Ficool

Chapter 3 - bab 3 misi pertama

Dian keluar dari gubuknya, udara pagi yang lembab menyambutnya. Desa Kumuh mulai menggeliat, suara batuk, teriakan anak-anak, dan dentingan peralatan masak perlahan memecah kesunyian. Meski kehilangan sebagian ingatannya, tekad Dian tidak goyah. Ia perlu mencari cara untuk bertahan hidup dan menjadi lebih kuat.

Langkah pertama adalah mencari makanan. Dengan perutnya yang kosong, ia tidak akan bisa berpikir jernih, apalagi berlatih. Ia berjalan menuju pasar kumuh, sebuah area terbuka yang penuh dengan pedagang kaki lima dan pembeli yang berusaha mendapatkan harga terbaik. Bau busuk sampah bercampur dengan aroma rempah-rempah yang kadang-kadang muncul, menciptakan aroma khas Desa Kumuh yang tidak menyenangkan.

Dian melihat sekeliling, mencari sesuatu yang bisa dimakan. Ia tidak punya uang, jadi dia harus menggunakan otaknya. Mencuri bukanlah pilihan yang baik, karena hukuman di Desa Kumuh sangat berat. Ia melihat seorang pedagang buah yang kondisinya sedang melayani pembeli. Di perjanjian, ada beberapa buah apel yang busuk, tidak layak dijual.

Dengan hati-hati, Dian mendekati pedagang itu. "Paman, bisakah saya meminta apel yang busuk itu? Saya sangat lapar," katanya dengan suara yang sopan.

Pedagang itu menoleh, wajahnya yang lelah tampak agak melembut. "Kau anak yatim itu, kan? Ambil saja. Jangan sampai dimakan lalat," jawabnya sambil menunjuk tangan.

Dian tersenyum tulus. "Terima kasih, Paman. Semoga dagangan Paman laris manis."

Ia mengambil apel-apel busuk itu dan menjauh dari keramaian. Ia membersihkan apel-apel itu sebisa mungkin dengan air dari sumur umum, lalu bergaul dengan lahap. Rasanya tidak enak, tapi setidaknya tidak lagi keroncongan.

Sambil makan, Dian terus berpikir. Ia perlu menemukan cara untuk mendapatkan poin sistem. Saya ingat bahwa sistem memberikan misi harian.

[Misi Harian: Bantu Warga Desa Kumuh (0/1). Hadiah: Sistem 10 Poin.]

"Membantu warga Desa Kumuh? Kedengarannya mudah, tapi sulit," gumam Dian. Warga Desa Kumuh sibuk dengan masalah mereka sendiri. Tidak mudah menemukan seseorang yang membutuhkan bantuan.

Ia terus berjalan, memperhatikan sekelilingnya. Ia melihat seorang wanita tua yang kesulitan membawa keranjang penuh kayu bakar. Dian segera mendekatinya. "Bibi, bisakah aku membantu membawakan keranjang ini?" tanyanya.

Wanita itu menatap Dian dengan curiga. "Kau siapa? Kenapa kau ingin membantu?"

"Saya hanya ingin membantu, Bibi. Saya tidak meminta ketidakseimbangan apa pun," jawab Dian dengan jujur.

Wanita itu tampak ragu, tapi akhirnya mengangguk. "Baiklah, tapi hati-hati. Keranjang ini berat."

Dian mengangkat keranjang itu dengan mudah. Kayu bakarnya memang berat, tapi tidak seberat beban hidup yang ditanggungnya. Ia berjalan di samping wanita itu, mengantarnya sampai ke rumahnya yang reyot.

Sesampainya di rumah, wanita itu mengucapkan terima kasih. "Terima kasih, Nak. Kau anak yang baik."

[Misi Harian Selesai. Hadiah: Sistem 10 Poin.]

Dian tersenyum puas. 10 poin sistem lumayan untuk permulaan. Ia sekarang memiliki 25 poin sistem setelah dikurangi biaya penggunaan Deteksi Energi. Ia berencana untuk menabung poin-poin itu sampai ia bisa membeli keterampilan yang lebih berguna.

Saat ia berjalan kembali ke area pasar, ia mendengar keributan. Beberapa orang berkerumun di sekitar seorang pria yang terbaring di tanah. Dian mendekat untuk melihat apa yang terjadi.

"Dia dirampok! Para berandal itu mengambil semua uangnya!" kata seorang wanita dengan panik.

Dian melihat pria itu. Ia seorang pedagang sayur yang biasa berjualan di pasar. Wajahnya pucat dan tangannya gemetar.

Dian teringat pada kejadian malam sebelumnya. Energi Malign dan kehilangan ingatan. Instingnya mengatakan bahwa ia harus menjauhi masalah, tapi ia tidak bisa mengabaikan penderitaan orang lain.

Ia melihat sekeliling. Tidak ada yang berani mengejar para perampok. Mereka terlalu takut. Tapi Dian tidak takut. Ia memiliki sistem, dan ia memiliki tekad.

[Pemicu Misi Tambahan: Tangkap Perampok dan Kembalikan Uang kepada Korban. Hadiah: 100 Poin Sistem, Reputasi di Desa Kumuh.]

"100 poin dan reputasi?" Dian menelan ludah. Ini adalah kesempatan yang bagus untuk mendapatkan poin sistem dan meningkatkan posisinya di Desa Kumuh. Tapi ini juga sangat berbahaya. Para perampok itu pasti bersenjata dan berpengalaman.

Setelah berpikir sejenak, Dian memutuskan untuk menerima misi tambahan itu. Ia tahu ini adalah risiko besar, tapi ia harus mengambilnya. Ia tidak bisa membiarkan para perampok itu lolos begitu saja.

"Siapa yang melihat ke arah mana para perampok itu pergi?" tanya Dian dengan suara yang lantang.

Beberapa orang menunjuk ke arah jalan setapak yang mengarah ke hutan. Dian mengangguk. "Aku akan mengejar mereka," katanya.

Beberapa orang tertawa sinis. "Kau gila! Kau pikir kau bisa menangkap mereka?"

"Biarkan saja dia mencoba. Paling juga babak belur," kata yang lain.

Dian tidak mempedulikan mereka. Ia tahu apa yang harus ia lakukan. Ia berlari menuju jalan setapak, bertekad untuk menangkap para perampok itu dan mengembalikan uang kepada korban. Perjalanan Dian untuk menjadi kuat baru saja dimulai, dan kali ini, ia akan bertaruh segalanya.

More Chapters