Ficool

Chapter 15 - Hutan yang Hilang Secara Tiba-Tiba

Bab 15: Spiral Terakhir

Langit di atas Zanovaar berubah merah darah.

Di kejauhan, Arvan melihat spiral Tokyo—bukan hanya terbuka, tapi mengembang menjadi lubang dimensi raksasa. Seperti pusaran badai di angkasa, menghisap segala energi kehidupan di sekitarnya.

"Jika spiral itu pecah sepenuhnya, lapisan langit akan runtuh," ujar Roh Penjaga Pertama."Dan tidak akan ada batas antara dimensi."

Arvan memejamkan mata. Tangan kirinya menggenggam energi hijau spiral alam. Tangan kanannya… energi merah spiral waktu.Keseimbangan.

Ia berdiri di tengah lingkaran kristal dan berkata lirih,

"Bukan dunia yang perlu berubah… tapi kita yang harus mendengarkan."

Sementara itu, di Tokyo…

Liria dan pasukan Penjaga berjuang menahan spiral terbuka. Mereka membentuk kubah pelindung, tetapi tanah terus retak. Awan turun seperti kabut hidup. Orang-orang mulai menghilang satu per satu—bukan mati, tapi terhisap keluar dari realitas.

Liria berkomunikasi langsung lewat kristal komunikasi.

"Arvan! Kita tidak bisa menahan ini lebih lama! Jika kau bisa tutup spiral dari atas, lakukan sekarang!"

Di Zanovaar, Arvan mulai memutar panel kendali spiral. Enam kristal menyala. Tapi kristal terakhir—Tokyo—masih pecah dan tak stabil.

Ia tahu satu-satunya cara menutupnya:

Menjadi segel itu sendiri.

Roh Penjaga berkata,

"Jika kau menjadi bagian dari spiral, kau bisa menutupnya dari dalam. Tapi kau… tidak bisa kembali."

Arvan menggenggam batu spiral terakhir, lalu menatap langit dunia yang membentang di bawahnya.

Ia memikirkan ibunya, Liria, tim Penjaga, semua manusia yang bahkan tidak tahu dunia mereka hampir musnah.

Lalu dia berkata:

"Aku tidak akan kembali sebagai siapa aku. Tapi aku akan selalu ada di batas dunia."

Dia melompat—menyatu dengan spiral Tokyo dari atas langit.

Tubuh Arvan terurai menjadi cahaya spiral yang membungkus pusaran merah. Spiral itu menjerit, lalu melambat… dan perlahan menutup.

Energi kembali tenang. Cahaya menyelimuti bumi.

Spiral terakhir tertutup.

Beberapa hari kemudian…

Langit kembali biru. Kota Tokyo selamat. Zanovaar perlahan menghilang, kembali tertidur.

Liria berdiri di puncak gunung Siluwangi. Di tangannya, sehelai kristal kecil bercahaya hijau dan merah… milik Arvan.

"Dia menyatu dengan dunia," gumamnya."Dia bukan hilang. Dia… menjaga kita dari balik spiral."

Di tempat lain…

Seorang anak kecil sedang berjalan di hutan, dan menemukan sebuah batu spiral setengah tertanam.Saat menyentuhnya, suara lembut terdengar di benaknya:

"Jaga seimbang. Dengarkan bumi. Dengar langit. Dan jika spiral berbicara… jawab dengan hati."

TAMAT.

More Chapters