Hujan deras membasahi jalanan kota. Rafael berdiri di bawah atap halte, menatap air yang jatuh deras, seolah menyembunyikan keresahan di hatinya.
Di tengah riuh hujan, Rafael melihat seorang gadis berlari kecil, menutupi kepalanya dengan buku tipis yang jelas tak cukup menahan derasnya air. Ia hampir tergelincir, membuat Rafael refleks melangkah cepat.
"Eh, hati-hati," ucap Rafael sambil menahan lengannya.
Gadis itu mendongak, napasnya tersengal, wajahnya basah, tapi senyum tipisnya justru membuat Rafael terpaku.
"Terima kasih," katanya lirih. "Aku Tia."
Rafael hanya bisa tersenyum. Ada sesuatu dalam tatapan gadis itu—sebuah cerita yang belum terucap, tapi entah bagaimana, Rafael merasa hidupnya tak akan lagi sama setelah hari itu.