Ficool

Chapter 147 - BAB 138: MENGHADAPI SANG NAGA

Pelepasan kekacauan yang disengaja oleh Luffy dan Zoro di jantung benteng Kaido.

​Pesta di Lantai Utama Onigashima adalah pemandangan luar biasa ribuan bawahan Kaido berpesta dengan makanan, sake, dan kegembiraan yang kacau. Di atas panggung utama, di antara tumpukan daging panggang raksasa, Luffy dan Zoro tiba-tiba melancarkan serangan.

​Serangan itu dimulai ketika Luffy, yang seharusnya menyamar sebagai peserta festival, mencium bau yang tak tertahankan.

​"MEAAATTTT!!!"

teriak Luffy, melupakan semua rencana infiltrasi.

​Luffy melompat ke atas meja perjamuan, tangannya meraih paha daging raksasa, sementara Zoro merengut di sebelahnya.

​"Dasar bodoh! Kau seharusnya menunggu sinyal!" gerutu Zoro, meskipun ia sudah siap dengan pedang di tangan.

​ Pembukaan di isi dengan Tarian Pedang dan Tinju

​Detik berikutnya, kekacauan meledak.

​"BAJAK LAUT TOP... YAMETE!!" raung salah satu Headliners Kaido yang mengenali topi jerami Luffy yang mencolok.

​Zoro tidak membuang waktu. Ia menarik ketiga pedangnya dengan kecepatan kilat, menciptakan tornado bilah hijau di sekelilingnya.

​"ONIGIRI!"

​Tiga tebasan kuat dilepaskan, memotong balok-balok es, meja, dan puluhan bawahan Kaido dalam satu sapuan bersih. Zoro bergerak seperti badai yang fokus, membersihkan area di sekitar Luffy, yang sedang... makan.

​🍖 Luffy: Kekuatan dan Makanan

​Luffy, dengan mulut penuh daging, melawan dengan Haki yang baru diasahnya.

​[HAKI BARU LUFFY]: Saat seorang Pleasure (bawahan Kaido) mencoba menyerang dari belakang, Luffy, berkat Foresight Haki-nya, melihat serangan itu 0.5 detik sebelum terjadi. Dia tidak menghindar, melainkan melompat sambil mengunyah, mengubah sudut serangan Gomu Gomu no Pistol sambil memegang paha daging di tangan kirinya.

​"Punyaku!" seru Luffy, sambil menembakkan tinju ke wajah musuh.

​Dia benar-benar bertarung sambil makan. Dia menggunakan daging sebagai perisai, atau bahkan sebagai senjata untuk membingungkan musuh sebelum menjatuhkan mereka dengan tinju yang diperkuat Haki.

​"Kau tidak akan mendapatkan dagingku!" teriak Luffy pada musuh yang jatuh, seolah-olah pertarungan itu hanyalah perselisihan di meja makan.

​Melihat kekacauan Komandan Tertinggi Segera Bereaksi

​Kekacauan ini segera menarik perhatian tiga All-Stars (Komandan Tertinggi Kaido) yang berada di VIP Section

​King (Menteri Kebakaran) segera terbang.

​Queen (Menteri Wabah) tertawa terbahak-bahak. "Dasar Topi Jerami! Mengira dia bisa menyerang di pesta kami! Aku akan mengubahnya menjadi hidangan penutup!"

​Jack (Menteri Kekeringan) langsung berubah menjadi mode gajah mamut dan mengamuk.

​"Jangan biarkan mereka naik ke atas!" perintah Queen, menembakkan laser dari mulutnya.

​Zoro menangkis laser itu dengan pedangnya, sementara Luffy melompat ke dinding, menghindari ledakan Queen, dan tetap mengunyah daging di mulutnya.

​"Zoro! Aku akan mencari tempat yang lebih tenang untuk makan!" teriak Luffy, menyelinap melewati celah.

​Mereka mengunci Lantai Pesta, pikir Zoro, tersenyum. Rencana Kai berhasil.

​Zoro, dengan tekad yang dingin, menghadapi Queen dan pasukan besar. Misi pengalihan telah dimulai.

​Saat Luffy dan Zoro menciptakan kekacauan di Lantai Pesta, Kai, Law, dan Jimbei kini harus memanfaatkan celah yang berharga ini untuk mencapai atap.

Law dan Kai mencapai atap untuk menghadapi Kaido.

Sanji menggunakan Raid Suit untuk merusak logistik Kaido di dalam istana.

Sanji saat ia menjalankan misi stealth untuk menciptakan kekacauan logistik yang akan melemahkan Kaido dari dalam, menggunakan teknologi yang paling ia benci.

Angin Hitam dan Misi Logistik

​Saat Luffy dan Zoro memulai pertarungan yang hiruk pikuk di Lantai Pesta, Sanji meluncurkan misi solonya.

Ia telah mengenakan Raid Suit (Pakaian Tempur) Germa 66 yang ia benci, karena teknologi ini menawarkan Invisibilitas (kemampuan menghilang) yang sempurna sesuatu yang sangat ia butuhkan sekarang.

​Infiltrasi Tak Terlihat

​Sanji, yang dijuluki "Stealth Black" oleh kru, melayang di koridor istana, tidak terlihat oleh mata telanjang. Rasa jijiknya terhadap Raid Suit itu luar biasa, tetapi ia tahu bahwa misinya adalah kunci.

​"Aku tidak percaya aku menggunakan alat sialan ini," bisik Sanji. "Tapi demi Nami-swan dan Robin-chan, aku akan menjadi hantu."

​Misinya sederhana: menghancurkan gudang senjata utama Kaido dan fasilitas komunikasi.

​Sanji menyelinap ke gudang bawah tanah. Tempat itu dipenuhi dengan senjata berteknologi tinggi yang dicuri Kaido, termasuk meriam, amunisi, dan, yang paling penting, Buah Iblis Buatan (SMILE) yang merupakan sumber kekuatan bagi ribuan bawahan Kaido.

​Sanji segera menemukan titik vital. Ia tidak bisa membawa semua senjata, tetapi ia bisa membuatnya tidak berguna dan berbahaya.

​Menggunakan Diable Jambe (Kaki Iblis) yang diperkuat dengan Raid Suit, Sanji melancarkan tendangan yang sangat presisi ke sistem pendingin gudang amunisi.

​"JEU DE COUPE! (Permainan Pukulan!)"

​Dia tidak menyentuh amunisi itu secara langsung, tetapi ia memicu serangkaian kerusakan struktural pada pendingin. Dalam beberapa menit, suhu akan naik, menyebabkan reaksi berantai yang akan menghancurkan gudang tersebut.

​ Memotong Komunikasi

​Selanjutnya, Sanji bergerak ke ruang komunikasi. Di sana, ia menemukan operator yang sibuk mencoba mengatur pasukan untuk menanggapi kekacauan Luffy dan Zoro.

​Sanji, yang tidak terlihat, melumpuhkan operator dengan tendangan ringan yang sangat cepat, tepat di saraf leher.

​Menggunakan kemampuan Raid Suit untuk memotong gelombang radio, Sanji menghancurkan panel komunikasi utama. Komunikasi antara Onigashima dan armada luar Kaido terputus total.

​Headliners di luar istana tidak akan menerima perintah.

​All-Stars di dalam istana harus mengandalkan Den Den Mushi biasa, memperlambat reaksi mereka.

​Misi sabotase Sanji berhasil. Ia menciptakan bom waktu logistik.

​Sanji melirik ke pintu keluar gudang. Aku harus kembali ke Lantai Pesta untuk membantu Zoro, tapi aku perlu memastikan para Komandan Tertinggi tetap terdistraksi.

​Menggunakan sisa api dari Diable Jambe yang ia simpan di sepatu Raid Suit-nya, Sanji menyulut tumpukan Kimono yang disimpan untuk festival.

​Api menyebar dengan cepat. Alarm kebakaran tambahan berbunyi, dan asap tebal mulai naik dari lantai bawah, menambah kekacauan yang sudah diciptakan Luffy di atas.

​Sanji telah menyelesaikan misinya: ia membuat Kaido buta, tuli, dan kekurangan amunisi, memberikan aliansi keunggulan krusial yang diperlukan untuk mencapai atap.

​Sanji menghilang kembali ke bayangan, bergerak menuju Lantai Pesta untuk mendukung Zoro dan kemudian mencari Kai dan Law.

​Kekacauan di Onigashima kini berlapis:

​Lantai Pesta (Atas): Luffy dan Zoro vs. All-Stars Kaido (Pengalihan Utama).

​Ruang Komunikasi dan Gudang (Bawah): Api dan sabotase (Pengalihan Logistik Sanji).

​Misi Law dan Kai mencapai atap untuk menghadapi Kaido.

Bagaimana Zoro bertahan menghadapi All-Stars (Queen/Jack) di tengah Lantai Pesta.

Roronoa Zoro, yang kini menjadi jangkar pertempuran di Lantai Pesta, menghadapi tekanan luar biasa dari dua Komandan Tertinggi Kaido.

​Pengalihan Tak Tergoyahkan Zoro vs. All-Stars

​Lantai Pesta Onigashima telah berubah menjadi zona perang yang kacau balau. Luffy telah ditarik ke dalam pertarungan liar dengan ribuan bawahan Kaido, sambil tetap mencoba mencari makanan. Sementara itu, Zoro berhadapan langsung dengan Queen (Menteri Wabah) dan Jack (Menteri Kekeringan) dua dari tiga All-Stars Kaido.

​Kekuatan Brutal Melawan Keahlian

​Jack, dalam wujud Mamut raksasa, mengayunkan belalainya, menghancurkan meja batu dan pilar-pilar.

​"Minggir, pendekar pedang rendahan! Aku akan menghancurkan Topi Jerami!" raung Jack.

​Queen, dalam wujud Brachiosaurus yang besar, meluncurkan serangan laser dari mulutnya (teknologi Germa yang ia curi dan modifikasi).

​"Hahaha! Jangan terburu-buru, Jack! Aku akan mengubahnya menjadi sushi dengan racun baru!" ejek Queen.

​Zoro berdiri di tengah, tiga pedang di tangan, menghadapi serangan ganda dari dua raksasa.

Ia tahu perannya adalah bertahan dan menjaga agar semua All-Stars tetap di Lantai Pesta.

​Zoro memfokuskan Haki Persenjataan-nya pada ketiga pedangnya, membuatnya bersinar hitam pekat.

​"Kalian terlalu berisik untuk pesta!" balas Zoro, menghindar dan memblokir dengan kecepatan yang nyaris tidak mungkin.

​Teknik Baru yang di pakai berhasil Menguasai Api

​Zoro menyadari bahwa ia tidak bisa terus menerus menghindari serangan area luas dari Jack dan Queen. Ia perlu serangan balik yang besar.

​Ia mengaktifkan Kitetsu (salah satu pedangnya) dan memfokuskan tekadnya untuk melampaui batas.

​"ICHIDAI SANZEN DAISEN KAI! (Teknik Tiga Pedang Bencana Ribuan Dunia!)"

​Zoro melompat, melepaskan gelombang kejut pemotongan raksasa yang tidak hanya memotong udara, tetapi juga membelah salah satu belalai Jack.

​Namun, yang paling mengejutkan adalah Queen. Queen menembakkan serangan api dari senjatanya. Zoro, yang terinspirasi oleh teknik Sanji (walaupun ia tidak akan pernah mengakuinya), secara naluriah menarik Shusui dan memfokuskan Haki sedemikian rupa sehingga ia memotong api itu sendiri.

​"RITUAL API PENGUSIR ROH!"

​Zoro berhasil memotong api itu, bahkan menciptakan gelombang panasnya sendiri, yang mengenai Queen dan Jack.

​Kekuatan Pengalih Janji pada Luffy

​Zoro dipukul mundur oleh Brachio Bomber milik Queen, yang merobohkan seluruh dinding panggung.

​"Kau hebat, pendekar pedang!" raung Queen. "Tapi kau kelelahan! Di mana kaptenmu?"

​Zoro meludah, darah mengalir dari pelipisnya. Ia melihat Luffy masih asyik berkelahi di kerumunan sambil memegang tulang daging. Luffy harus bertahan di bawah. Dan Law serta Kai harus mencapai atap.

​Zoro berdiri tegak, membiarkan aura Ashura-nya yang menakutkan menyelimuti dirinya. Tekadnya bukan hanya untuk menang, tetapi untuk memegang janji dan melindungi kaptennya.

​"Kaptenku sedang makan siang. Aku adalah pintu gerbang. Dan kalian tidak akan pernah melewatinya!" raung Zoro.

​Zoro melemparkan dirinya kembali ke tengah-tengah Queen dan Jack, memaksakan pertarungan intens dan brutal, menjangkar seluruh kekuatan Kaido di Lantai Pesta, dan memberikan waktu berharga bagi Law dan Kai untuk menyusup ke tempat yang tidak bisa ditembus.

​Misi pengalihan Zoro berhasil. Dia menjadi tembok yang tak tergoyahkan.

​Zoro berhasil menahan dua All-Stars. Sekarang, fokus beralih ke tim infiltrasi.

​ Tim penyusup utama, Law dan Kai, saat mereka menggunakan kekacauan yang diciptakan di bawah untuk mencapai puncak istana, di mana Yonko Kaido sedang menunggu.

Langkah Terakhir ke Atap

​Dengan Luffy dan Zoro mengunci tiga All-Stars (Jack, Queen, dan kini King yang juga telah bergabung) di Lantai Pesta, dan Sanji menciptakan bencana logistik di lantai bawah, Trafalgar Law dan Kai memiliki celah yang singkat namun krusial.

​Mereka dan Jimbei bergerak cepat melalui lorong-lorong belakang istana, menghindari Headliners dan Pleasures yang panik karena kekacauan yang terjadi.

​ Teleportasi Vertikal

​"Kita tidak punya waktu untuk tangga, Kai-ya," desis Law, memandang ke atas, ke langit-langit setinggi ratusan meter yang memisahkan mereka dari atap.

​Jimbei mengangguk. "Aku dan aliansi akan bertahan di sini. Kalian berdua harus pergi! Jangan biarkan pengalihan ini sia-sia!"

​Law mengaktifkan kekuatannya. "ROOM!"

​Sebuah kubah besar berwarna biru-hijau terbentuk di sekitar mereka. Law, menggunakan Room secara berulang dan cepat, memindahkan dirinya dan Kai secara vertikal melalui struktur atap dan pilar, melintasi beberapa lantai dalam hitungan detik.

​Kai merasakan pusing yang luar biasa akibat teleportasi cepat tersebut, tetapi ia harus menjaga konsentrasinya.

Mengunci Pintu Gerbang

​Mereka tiba di sebuah platform kecil, tepat di bawah atap istana. Di sini, udara menjadi dingin, dan terasa aura Haki yang sangat berat Haki Kaido yang menindas.

​Law menunjuk ke pintu gerbang baja raksasa yang mengarah ke atap. "Ini adalah pintu terakhir. Jika kita membukanya, Kaido akan tahu kita ada di sini."

​Kai menyadari ini adalah momen penulisan takdir. Ia tidak boleh melakukan Anchor Plot yang rumit, karena energinya terbagi, dan ia harus siap untuk pertarungan naratif yang lebih besar dengan Kaido. Ia hanya perlu momentum.

​[HAKI PENULIS: ANCHOR PLOT MOMENTUM]

​Fokus: Pintu Gerbang Atap.

​Intervensi: Tuliskan 'Kerusakan Mekanis yang Terjadi Tiba-Tiba' pada mekanisme pintu gerbang, menyebabkan pintu 'terbuka setengah' dan 'macet' secara acak.

​KREEKKKKK!

DHARR!

​Pintu gerbang baja itu tiba-tiba bergetar, mengeluarkan asap, dan terbuka setengah, lalu macet.

​"Pintu gerbang macet, Law! Celah sudah terbuka! Ayo masuk!" seru Kai.

​Law menyeringai.

"Keberuntunganmu selalu aneh, Kai-ya."

​🐉 Menghadapi Sang Naga adalah mau ku

​Law menggunakan Room untuk mengeluarkan dirinya dan Kai melalui celah yang macet.

​Mereka berdua berdiri di atap Onigashima, di bawah langit malam yang diterangi bulan purnama. Angin bertiup kencang. Pemandangan itu luar biasa, tetapi fokus mereka tertuju pada satu sosok

​Kaido, dalam wujud manusianya yang raksasa, berdiri di tengah atap, memegang Kanabō (gada berduri) raksasanya. Dia sedang menenggak sake, tetapi matanya yang kuning menatap tajam ke arah mereka.

​"Jadi, akhirnya, tikus-tikus kecil itu mencapai sarang naga," raung Kaido, suaranya menggelegar seperti guntur. "Aku tahu ada yang aneh. Semua kekacauan di bawah itu hanyalah pengalihan."

​Kaido mengayunkan Kanabō-nya dengan santai, tetapi kekuatan anginnya sudah cukup untuk membuat Law dan Kai terhuyung.

​"Kalian Bajak Laut Topi Jerami dan ahli strateginya. Kalian pikir kalian bisa mengalahkanku?" Kaido tersenyum, senyum yang mematikan.

​Kai melangkah maju, tangannya memegang Den Den Mushi internal yang menghubungkannya dengan Luffy di lantai bawah.

​"Aku bukan Bajak Laut, Kaido. Aku adalah orang yang menulis akhir cerita ini," kata Kai, menarik napas. "Dan aku datang untuk memberitahumu Kekuasaanmu telah berakhir."

​Law berdiri di samping Kai, siap mengaktifkan Room untuk pertarungan. Namun, Kaido hanya tertawa.

​"Kau berani," raung Kaido. "Tapi itu tidak penting. Yang penting adalah... siapa yang akan mati pertama?"

​Law dan Kai telah berhadapan langsung dengan Kaido, tetapi mereka tidak sendirian. Mereka adalah pemimpin strategi yang harus menahan Kaido sampai Luffy dan Zoro tiba.

More Chapters