Ficool

Chapter 3 - You are... really Main Character?

Setelah pulang sekolah, Elior memutuskan untuk menghampiri Kael. Ia ingin mengobrol lebih jauh dan mungkin membangun persahabatan yang baru. Namun, langkah mereka terhenti ketika sekelompok siswa datang menghadang. Mereka adalah saingan Kael—siswa-siswa yang tak pernah terima selalu kalah dari sang "MC" di berbagai bidang.

"Hei, Kael! Kali ini kami nggak akan kalah lagi!" teriak salah satu dari mereka sambil maju.

Elior, tanpa berpikir panjang, mencoba membantu. "Hei, tunggu! Jangan begitu!"

Tapi usahanya sia-sia. Seketika, mereka kalah telak, tersungkur satu per satu, sementara Kael berdiri tenang, wajahnya datar namun penuh aura dominan. Dengan beberapa gerakan sederhana, ia mengalahkan mereka semua dengan mudah, tanpa terlihat terlalu berusaha.

Saat pelarian musuh itu menjauh, Kael menatap jauh ke depan, dan sebuah ingatan terlintas di kepalanya—flashback. Gosip di gerbang, suara Elior, dan kata-kata dingin Kael sendiri: "Aku adalah sang MAIN CHARACTER." Kata-kata itu bergema di pikirannya, seolah menegaskan posisi dan tanggung jawab yang selalu ia bawa, bahkan tanpa diminta.

Elior menatap Kael dengan kagum, sekaligus sedikit takut. "Kamu… benar-benar kuat," ucapnya, masih mencoba menenangkan diri.

Kael tersenyum tipis. "Ini bukan soal kekuatan. Kadang, yang dibutuhkan hanyalah… memahami peranmu."

Setelah ketegangan itu reda, mereka pergi bersama ke toko buku favorit Kael. Di sana, di antara rak-rak penuh novel dan DVD animasi, suasana menjadi hangat dan santai.

Kael menunjuk sebuah rak penuh novel klasik. "Cerita fiksi itu bukan sekadar hiburan, Elior. Bagi seorang pembaca, ia adalah seni kehidupan. Setiap karakter, konflik, dan keputusan adalah refleksi dari manusia—dengan semua kesalahan, kemenangan, dan pembelajaran yang menyertainya."

Elior mendengarkan dengan penuh perhatian, matanya berbinar. "Aku nggak pernah mikir begitu… aku kira itu cuma cerita biasa."

Kael tersenyum. "Itu sebabnya kamu harus belajar melihatnya dengan mata seorang pembaca sejati. Saat kamu memahami cerita, kamu juga belajar memahami diri sendiri, dan dunia di sekitarmu."

Mereka pun terus berbincang, tenggelam dalam dunia fiksi

More Chapters