Ficool

Chapter 9 - Chapter 8 – Penjaga Kesadaran

 

Pagi di Drexan tidak pernah sama.

Kadang disambut asap dari pabrik tua. Kadang dengan suara bayi menangis. Tapi pagi itu, Drexan disambut dengan sunyi yang tidak biasa. Sunyi… yang mengancam.

Kalea membuka pintu ruang penyimpanan tempat mereka menginap, wajahnya kaku.

"Auren, bangun. Kita harus pergi."

Auren membuka mata. Tubuhnya masih lelah, pikirannya berat setelah malam penuh cerita yang membuat dunia lamanya semakin jauh. Tapi tatapan Kalea membuatnya langsung duduk tegak.

"Ada apa?"

"Mereka datang."

Auren terdiam sejenak, lalu tubuhnya dingin. Ia tahu siapa yang dimaksud Kalea—bukan prajurit, bukan polisi. Tapi sesuatu yang jauh lebih dingin dan presisi: Penjaga Kesadaran.

Makhluk setengah manusia, setengah sistem. Dibentuk untuk mendeteksi anomali dalam pemrosesan neuro-emosi. Jika seseorang mulai menunjukkan tanda "kesadaran berlebih"—keraguan, rasa bersalah, bahkan mimpi aneh—mereka akan datang. Dan menghapus.

Mereka keluar dari ruang sempit itu, menyelinap di antara lorong sempit Drexan. Dari jauh, Auren bisa melihatnya: tubuh tinggi berlapis logam kelam, tanpa wajah, hanya sepasang lensa merah menyala di topeng bulat. Langkahnya tidak menimbulkan suara. Tapi semua orang tahu—ke mana pun dia melangkah, seseorang tidak akan kembali.

"Berapa banyak?" bisik Auren.

"Tiga. Itu berarti mereka yakin kau ada di sini," jawab Kalea cepat. "Kita harus pisah. Mereka tidak bisa membaca emosi kalau kita terpecah."

"Apa kau yakin?"

"Percayalah. Aku dibesarkan sambil bersembunyi dari mereka."

Auren ragu. Tapi Kalea sudah menariknya ke persimpangan dan mendorongnya ke jalur berbeda.

"Temui aku di lorong bekas pabrik jam dua belas. Kalau kau tak datang… aku akan anggap kau tak selamat."

Auren ingin protes, tapi suara mendekat. Lensa merah Penjaga berpendar di sudut lorong. Tak ada waktu. Ia berlari.

Napasnya berat. Bukan karena lelah, tapi karena panik. Ini pertama kalinya ia benar-benar takut. Bukan cemas. Bukan bingung. Tapi takut hidupnya akan berakhir sebelum ia benar-benar hidup.

Di balik tembok tua, ia menahan napas. Penjaga melintas—diam, dingin, seperti mimpi buruk dari dunia steril yang selama ini mengaku penuh kedamaian.

Tapi mimpi buruk itu nyata. Dan Auren sadar, tak ada kembali. Ia sudah terdeteksi.

Sistem tahu.

 

More Chapters