Ficool

Chapter 1 - PROLOG 0

"Apakah aku harus bunuh diri saja?" dengan suara lirih ia menatap lantai kamarnya yang dingin. Di sana,di dalam dirinya yang penuh akan kegelisahan yang tak berujung dan tak berdasar,terdapat hati yang terasa ganjal yang selalu bergejolak meminta untuk mengakhiri ini semua.

Ia menatap sekitar, mencari keberadaan sebuah silet yang selalu ia gunakan untuk melukis dan menghiasi pergelangan tangannya yang kini, telah penuh akan sayatan tak beraturan. Dengan tatapan mata yang datar dirinya tak lagi akan mendengarkan omongan para serigala di sekolahnya. Ini terasa sangat sakit,penuh akan tantangan,dan cobaan yang ia tak tahu apakah tuhan benar-benar memberikan semua ini kepadanya sebagai apa.

"Oh,lord.. what am i gonna do right now after this things again?" K-juam masih mempertanyakan lagi,apa yang harus ia lakukan setelah hal ini lagi.

Sebuah rumah kecil hanya ada dua orang tua,dirinya,dan para adik-adiknya yang masih kecil. K-juam harus selalu menjadi kesatria yang tak berkuda untuk adik-adiknya. Kedua orang tuanya selalu bertengkar atas kesalahan sepele dan penuh hal tak berlogika. Keluarga yang tak dapat di banggakan ini harus ia pertahankan,walau dirinya harus jatuh mati dan terluka parah pun kata hancur harus jauh dari dirinya.

Ia kini hanya mampu melindungi. Bukan untuk menenangkan,menengahi,atau membantu untuk mencari jalan yang lebih baik.

Lantas dengan waktu yang secara tiba-tiba menjadi lambat,dirinya berhenti melukis dilengannya dengan silet yang hampir saja mulai memberi bekas itu lagi. K-juam menatap pasrah kepada nasibnya yang tak ada kata tamat di sepanjang harinya,setidaknya sampai ia membatalkan apa yang akan dirinya lakukan sekali lagi. Dirinya hampir gila dibuatnya oleh segala urusan kehidupan yang melelahkan ini,semua bertabrakan memintanya untuk terluka sedikit demi sedikit,jika luka itu sedikit lebar maka dunia akan melebarkannya lagi.

K-juam kembali merebahkan tubuhnya di atas kasur,ia menghembuskan napas sesak yang sedari tadi mengkengkang batinnya.

Ia berbaring menatap langit-langit yang hanya di terangi cahaya remang-remang,di dalam anganya ia melihat scenario palsu tentang dirinya menjadi orang yang baik di masyarakat dan disegala hal.

Scenario itu tak nyata,tetapi dalam dirinya ia mencoba untuk menginginkan hal yang rapuh dan fana itu nyata.

Dalam hati ia mencoba mencari jalan lain selain melukis di lengannya dan berangan-angan yang tak pasti. Otaknya kini seakan tak mampu diajak untuk berkerja sama dalam mencari cara,pada akhirnya K-juam hanya mendapat jalan buntu di sana. Ia menghela napas sedalam-dalamnya untuk menenangkan diri dari getaran kekhawatiran yang entah mampir sebab apa. Ia tak ingin menangis,menangis tak akan menyelesaikan masalahnya. Bahkan Tuhan pun enggah untuk membantu jika dirinya menangis.

Ruangan yang gelap dan pengap yang hanya di sinari oleh lampu yang hampir lenyab,K-juam hanya bisa berguling-guling setiap beberapa menit di atas kasurnya. Untuk meminta bantuan ia rasa tak akan bisa,seluruh orang yang pernah ia beri pertolongan kini menjauh dan tak ingin kembali membantu dirinya.

"Jika aku harus seperti ini,lebih baik tak usah di lahirkan," ungkapnya.

Kini dari arah pintu yang dingin ia mendengar ketukan halus yang entah sejak kapan itu terdengar. K-juam kembali terduduk dan menghela napas jengkel,mengapa harus ada orang yang mengetuk-ngetuk pintu kamarnya tanpa ada seizin-pun darinya. Namun,ia tak mendengarkan ada suara seseorang di sana,hanya ada kesunyian dan rasa hampa yang ia rasakan saat ini. Apa mungkin aku berhalusinasi? Batinnya kebingungan.

Ia beranjak dari kasurnya untuk menelusuri keluar ada apa di sana,langkahnya sedikit demi sedikit melambat saat dirinya hampir sampai pada dinding pintu yang keras dan dingin. Sayangnya,perasaan ini kembali,lagi.

Dengan perlahan dunia yang ia pijak terasa seperti berputar terlalu cepat,ruangan yang ia tempati kali ini terlihat kabur dan kurang jelas, bagian-bagian dalam tubuhnya terasa seperti di pukul oleh benda-benda tumpul,dan juga tubuhnya mendadak melemas. Tanpa banyak pergerakan lainnya K-juam langsung terduduk lemah,napasnya tak beraturan,dirinya mencoba untuk mengendalikan pernapasannya namun gagal dan tersedak.

"A-ada apa denganku?" tanyanya pada dirinya sendiri dengan bingung.

Dalam telinganya ia dapat mendengar gemuruh orang-orang yang sepertinya berada di depan pintu kamarnya saat ini. Entah apa yang terjadi padanya,ia terengah-engah dan merasa kurang kuat dan sesak di sana. Ia paham kamarnya pengap namun masih ada ventilasi udara di atas langit-langit kamar. Seluruhnya bergetar dan K-juam tak mampu menahannya lebih lama lagi.

CLEK!

"Appro,apakah itu kamu?" rintih K-juam kesakitan.

Pintu dihadapannya secara tiba-tiba terbuka,menampakan sesosok hitam tinggi dengan cahaya kuning keputihan terang di belakangnya. Oh,rupanya sang malaikat telah sampai. Malaikat itu memberikan tali panjang berukuran 15meter untuk dirinya gunakan bergelantungan di langit-langit angkasa.

Ini.. adalah keinginannya,tolon

g jangan hentikan saat ini.

K-juam mengambil tali tersebut. Namun di dalam dirinya selalu bertanya-tanya,apakah aku benar-benar harus melakukan ini?

Ruang hampa di dalam dirinya kini kian meluas, K-juam hanya seorang yang butuh seseorang untuk menemaninya di samping. Akan tetapi ia tersadarkan pada sebuah fakta,salah kedua temannya telah tiada di dunia ini.

Mata K-juam kian memanas dan mengeluarkan bulir air yang membasahi pipinya. Tak apa,seorang laki-laki pantas untuk menangis. Dirinya pantas menangisi ini,sehingga untuk sejenak kata akhir harus menjauh darinya.

Di dalam pikirannya terekam jelas beberapa sahabatnya yang dulu pernah menjadi satu,namun setelah salah satu dari mereka tiada,mereka semua berpisah.

K-juam segera mengambil ponselnya yang tergeletak di lantai,entah kenapa barang persegi panjang ini bisa berada di bawah sana. Setelah menyalakan benda tersebut,ia mendapati pesan dari salah seorang sahabatnya.

 "K. Tolong! Buka pintunya,kami khawatir dengan keadaanmu di dalam sana." 

Namun,seolah pesan tersebut seperti angin yang datang mampir dan pergi, K-juam menghapus pesan tersebut yang muncul di layar ponselnya.

K-juam menghela napasnya dalam dalam,kini pandangannya kembali kabur dan di sertai jatuhnya air mata yang membasahi pahanya.

Sesak yang merajam dadanya kembali lagi. Ini berita buruk untuknya,sebab K-juam tak pantas untuk seperti ini.

Seakan di sihir oleh seseorang. Dirinya dapat mendengar suara Approniar untuk menyuruhnya melakukan hal yang keji ini. Jantungnya berdetak kencang,napasnya tak beraturan. Setenang apapun yang ia lakukan suara-suara tersebut mendistraksi segala caranya.

Namun, bayang-bayang tentang seorang perempuan berparas cantik nan anggun merengkuhnya entah dari mana. Perasaan yang dulu pernah runtuh kini kian mengabur seperti debu.

Secara tidak langsung K-juam kembali menyalakan ponselnya,mencari sebuah lagu dari penyanyi Mitski yang berjudul "Once more to see you."

Dirinya tak tahu lagi,kini ia berada di ambang kehancuran di dalam mentalnya.

"But with everybody watching us, our every move 

We do have reputations

We keep it secret

Won't let them have it."

Lirik dari lagu tersebut membuatnya sedikit mengingat kenangan "bersama mereka."

Dan pada akhirnya K-juam.

Memilih jawabannya...

More Chapters