Bab 1 – Villa di Tengah Hutan
Gerimis turun perlahan malam itu, menari di atas dedaunan hutan. Di kejauhan, cahaya kuning hangat dari sebuah villa kecil bernama Iconplay tampak berpendar di tengah gelapnya malam.
Rendra, pria berusia tiga puluh yang baru saja kehilangan arah hidup setelah patah hati dan gagal dalam pekerjaannya, melangkah masuk ke villa itu dengan koper kecil. Tujuannya sederhana: mengasingkan diri, menjauh dari hiruk pikuk kota yang membuat dadanya sesak.
Namun, alih-alih kesepian, ia mendapati seorang gadis sudah lebih dulu menghuni ruang tamu villa. Rambutnya basah oleh gerimis, matanya menatap kosong ke arah jendela.
"Eh… maaf, ini villamu?" tanya Rendra kikuk.Gadis itu menoleh pelan. "Aku Keisha. Sepertinya kita berbagi tempat yang sama."
Rendra mengangguk, meski hatinya penuh tanya. Malam itu, dua orang asing dipertemukan oleh hujan dan kesunyian.
Bab 2 – Rahasia yang Disembunyikan
Hari-hari berikutnya, Rendra mulai terbiasa melihat Keisha duduk di beranda villa, menulis sesuatu di buku catatannya. Senyum jarang sekali terbit di wajahnya, tapi sorot matanya menyiratkan seseorang yang kuat meski menyimpan luka.
Suatu malam, di bawah cahaya bulan, mereka berbincang lebih lama dari biasanya."Aku datang ke sini karena ingin melupakan seseorang," ucap Rendra akhirnya.Keisha tersenyum tipis. "Kita sama. Bedanya, aku bukan cuma ingin melupakan… aku ingin sembuh."
Jawaban itu membuat Rendra semakin penasaran. Ada beban di balik kalimat Keisha, sesuatu yang ia sembunyikan rapat-rapat.
Bab 3 – Luka yang Sama
Gerimis kembali turun, membawa hawa dingin yang menusuk. Keisha akhirnya bercerita sedikit demi sedikit—tentang ayahnya yang meninggalkan keluarga, tentang kekasih yang mengkhianati kepercayaannya, dan tentang betapa ia merasa selalu salah menaruh harapan.
Rendra mendengarkan dengan seksama, lalu berkata, "Mungkin kita pernah salah memberi hati pada orang yang salah. Tapi itu bukan berarti hati kita salah. Mungkin kita hanya belum menemukan tempatnya."
Keisha menatap Rendra, dan untuk pertama kalinya, sebuah senyum kecil lahir di wajahnya. Senyum yang sederhana, tapi membuat malam itu terasa lebih hangat.
Bab 4 – Ujian di Tengah Malam
Kedekatan mereka semakin terasa. Namun ketika perasaan mulai tumbuh, Keisha tiba-tiba menarik diri. Ia menerima telepon dari seseorang yang kembali mengusik masa lalunya.
"Aku takut, Ren," ucap Keisha dengan suara bergetar. "Takut kalau semua ini hanya singgah sebentar. Takut kalau kamu juga akan pergi seperti yang lain."
Rendra menatapnya dalam. "Kalau aku masih di sini, di sampingmu, apa itu belum cukup bukti?"
Keisha terdiam. Hujan semakin deras di luar, tapi keheningan di antara mereka jauh lebih riuh.
Bab 5 – Merenda Harapan
Malam terakhir mereka di villa tiba. Rendra tahu, besok mereka harus kembali ke dunia nyata masing-masing. Namun ia tak ingin semua ini berakhir tanpa kepastian.
Di bawah langit malam yang dihiasi bulan purnama, ia menggenggam tangan Keisha erat."Aku nggak tahu masa depan kita seperti apa. Tapi satu hal yang aku tahu… aku ingin bersama kamu. Membuatmu tersenyum lagi. Merenda harapan yang dulu kamu kira sudah hilang."
Air mata Keisha jatuh, bukan karena sedih, melainkan lega. Ia mengangguk, lalu menyandarkan kepalanya di bahu Rendra.
Villa kecil bernama Iconplay itu menjadi saksi, bahwa dua hati yang rapuh akhirnya saling menemukan kekuatan. Dan di bawah langit malam yang gerimis, cinta baru mulai dirajut—cinta yang memberi mereka harapan untuk kembali hidup.
✨ Tamat