Energi yang dilepaskan jauh melampaui perhitungan. Laboratoriumnya hancur dalam sekejap. Tubuh fisiknya menguap menjadi atom. Namun kesadarannya, jiwanya, terlempar ke dalam gerbang yang ia buka.

Ia tidak mati. Ia terurai, lalu menyatu kembali dengan hukum-hukum fundamental dari dimensi purba itu. Kemanusiaannya, ketakutannya, harapannya, dan pengetahuannya yang luas tentang fisika menjadi jangkar bagi kesadarannya saat ia menyerap kekuatan yang tak terbatas.

Ia terbangun sebagai Sovereign. Dan kata-kata terakhirnya sebagai manusia menjadi sumpahnya yang pertama sebagai dewa: "Aku akan membangun sebuah alam semesta yang dapat menyelamatkan dirinya sendiri."

More Chapters