Ficool

Chapter 201 - Pertemuan Terakhir

Zirzota Elite High School.

Cyberrun Astra L 500 City.

Terlihat seluruh siswa dan siswi berkumpul dialtar halaman sekolah dengan wajah sedih. Bagaimana tidak pak Rem akan berhenti mengajar karena dia harus menjalankan kesibukan lain.

Perpisahan itu sangatlah sedih pasalnya guru laki laki tampan itu terkenal ramah dan aysik.

"Cuma perpisahan biasa tapi mengapa para siswa begitu berat menerimanya?"

Emmanuel hanya menatap bingung sebab Rem seakan guru yang begitu diidolakan bagi semua siswa.

Terbukti semuanya tampak berjejer berbaris rapi bahkan memberikan hadiah perpisahan mereka. Meski sebenarnya Rem hanya mengajar selama beberapa hari saja, bahkan tak sampai lima hari lamanya.

"Tenanglah Ara, tidak usah sedih aku hanya pergi sementara waktu saja...

Storm membelai rambut panjang pacarnya tengah memeluknya dengan erat.

Arabels begitu berat melepaskan kepergian lelaki pujaan hatinya. Walau dia mempunyai banyak bodyguard keamanan yang ditugaskan langsung oleh ayahnya, jika dia berada dalam bahaya dari jauh.

Tetap saja Rem adalah priotas hatinya, dia lebih nyaman dilindungi oleh sang pacar daripada penjaga bawahan ayahnya.

"Hiks, Hiks...

"Apa kakak lama pergi meninggalkanku? Bagaimana jika kita berdua tidak bisa bertemu kembali?"

Arabels menangis tersedu sedu dipelukan kekasihnya itu khawatir jika dia tidak akan pernah melihatnya lagi.

Semua orang baik para siswa Zirzota School ataupun Teacher sekolah hanya memandang mereka berdua dengan diam.

Dryna, dia merasa kasihan pada sahabatnya karena mereka berdua harus berpisah karena keadaan yang mendesak.

Begitupun Emmanuel, pria tua itu merasa Rem begitu spesial dihati gadis itu hingga dia tidak rela untuk berpisah.

"Terkadang dalam hidup mengajarkan menerima keadaan dan membiarkan perpisahan itu tiba"...

Mungkin kisah mereka berdua akan abadi didalam ingatan mereka selamanya.

Storm sangatlah bahagia sekali, selain dia begitu dihormati disekolah ini. Dia juga beruntung mempunyai Arabels yang mencintainya sepenuh hati.

Walaupun Storm sadar mereka harus tetap berpisah, sebab tak selamanya dia terbuai oleh keindahan dunia ini.

Karena sejatinya ambisinya adalah mengembara dialam semesta tak berujung ini. Storm menghela nafas kasar sembari menatap langit cerah dengan sendu.

"Aku tak mungkin bisa terus bersamamu namun aku senang karena aku bisa merasakan apa itu kepedulian...

"Hal yang kunantikan selama ini setelah semuanya sirna tertelan takdir yang berusaha membunuh diriku!"

Storm mengusap kepala Arabels dengan sambil tersenyum senang karena ini adalah momen terakhir mereka bersama.

Entah tidak tahu kapan dirinya bisa keluar dari TGV Games, sebab bagaimana juga makhluk yang dia hadapi adalah seorang dewa.

Storm tidak bisa memastikannya apa dia masihlah hidup atau tidaknya, namun dia merasa tidak begitu yakin karena dunia virtual itu berbeda dengan dunia nyata.

"Aku ingin ikut bersamamu kak!"

"Kita bisa berpetualang melihat dunia bersama sama! Apa kamu tega melihatku seperti ini?"

Arabels memohon dengan mata berbinar berharap dia bisa ikut bersama kekasihnya itu.

Dunianya terasa hampa jika tidak melihat kehadirannya. Tidak masalah jika mereka harus mati asalkan bersama, maka Arabels rela demi sang pujaan hatinya.

Storm tertawa dengan kencang lalu mengacak acak rambut gadisnya itu, perkataannya terasa geli untuk dia dengarkan.

"Tidak perlu Ara, kamu hanya perlu menungguku saja meski aku tak bisa menjamin entah berapa lama kita bisa bertemu kembali...

"Namun satu hal yang pasti, sejauh manapun aku berada dihatiku hanya ada kamu seorang!"

Storm berucap dengan bijak agar Arabels tetap melanjutkan perjalanan hidupnya.

Dia masih terlalu lemah jika memasuki alam abadi, Storm tentu tak akan membiarkannya harus menjadi incaran dari entitas kuat dari dimensi lain.

Storm berharap Arabels tetap melanjutkan kehidupannya saat ini seperti kuliah setinggi mungkin. Lalu meraih impiannya dengan bahagia atas prestasi yang diraihnya.

"Ara, aku menyadari betapa susahnya kamu menentukan ini semua?"

"Namun jika kamu merindukanku kamu bisa melihat bintang dilangit malam, meski jarak waktu memisahkan kita berdua tetapi cinta kita tetaplah tulus dari hati kehati!"

Storm berkata dengan nada berat, berat untuk dia harus berpisah dalam waktu yang lama.

"Tapi kak, aku--

"Selamat berpisah Ara, ingatlah tentang aku dan perpisahan kita ini...

"Karena jarak tak akan mengubah cinta kita berdua selamanya!"

Setelah berkata seperti itu Storm melepaskan pelukannya lalu melangkah meninggalkan tempat ini, tempat dimana dia mengajar dan kenangan indah yang terbuat.

Arabels berdiri dengan wajah sedih berlinang air mata menatap kepergian sang pujaan hati. Gadis cantik itu melambaikan tangannya dengan pelan melepas perpisahan mereka.

"Selamat jalan kak...

"Aku selalu berjanji padamu akan setia menunggumu datang menemuiku kembali!"

Arabels hanya bisa berharap dengan hati yang rapuh akan perpisahan mereka berdua.

Dunia ini terlalu singkat bagi seorang manusia lemah seperti dirinya. Mungkin dihari tuanya nanti Arabels bisa kembali bertemu dengan kekasih hatinya, meskipun dia tidaklah sama seperti dulu seorang gadis cantik penuh keceriaan.

Bukan tidak mungkin waktu mengajarkan untuk melepaskan kepergian sang pujaan hati. Menunggunya dimasa tuanya yang penuh dengan kesepian, menanti pertemuan yang dinanti nantikan mereka berdua bahkan ajal menjemputnya.

More Chapters