Ficool

Chapter 11 - Pilihan yang Membebani

Di dalam Void Sanctum, Edwin berdiri tegak, tubuhnya diselimuti oleh kabut tipis yang seakan tidak memiliki arah. Ruangan tersebut terasa tak terbatas, seolah-olah waktu dan ruang berpadu menjadi satu. Di sekelilingnya, bayangan-bayangan samar mulai muncul, membentuk sosok-sosok yang sudah tidak asing baginya—arwah-arwah para kultivator legenda yang telah lama meninggalkan dunia fisik.

"Edwin..." suara berat, namun penuh wibawa, bergema di udara, datang dari salah satu sosok yang paling menonjol di antara mereka. Sebuah bayangan besar, bercahaya merah keemasan, muncul di hadapannya. Sosok itu adalah Hesperos, salah satu kultivator legendaris yang dikenal sebagai penguasa alam semesta yang tiada tandingannya pada masanya.

Edwin menundukkan kepalanya, mengingat betapa besar pengaruh Hesperos di dunia kultivasi. "Kuhormati kalian semua," jawabnya, suaranya terdengar mantap meski ada sedikit keraguan di hatinya. Ini adalah kesempatan besar, namun juga tantangan yang berat. Apakah dia siap untuk memikul beban yang akan datang?

Para arwah kultivator legendaris hanya menatapnya dengan penuh harapan, seolah menilai keputusannya.

"Kami telah mengamati perjalananmu, Edwin. Kekaisaran Aurathar, kekuatan yang ada dalam dirimu, serta keputusanmu untuk mengasingkan diri dari dunia luar," kata Hesperos, nadanya tenang namun mengandung bobot yang luar biasa. "Namun, ada hal yang lebih besar yang menantimu di dunia ini—pilihan yang tidak bisa dielakkan."

"Pilihan apa itu?" Edwin bertanya, meskipun dia sudah mulai merasakan ketegangan yang mengalir di seluruh tubuhnya. Setiap kata dari Hesperos seperti sebuah ancaman yang tak terucapkan.

"Sebuah pilihan yang akan menentukan nasib seluruh Arkos," jawab Hesperos. "Apakah kamu akan menjaga keseimbangan dunia ini, atau menghancurkannya demi kekuatan yang lebih besar?"

 

Edwin terdiam, mencerna kata-kata itu. Pilihan ini bukan sekadar keputusan pribadi—ini akan mempengaruhi nasib semua orang di Arkos. Ke mana arah yang akan dia pilih?

Hesperos melanjutkan, "Jika kamu memilih untuk menjaga keseimbangan, maka dunia ini akan terus berputar seperti seharusnya. Namun, itu tidak akan mudah. Kekuatan yang datang dengan pilihan ini adalah tanggung jawab besar, dan banyak yang harus berkorban agar keharmonisan ini tetap terjaga."

Edwin menggigit bibirnya, mengingat semua yang telah terjadi di dunia ini. Kekaisaran Aurathar yang rapuh, faksi-faksi yang bertarung demi kekuasaan, dan rakyat yang menderita akibat perang dan ketidakpastian. Namun, pilihan ini tidak hanya melibatkan kesejahteraan mereka—dunia ini, Arkos, adalah sebuah entitas yang hidup, dan keseimbangannya tergantung pada para kultivator yang mampu menjaga aura alam semesta tetap utuh.

"Dan jika aku memilih untuk menghancurkan Arkos?" tanya Edwin, suara dan matanya penuh dengan keberanian yang baru tumbuh dalam dirinya.

Hesperos menghela napas, dan bayangan-bayangan lainnya mulai bergerak mendekat, seperti menunggu jawaban dari pertanyaan tersebut. "Mungkin kamu akan memperoleh kekuatan yang tak terbatas. Dunia ini akan hancur, namun setelah itu... setelah kehancuran, ada kemungkinan terciptanya dunia baru, sebuah dunia yang lebih sesuai dengan kehendakmu. Tapi ingat, kehancuran ini akan membawa dampak yang tidak bisa kamu prediksi—penderitaan, kebingungan, dan hilangnya banyak nyawa."

Edwin merasakan seberkas rasa ngeri menyelimuti dirinya. Menyaksikan kehancuran Arkos bukanlah sesuatu yang diinginkannya. Namun, kekuatan yang terhampar di hadapannya seperti godaan yang sangat kuat. Keinginan untuk menjadi lebih kuat, untuk mengubah dunia ini sesuai dengan pandangannya, mulai tumbuh dalam dirinya.

"Saya harus berpikir panjang tentang ini," gumam Edwin, matanya terpejam sejenak. Semua yang telah dia pelajari, semua yang telah dia alami—semuanya menuju titik ini, di mana keputusan ini akan menentukan hidupnya selanjutnya. Tidak hanya hidupnya, tetapi juga hidup seluruh penduduk Arkos.

 

"Kami tidak meminta jawabanmu sekarang, Edwin," kata Hesperos dengan suara yang penuh kebijaksanaan. "Namun, waktu tidak akan menunggumu selamanya. Pilihanmu harus dibuat dengan bijaksana, karena dunia ini sudah berada di ujung jurang. Para faksi yang berebut kekuasaan hanya akan memperburuk keadaan jika tidak ada yang menghentikan mereka."

Edwin mengangguk perlahan, merasa seberat beban yang diletakkan di pundaknya. Namun, di dalam hatinya, sebuah pertanyaan lebih besar muncul—apa yang harus dia lakukan agar keputusan ini bukan hanya untuk dirinya sendiri, tetapi juga untuk orang-orang yang dia cintai?

Ketika bayangan-bayangan para kultivator legendaris mulai menghilang satu per satu, hanya Hesperos yang tetap tinggal di hadapannya. Wajah sang kultivator legendaris kini terlihat lebih manusiawi, lebih penuh dengan empati.

"Apapun keputusan yang kau pilih, Edwin, ingatlah satu hal," Hesperos berkata pelan, "Kekuatan tidak selalu datang dari menghancurkan, tetapi dari kemampuan untuk memahami dan menyeimbangkan segala sesuatu."

Edwin merasa kata-kata itu seperti mantra yang meresap ke dalam dirinya. Mungkin ada kebenaran dalam kata-kata itu, tetapi apakah dia cukup bijaksana untuk menerimanya? Apa yang lebih penting—menjaga keseimbangan atau menghancurkan untuk menciptakan dunia baru yang lebih kuat?

Saat arwah Hesperos menghilang, Edwin berdiri di tengah Void Sanctum, terbungkus dalam kesendirian yang berat. Waktu seakan berjalan sangat lambat, dan pikirannya melayang jauh, berputar-putar mencari jawaban. Dunia Arkos yang telah dia kenal kini berada di ambang kehancuran, dan semua itu bergantung pada pilihannya.

Edwin menatap ke langit tak berujung yang membentang di atasnya, merasakan kehadiran kekuatan besar yang mengelilinginya. Kini, hanya satu hal yang tersisa—keputusan yang harus dia buat, keputusan yang akan menentukan nasib Arkos, dan dirinya sendiri.

Apakah dia akan memilih untuk menjaga keseimbangan dunia, ataukah dunia ini akan hancur karena ambisinya sendiri? Tidak ada yang bisa memprediksi jawabannya, dan hanya waktu yang akan mengungkapkan kebenaran dari pilihannya.

More Chapters