Ficool

Chapter 5 - Bab 7 ( Alkein - Ruhosi )

Bab 7 – Jejak Tersembunyi di Lembah Sunyi

Langit menggantung gelap di atas Lembah Nahrvala. Kabut hitam tebal merayap pelan di antara pohon-pohon tinggi yang bengkok, seolah enggan memperlihatkan apa yang tersembunyi di dalamnya. Di sinilah Ruhosi, bocah berusia delapan tahun lebih sedikit, melangkah seorang diri, meninggalkan tanah Ras Bayangan untuk pertama kalinya dalam hidupnya.

Langkahnya ringan, namun penuh tekad. Retakan di kulitnya terus mengeluarkan asap hitam lembut, dan kalung dari tulang monster yang tergantung di lehernya bergetar pelan, seakan menyambut sesuatu… sesuatu yang telah menunggunya sejak lama.

"Wah... tempat ini kayak perut monster sakit perut…" gumam Ruhosi, menggaruk kepalanya dan tertawa kecil sendiri.

Namun tawanya terhenti saat sebuah suara berat bergemuruh dari balik kabut.

> "Langkahmu membawa bau kegelapan... tapi jiwamu belum tenggelam."

Seekor makhluk besar perlahan muncul — sesosok raksasa bermata satu, dengan tubuh separuh batu separuh daging, membawa gada besar dari akar pohon tua yang menyatu dengan tengkorak binatang liar. Ras ini dikenal dengan nama Ormol, penjaga gerbang Lembah Sunyi. Ras purba yang hidup dalam kesendirian dan terikat sumpah untuk menguji setiap makhluk yang melintas.

"Apa aku harus jawab 'iya' atau 'makasih'…?" Ruhosi cengengesan, tapi jari-jarinya sudah mengepal. Aura hitamnya merayap lebih pekat di sepanjang retakan ototnya.

> "Jika ingin lewat… lawan aku. Jangan tahan kekuatanmu, Anak Asing."

Gada besar itu menghantam ke tanah — menciptakan gelombang kejut hingga pohon-pohon mencicit dan tanah bergetar.

Ruhosi melompat tinggi, matanya bersinar. Mata kiri hijaunya membelah gelap, sementara mata kanan yang separuh putih dan hitam berputar cepat—mencari celah.

"Coba tangkap aku dulu!" teriak Ruhosi sambil berlari zigzag dan melempar batu kecil... ke arah hidung raksasa itu.

Batu itu? Ternyata memicu letupan dari tumbuhan meledak khas lembah itu. Raksasa Ormol terlempar beberapa meter ke belakang!

> "Kau main licik?!"

"Enggak tuh. Aku cuma... bermain dengan lingkungan~," jawab Ruhosi dengan nada manja. Tapi sejurus kemudian, ia berlari maju, dan—

Braakkkk!!

Tinju Ruhosi menghantam perut Ormol, lalu dengan gerakan akrobatik yang nyaris mustahil untuk anak seusianya, ia menendang dagu raksasa itu dan membuat makhluk besar itu limbung.

Tapi Ormol bukan ras sembarangan. Tubuhnya menyerap kekuatan tanah, dan dari belakangnya muncul enam tangan batu tambahan yang berayun cepat ke arah Ruhosi.

Seketika, kabut hitam di tubuh Ruhosi menebal. Ia menciptakan cangkang bayangan — perisai yang muncul dari retakan tubuhnya sendiri.

"Hehe… kamu gede, tapi kurang lincah!"

Pertarungan pun berubah menjadi pertunjukan kecepatan dan kekuatan. Ruhosi menghindar, menyerang, melompat, tergelincir… tapi selalu tersenyum. Di sela pertarungan, ia bahkan sempat duduk di pundak Ormol dan berkata:

"Tapi kamu bau banget, lho. Udah berapa abad gak mandi, Bang?"

Pertarungan berakhir saat Ruhosi mengunci tangan batu Ormol dan mengaktifkan pecahan kekuatan Ras Bayangan: Segel Hitam Rengkuhan — sebuah teknik yang menahan energi musuh tanpa membunuhnya.

Ormol terjatuh, terengah… dan tertawa.

> "Kau… menyenangkan. Aneh. Dan gila."

Ruhosi mengangguk, lalu tersenyum dengan penuh cahaya.

"Aku Ruhosi. Dan aku mau keliling dunia buat… cari tahu siapa aku."

Ormol bangkit perlahan, lalu membuka jalan rahasia menuju terowongan batu. Dari sanalah Ruhosi akan memulai petualangan ke wilayah Ras Kabut Hijau — makhluk halus yang hanya bisa dilihat oleh mereka yang pernah menghadapi diri gelapnya sendiri.

Dan dari jauh… seseorang memperhatikan Ruhosi dari balik celah dimensi. Sosok berjubah ungu dengan mata berlapis kristal biru gelap. Ia membisikkan sesuatu ke angin:

> "Akhirnya kau keluar dari persembunyianmu, Ruhosi... Mari kita lihat... apakah darahmu akan menolak takdir, atau menaklukkannya."

>

More Chapters