Ficool

Chapter 10 - Luka Anak Pertama

Bab 10: Luka yang Tak Lagi Sembunyi

Seminggu setelah pidato itu, email dan pesan pribadi Nayla membanjiri. Dari mahasiswa asing, dari anak-anak pertama lain yang berkata:

"Terima kasih sudah bicara untuk kami.""Aku merasa dilihat.""Akhirnya, ada yang berani bilang bahwa jadi kakak bukan berarti harus sempurna."

Nayla membaca semuanya satu per satu. Dan setiap kata seperti benang—menjahit ulang hatinya yang selama ini robek, diam-diam.

Sementara itu, dari Indonesia, video pidatonya viral. Bahkan beberapa media mulai menyorotnya. Tapi yang paling mengejutkan... adalah pesan suara dari Ibu.

"Nayla... Ibu nonton videomu. Maaf kalau selama ini Ibu terlalu keras.""Ibu nggak tahu kalau kamu segitu lelahnya... Ibu pikir kamu kuat.""Ternyata kamu cuma nggak pernah bilang."

Nayla menangis lama setelah mendengar itu. Tapi untuk pertama kalinya, bukan karena luka... melainkan karena kelegaan.

Ia membalas dengan suara yang tenang:

"Aku nggak pernah salah jadi anak pertama, Bu. Tapi sekarang aku tahu, aku juga nggak salah kalau memilih untuk bahagia."

Hari keberangkatan Nayla ke Tokyo mendekat—tahap lanjutan dari beasiswanya. Di stasiun, Dimas menunggunya dengan satu koper kecil dan segelas cokelat panas.

"Kamu yakin mau lanjut?" tanya Dimas.

"Iya. Aku mau lihat dunia. Dan lihat... siapa aku tanpa luka itu."

"Kalau kamu jatuh di sana?"

"Sekarang aku tahu caranya bangkit. Aku nggak akan sembunyi lagi."

"Kalau kamu rindu?"

"Aku bakal kirim suara. Bukan diam seperti dulu."

Dimas tersenyum. Mereka saling menatap tanpa banyak kata. Lalu Nayla naik ke kereta, membawa ransel penuh mimpi dan hati yang lebih utuh dari sebelumnya.

Penutup:

Di kamar barunya di Tokyo, Nayla menempelkan satu kalimat di dinding:

"Luka tidak membuatku lemah. Tapi menyembunyikannya… hampir membuatku hilang."

"Sekarang, aku hidup. Dengan luka. Tapi tidak lagi sembunyi."

Dan dengan itu, perjalanan Nayla bukan berakhir... tapi baru saja dimulai.

Pesan Cerita:Tidak semua luka harus disembuhkan segera. Tapi tidak ada luka yang harus disembunyikan selamanya.

TAMAT

More Chapters