Ficool

Chapter 6 - Kawan Baru dan Perjalanan ke Cibinong

Suatu siang yang terik, saat aku sedang mengamen di sekitar Bojong, aku melihat seorang anak seusia aku, bawa gitar juga. Wajahnya asing, tapi senyumnya ramah. Aku salaman sama dia, nanya namanya, lalu tanpa banyak basa-basi, aku ajak dia ngamen bareng.

Dari perkenalan itu, kami jadi akrab. Dua hari kemudian, dia ngajak aku, abangku, adikku, dan temanku ke Cibinong. Katanya, "Di sana rame. Banyak angkot lewat, banyak tempat buat ngamen." Kami berangkat bareng, naik angkot, bawa gitar seadanya, semangat kayak mau petualangan.

Kami ngamen di sekitaran angkot 08 dan 41, dari pagi sampai sore. Kadang dapat banyak, kadang cuma cukup buat beli mie rebus dan air mineral. Tapi kami tetap ketawa, tetap senang. Dunia terasa seperti punya banyak pintu, dan kami mulai buka satu-satu.

Lama-lama kami bosan juga. Kami pulang ke rumah masing-masing. Tapi aku nggak bisa berhenti. Beberapa hari kemudian, aku ajak abang dan temanku lagi. Lalu kami jemput satu lagi teman dekat kami. Kami balik lagi ke Cibinong, nyari teman lama yang dulu pernah aku tinggal tidur di warnet. Tapi kami nggak ketemu dia lagi.

Kami ngamen keliling, main warnet, tidur di emperan. Kadang kami main di Pemda, ngamen di sekitar lesehan. Di sana, aku ketemu pengamen perempuan, masih kecil, ditemani ibunya dan adiknya. Kami main bareng setelah ngamen, lalu kami berlima ajak dia ke warnet juga. Rasanya kayak punya keluarga kecil sendiri di jalanan.

Setelah seminggu, kami pulang. Tapi besoknya kami balik lagi, jemput si cewek kecil itu buat ngamen bareng. Dan seperti biasa, kalau uang udah cukup, kami rame-rame nyari warnet lagi.

More Chapters