Ficool

Chapter 6 - The Author dan the return

Kael menatap pria itu, merasakan kehadirannya dengan jelas. Dari penampilannya saja, Kael bisa menangkap begitu banyak hal—kekayaannya, latar belakangnya, sifatnya, bahkan kebiasaan-kebiasaan kecil yang tak terlihat jelas. Semua itu seolah terbuka di hadapannya. Namun pria itu menepis klaim yang Kael kira benar tentang dirinya, membuat Kael sedikit terkejut. Ada rasa penasaran yang muncul—seolah pria itu mampu menembus pikirannya, mengetahui apa yang Kael pikirkan tanpa kata-kata.

Kael tetap tenang, tidak takut sedikit pun. Ia menyadari bahwa ini bukan lawan biasa; ada kekuatan dan kecerdasan di balik tatapan pria itu. Setiap gerakan, setiap ekspresi, seakan menjadi bagian dari percakapan terselubung yang hanya mereka berdua pahami. Pria itu seolah mengakui kehebatan Kael sebagai Main Character, namun dengan nada bercampur kagum dan sedikit frustrasi, membuat Kael semakin penasaran.

Mereka berjalan menjauh dari kerumunan yang sudah dialihkan Kael sebelumnya. Langkah demi langkah membawa mereka ke suatu tempat yang sama sekali berbeda—tempat yang dipenuhi cahaya lembut, memantul di setiap permukaan dan menciptakan atmosfer hampir mistis. Kael terpana sesaat; keindahan dan kesempurnaan tempat itu membuatnya merasa kecil, tapi juga menegaskan tujuan awalnya.

Di tengah cahaya itu, Kael merasakan perhatian penuh dari pria itu. Aura yang terpancar begitu kuat, menandakan kekuasaan dan kewibawaan, namun tetap menyertai rasa hangat—penghargaan bagi Main Character yang telah lama ia ciptakan. Setiap gerakan pria itu, dari cara ia menatap hingga langkahnya, mengekspresikan maksudnya tanpa kata, sambil menyampaikan rasa kagum, kekagetan, dan sedikit tantangan kepada Kael.

Kael menyadari bahwa pria ini adalah Author-nya—pencipta yang jauh lebih sempurna dari dirinya, sosok yang mampu membentuk dunia dan cerita di sekelilingnya. Wujud pria itu kemudian berubah, bercahaya dan hampir sempurna, melampaui kesempurnaan Kael sendiri. Kael terpesona, merasa seperti anak kecil yang melihat sesuatu yang luar biasa. Meskipun begitu, ia tetap menahan diri; rasa kagum tidak membuatnya kehilangan kendali.

Melalui narasi kehadirannya, Author "mengundang" Kael untuk memasuki tempat yang seharusnya menjadi ruang Main Character-nya. Keindahan dan cahaya yang mengelilingi mereka seakan berbicara, menuntun Kael, tapi juga menguji ketegasan dan kecerdikannya. Kael tahu bahwa meskipun Author menguasai segalanya, pertemuan ini bukan sekadar formalitas. Ada tujuan, ada pertanyaan yang harus dijawab, dan ada tantangan yang harus dihadapi.

Kael menyadari, di balik semua keindahan dan kekuasaan itu, terselip pesan yang jelas—sebagai Main Character, ia harus memahami tanggung jawabnya. Namun Kael memilih untuk tetap bijak, menunda langkah lebih jauh, dan memastikan bahwa setiap keputusan yang ia ambil berasal dari pikirannya sendiri. Ia menegaskan niatnya: pembicaraan harus terjadi terlebih dahulu sebelum ia benar-benar melangkah ke "ruang" yang dijanjikan.

More Chapters