Ficool

Chapter 19 - Satu Per Satu

Setelah berminggu-minggu belajar bareng Abah, Rangga mulai merasa ada sesuatu yang berubah dalam dirinya. Dulu, tiap malam yang ia pikirkan hanya satu: "Besok ngamen di mana?". Sekarang, tiap malam ia membuka catatan kecilnya, menghitung pengeluaran, mengecek stok baut dan oli, bahkan mulai menggambar sketsa bengkel impiannya.

Malam itu, di kamar kecil yang temaram, ia membuka buku gambar bekas. Di halaman pertama, ia menulis dengan huruf besar:

> "BENGKEL RANGGA MOTOR"

Lalu di bawahnya, ia menggambar sebuah bangunan kecil dengan pintu rol besi, etalase oli, dan spanduk sederhana yang bertuliskan "Servis Jujur, Harga Bersahabat."

Tiba-tiba, pikirannya terlempar ke masa lalu. Ke hari-hari ketika ia duduk di pinggir jalan, gitar kecil di tangan, menyanyikan lagu sambil menahan lapar. Saat itu, tak pernah ia bayangkan bisa sampai sejauh ini.

Tapi ternyata, satu tangan dari Abah Mimih, satu ruang belajar dari Telin, dan satu tekad dari dalam dirinya sendiri… cukup untuk menyalakan mimpi yang dulu hampir padam.

---

Hari-hari berikutnya diisi dengan rutinitas yang padat, tapi menyenangkan. Rangga mulai membantu teman-temannya di pesantren yang juga ingin belajar otomotif. Ia mulai dikenal sebagai "Bang Rangga", si ahli servis motor yang juga jago ngajarin orang lain.

Suatu hari, Mimih bilang:

> "Rangga, kamu bukan cuma murid sekarang. Kamu udah jadi contoh."

Rangga hanya tersenyum. Ia tahu, jalan di depannya masih panjang. Tapi sekarang, ia gak lagi sendirian. Ia punya arah, punya dukungan, dan yang paling penting—punya keyakinan.

More Chapters