Chapter 4: 100 Hari yang Mengubah Hidup
Aria merasa waktu itu terlewat begitu cepat. 100 hari. Bukanlah waktu yang panjang, tetapi setiap detiknya terasa berarti. Ada perasaan yang tumbuh di antara mereka, sebuah ikatan yang telah lama hilang—bukan hanya karena mereka berdua, tetapi juga karena Aria akhirnya bisa membuka hatinya kembali.
Saat hari ke-99 datang, mereka berdiri di teras rumahnya, memandang matahari yang mulai terbenam di balik bukit. Vino berdiri di sampingnya, tidak berkata apa-apa. Hanya ada keheningan, namun keheningan yang nyaman, yang tidak perlu diisi dengan kata-kata.
Aria menatapnya, lalu berkata dengan lembut, "Besok adalah hari terakhir kita... Apa yang akan terjadi setelah ini?"
Vino menoleh ke arahnya, dan untuk pertama kalinya dalam 100 hari itu, ia merasa bahwa jawaban untuk pertanyaan Aria sudah ada di dalam hatinya.
"Setelah 100 hari ini, aku ingin kita melangkah lebih jauh," jawab Vino dengan suara penuh keyakinan. "Bukan hanya tentang kita berdua, tetapi tentang hidup yang akan kita jalani bersama. Aku tahu ini bukan akhir dari cerita kita, Aria. Aku ingin melanjutkannya, lebih lama, lebih jauh."
Aria menunduk, merenung. Ia merasa ada ketenangan yang menyelimutinya, tetapi juga sebuah rasa cemas. 100 hari itu telah memberi banyak pelajaran tentang apa artinya hidup tanpa rasa takut. Namun, apakah ia siap untuk lebih dari itu?
"Kamu yakin?" tanya Aria pelan. "Kita bisa terus melangkah bersama setelah ini, setelah waktu kita terbatas berakhir?"
Vino mengangguk. "Aku yakin. Karena selama 100 hari ini, aku sudah menemukan hal yang tidak aku tahu sebelumnya. Aku tidak hanya menemukanmu, Aria. Aku menemukan bagian dari diriku yang aku kira hilang."
Aria merasakan kehangatan yang luar biasa. Ia tahu, ia tidak bisa mengabaikan perasaan ini. Ia telah menemukan kembali dirinya dalam perjalanan ini, dan meskipun 100 hari terasa singkat, ia merasa cukup kuat untuk melangkah lebih jauh, bersama Vino.
Pada hari terakhir dari 100 hari itu, mereka berdua duduk di pantai, menyaksikan matahari terbenam. Tidak ada kata-kata yang diperlukan, hanya keheningan dan kenyataan bahwa keduanya telah saling memahami lebih dalam dari sebelumnya.
"Aku tidak tahu apa yang akan terjadi setelah hari ini," kata Aria dengan suara lembut. "Tapi aku tahu satu hal: kita tidak perlu lagi menghitung hari-hari kita bersama. Karena kita sudah memulai sesuatu yang lebih besar dari angka-angka itu."
Vino menatapnya dengan penuh kehangatan. "Kita akan terus berjalan bersama, Aria. Waktu mungkin terbatas, tapi cinta kita tidak akan pernah dihitung dengan angka."
Mereka saling tersenyum, dan untuk pertama kalinya dalam waktu yang lama, Aria merasa tidak ada lagi keraguan. Mereka tidak perlu lagi bersembunyi di balik ketakutan atau harapan yang belum pasti. Mereka hanya perlu menjalani hidup bersama, dengan segala kemungkinan yang ada.
Malam itu, saat mereka berjalan pulang, Aria merasa seperti dunia telah memberinya kesempatan kedua. 100 hari itu bukanlah sebuah akhir, tetapi awal dari sesuatu yang lebih besar.
Seperti Vino katakan, cinta tidak dihitung dengan waktu. Cinta adalah tentang apa yang kita buat dalam waktu yang ada. Dan 100 hari bersama Vino telah mengubah hidupnya lebih dari yang ia bayangkan.
Aria tidak tahu apa yang akan datang di masa depan, tetapi untuk pertama kalinya, ia tidak takut. Ia tahu bahwa bersama Vino, ia bisa menghadapi apapun.
Dan itu adalah awal yang lebih indah dari apapun yang ia harapkan.