Kael'Zar merasakan ancaman yang mendekat. Ia tahu bahwa kekuatan fisik ras Saiyan yang baru lahir tidak akan cukup untuk menghadapi entitas purba seperti Gorguth. Ia sendiri, meskipun memiliki tubuh Omni Saiyan, masih mengandalkan kekuatan insting.
"Aku harus menjadi lebih dari sekadar pejuang terkuat," pikirnya. "Aku harus menjadi hukum itu sendiri."
Maka, ia memulai jalan kultivasinya yang sesungguhnya, sebuah sistem yang ia sebut "Nyala Api Kosmik".
Tahap 1: Penguasaan Jiwa: Ia bermeditasi di puncak tertinggi Sol'Korr selama seratus tahun tanpa bergerak, membiarkan jiwanya menyatu dengan ritme planet. Ia belajar memisahkan kesadarannya dari tubuhnya, memperkuat kehendaknya hingga menjadi setajam pedang.
Tahap 2: Pemahaman Hukum: Ia tidak lagi hanya menggunakan Hukum Api, tetapi mempelajarinya. Ia terjun ke dalam lautan magma, merasakan setiap percikan dan ledakan sebagai bagian dari bahasa alam semesta. Ia menyadari bahwa api bukan hanya kehancuran, tetapi juga perubahan, penciptaan, dan kehendak.
Tahap 3: Kultivasi Tubuh (Kultivasi Tubuh): Ia tidak lagi hanya bertarung melawan monster. Ia terbang ke sabuk asteroid, menghancurkan meteor seukuran bulan dengan tangan kosong. Ia mendekati lubang hitam kecil, menggunakan gravitasinya yang ekstrem untuk melatih ketahanan tubuhnya hingga ke tingkat molekuler.
Melalui proses ini, Kael'Zar tidak hanya menjadi lebih kuat, tetapi juga lebih bijaksana. Ia mulai menciptakan teknik-teknik pertamanya sendiri, bukan berdasarkan insting, tetapi berdasarkan pemahaman mendalam tentang cara kerja alam semesta.
Ia sedang bersiap. Bukan hanya untuk perang, tetapi untuk menjadi pilar yang akan menopang seluruh peradaban ciptaannya saat badai kosmik tiba.