Ficool

Chapter 1 - RAHASIA BOLA KOTAGG

Bab 1 – Stadion yang Berbisik

Suara sorakan ribuan penonton menggema di Stadion KotaGG malam itu. Lampu sorot menembus langit gelap, menciptakan lingkaran cahaya yang seakan menjadi panggung bagi para pahlawan lapangan hijau. Namun di balik kemegahan itu, ada sesuatu yang tidak biasa.

Aldo, seorang wartawan muda yang baru pindah ke Jakarta, datang meliput laga final turnamen tahunan KotaGG. Baginya, ini hanya tugas biasa. Tapi sejak masuk ke area tribun VIP, ia merasakan hawa dingin yang merayap di kulit. Angin berembus, membawa bisikan yang tak jelas."Cari… bola… itu…"Aldo menoleh ke kanan dan kiri, tapi tak ada siapa pun di sana.

Pertandingan dimulai. Bola pertama kali disentuh oleh kapten tim tuan rumah, dan saat itulah Aldo melihatnya—bola itu berkilau aneh di bawah cahaya lampu, seolah menyimpan sesuatu di dalamnya. Kilau itu bukan pantulan biasa, melainkan… sinar biru yang berkedip-kedip.

Bab 2 – Sang Penjaga Rahasia

Usai pertandingan, Aldo mencoba mendekati lapangan. Namun seorang pria tua dengan seragam penjaga stadion menghadangnya. Tatapannya tajam, seolah tahu maksud Aldo."Kamu lihat kilau itu, kan?" tanya pria tua itu tanpa basa-basi.Aldo terdiam."Jangan terlalu dekat dengan bola itu. Banyak yang sudah mencoba, dan… mereka tidak pernah kembali seperti semula."

Pria tua itu mengaku bernama Raka, mantan pemain KotaGG yang menghilang dari dunia sepak bola secara misterius dua puluh tahun lalu. Ia mengatakan bahwa bola itu bukan bola biasa, melainkan Bola Eterna—sebuah bola legendaris yang konon bisa memberikan kejayaan pada tim yang memilikinya, tapi dengan harga yang mengerikan.

Bab 3 – Jejak di Malam Hari

Rasa penasaran Aldo semakin membuncah. Malam itu, ia diam-diam kembali ke stadion. Gerbang sudah terkunci, tapi ia menemukan celah di pagar. Stadion dalam keadaan gelap, hanya diterangi cahaya bulan.

Di tengah lapangan, bola itu masih ada—tidak disimpan, tidak dijaga, seakan menantinya. Aldo melangkah mendekat, tapi setiap langkah terasa berat. Di udara, samar terdengar sorakan penonton dari masa lalu, suara wasit meniup peluit, dan… teriakan seseorang.

Saat tangannya hampir menyentuh bola, ia melihat bayangan sosok berseragam KotaGG berdiri di belakangnya. Sorot matanya kosong, dan bibirnya bergerak tanpa suara, seakan memberi peringatan terakhir.

More Chapters