Ficool

Chapter 3 - Virtual Relationship

Kebahagiaan Ikmal terasa begitu meluap hingga rasanya tidak cukup jika hanya disimpan untuk dirinya sendiri. Reaksi dingin dari Maya justru mendorongnya untuk mencari validasi di tempat lain, di sebuah panggung yang lebih besar di mana ia yakin ceritanya akan disambut dengan tangan terbuka.

Ia membuka aplikasi Facebook dan masuk ke grup favoritnya: Intake Of Various Reference 2 (IOVR). Grup yang dikenal sebagai salah satu kiblat humor di jagat maya Indonesia, salah satu perwujudan dari keabadian, tempat berkumpulnya orang-orang dengan pikiran paling acak sekaligus paling suportif. Dengan hati yang berbunga-bunga, Ikmal membuat sebuah postingan sederhana.

"Warga Intake, doain ya. Keperjakaanku bentar lagi hilang."

Sebagai pelengkap, ia menyertakan sebuah screenshot percakapannya dengan Kasa saat mereka resmi jadian, tentu saja bagian yang paling manis dan romantis.

Tidak butuh waktu lama, notifikasi membanjiri ponselnya.

"Inilah My Kisah!"

"ikmal 1,tropy ucl arsenal 0!"

"Akhirnya salah satu sesepuh sold out juga. Terharu."

Ikmal tertawa membaca setiap komentar. Inilah yang ia butuhkan. Perasaan diterima, perasaan bahwa kebahagiaannya juga menjadi kebahagiaan orang lain. Ia merasa menjadi tokoh utama dalam sebuah cerita yang didukung oleh ribuan penonton.

Malam harinya, saat sedang asyik membalasi komentar di IOVR, sebuah pesan masuk dari Kasa. Namun, nadanya berbeda dari biasanya.

[Kasa]:Mal, maaf ya,gomen...

[Ikmal]:Maaf kenapa, Kas? Kamu baik-baik aja, kan?

[Kasa]:Aku baik-baik aja. Cuma mau bilang, kalau nanti aku balasnya lama atau tiba-tiba hilang, jangan marah ya.

Kening Ikmal berkerut.

[Ikmal]:Hilang? kamu Salah satu jendral?

[Kasa]:Bukan gituu,Orang tuaku galak banget. Mereka nggak suka aku deket sama cowok. HP-ku suka dicek tiba-tiba, kadang disita juga kalau mereka lagi curiga. Aku takut.

Seketika, rasa bahagia Ikmal bercampur dengan gelombang kekhawatiran yang kuat. Rasa ingin melindunginya muncul begitu saja(anjime baru juga jadian cok).

[Ikmal]:Ya ampun, Kas. Nggak apa-apa, watashi ngerti banget. Kamu jangan takut, ya. Keselamatan kamu yang paling penting. Aku bakal nungguin kamu, selama apa pun itu.

[Kasa]:Makasih ya, Mal. Kamu satu-satunya yang ngerti aku.

Percakapan itu mengubah dinamika hubungan mereka. Bagi Ikmal, ini bukan lagi sekadar romansa biasa. Ini adalah sebuah perjuangan. Ada "musuh" yang harus mereka hadapi bersama: orang tua Kasa yang galak. Tanpa sadar, Ikmal telah melangkah lebih dalam ke dalam sebuah naskah yang telah disiapkan dengan rapi, di mana ia baru saja menyelesaikan bab pertamanya.

More Chapters